Apalah daya aku tak bisa berbut apa apa dengan kejadian semalam Rizal mengunggah gambarku itu ke sosial medianya. Siapa sih yang nggak tau anak paskibra populer itu, pastilah banyak komentar yang enggak enggak. Malu sekali aku, apa kata siswa lain yang tau kalau aku yang menggambar dengan memberi memo kecil di sudut kertas.
Pemandangan yang sungguh permai. Lapangan sekolahku terlihat hidup dengan adanya siswa yang bermain basket dengan riang dengan backsound daun dan ranting yang tertiup angin . namun suasana hatiku tak seriang mereka yang berebut bola dengan strateginya. masih saja teringat.
'' Rik?''. datanglah seorang siswa menggunakan seragam putih abu- abu dengan ukuran pres- body .
''Ri.. zal? sejak kapan kamu disini?'' tanyaku dengan kaget.
'' barusan. Ohh ya, ngomong ngomong kamu masih marah nih sama aku? '' ungkapnya karena kejadian kemarin yang sangat tidaklah pantas diucapkan . karna itu menyakiti hati ku zal.
'' enggak''. mengganti pandangan menuju lapangan sekolah.
zal, kamu terdiam sejenak, tapi aku tetap melihat suasana dibawah dari atas kelasku tanpa memandangimu setelah kau bertanya. Karna aku terlanjur tidak terima, jujur saja.
'' When i am down, and oh my soul so weary.....
When troubles come and my heart burdened be.....
then iam still, await here in the silence... until you come and sit awhile with me.....''
Kutegakkan badanku dan menoleh kearah sumber suara yang merdu itu.
'' You raise me up, so i can stand on mountain...
You raise me up, to walk on stormy seas
I am strong when im on your shoulders..
you raise me up to more then i can be....''
senyum reflekku membuatmu sadar aku telah menikmati suara yang kau dendangkan. Rizal, andai kau tau betapa inginnya jantungku ini kabur dari posisinya. kamu berdiri dengan menyamakan tinggi badanku dan menatapku dengan jarak 20 cm.
'' Rik, kedip!!'' fuhhh . dengan membuang nafas kearah mataku
'' ehh.. ehh.. zal bau tau mulut kamu'' dengan pura pura menutup hidung
'' lebay deh. \. Rika, gimana aku dimaafkan yaa'' dengan senyum itu lagi dan tatapan itu lagi. ahh Rizaal kenapa kamu slalu berhasil membuatku tak berdaya untuk membiarkanmu memberiku senyum itu lagi.
'' hmm.. asal suatu saat nanti kamu menyanyikan lagu lagi kepadaku'' mencolek ujung batang hidungnya yang mancung itu
'' Pasti kok rik, kupastikan dengan lirik lagu yang kamu inginkan '' mencolek pipi kananku hingga bergetar. sampai ke hati eaakkk..
ku berharap kita seperti ini terus . nyaman saja rasanya walau sama sama tidak saling memiliki tapi tetap sama sama membuat kenyamanan tersendiri. ini saja cukup.
Tak lama kemudian, seorang siswa berlari dari arah punggungku langsung menarik lengan Rizal yang tetap memandangiku dengan agak kasar.
'' RIZAAAAL, TOLOONG PAK YITNO MENGEJARKUUUUU!!!!''
'' EHH, GERYYY KAMU MERUSAK SUASANAA AJA.. RIKA SAMPAI JUMPA NANTI'' melambaikan tangan kearahku dengan lengannya yang terseret.
hahaha.. dasar kau ini gumamku. ku berbalik badan dan menuju kelas . tak lama Pak Yitno berlari dengan membawa ranting pohon ceri kearah gery berlari.. untung saja suasana tak terlalu ramai.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku bertemu dengan Afwan di perpustakaan dengan membawa buku besar ensiklopedia tentang pandu. Ia menegurku dengan hangat.
''hy Rik''
''Hy wan, lagi bawa buku apa?''
'' Ensiklopedia tentang kepanduan Pramuka. disini menyediakan 1- 10 buku besar tentang kepanduan tapi kayaknya kurang ada yang minat buat baca padahal berguna banget buat kita makannya ku ingin baca, sayang bukunya tak boleh bawa pulang karna mahal harganya'' kesalnya.
'' iya ya, sampulnya masih mulus, bukunya tebel banget. coba cari bagian sandi ''
'' sandi.. sandii.... sandi... nah nih ketemu. .. hmm banyak juga yang gak aku tau tentang sandi . mungkin morse, rumput, lembah, kotak 1 2, sama AN. 'kimia pun baru ini tau''
'' wan wan, sandi kimia itu patokannya sama kayak morse hanya saja cara membedakannya itu kalau * titik diganti dengan huruf vokal sedangkan *garis huruf mati. mudahkan'' ujarku dengan menerangkan sedikit.
'' ya maklum Rik, aku bukan anak sandi, aku ahli bidang tali temali pioneering '' dengan menggaruk garukan kepalanya.
pembicaraan kami semakin hanyut
'' lho nak, kalian anak pramuka toh?'' tanya pak riko dengan tiba tiba
" iya pak kenapa" jawabku dengan Afwan bersamaan
'' kalo mau pinjem, dan bawa pulang silahkan saja tapi khusus anak pramuka saja. karna disini jarang ada yg minat baca buku itu tapi yaa mahal juga itu. jangan sampe hilang tapi'' ujar Pak Riko.
Afwan kesenangan. mungkin dia ingin sekal mendalami sandi sandi yang baru baru ini dia kenal.
'' Wan, kalo ada yg pingin kamu tau tentang sandi, aku bisa bantu kok''
'' Siap Rika, makasih yaa.. aku cabut duluu bye''
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacuku Sebagai Saksi Bisumu
Adventureternyata backstreet itu lebih menantang ya.Membuatku bertanya tanya apakah kau seolah tak peduli tapi tetap dengan perasaan yg sama atau bahkan kau memang tak menyembunyikan apapun dari wajah yg kau tampakkan setiap kali bertemu denganku? backstreet...