Keesokan harinya sampai disekolah orang orang pada membullyku habis habisan dan menyebarkan gosip kalau aku sudah jadian dengan Wira, apalagi Kiara kalau urusan begini,nomor satu banget dia mah. Aku jadi malu.
"Cie, jadi lu udah dikenalin ke ortunya Wira Nya?" viko bertanya padaku.
"Iya Vik", aku sedikit malu menjawabnya.
"Alah pake malu malu segala lagi lo Nya" Dewi teman sekelasku yang lain pun ikut ikutan menggoda.
"Alah doain aja ya teman biar Anya dapat yang terbaik, hihihi", Kiara mah suka nya gitu.
"Ehm, siapa yang jadian?" tiba tiba suara Feriska, Fatin, dan Felis muncul dihadapan kami.
"Wira sama Anya, calon pasangan baru" Sesa menyahut keras dan tegas.
"Dasar jablay, dari dulu suka nya ngrebut cowo orang", Felis berkata sambil mengibas ngibaskan rambutnya.
"Plis udah aku engga jadian sama Wira kok, kalian jangan salah paham" aku berusaha menjelaskan. Aku tau seberapa dalam perasaan Fatin ke Wira, dari dulu Fatin yang mengejar ngejar Wira, sampai Wira risih dengan perlakuan over-nya.
"Gausah sok sokan suci, gue udah tau niat busuk lo, awas lo tunggu aja tanggal mainnya! Ayo cabut gengs" Fatin mengomando antek antek bar barnya meninggalkan kelas.
Aku hanya mengelus dada, menyabarkan diriku."Sabar ya Anya, biarin aja dia mah setan", kata Kiara.
Aku, Kiara, Dewi, Sesa, dan Viko menuju ke lapangan karena kami terusik dengan kehebohan anak anak seantero sekolah, mereka dikejutkan dengan Mobil sport warna merah yang sudah berhenti dan mangkal didepan sekolah, wanita wanita seksi nan gemulai pun menyambut kedatangan mobil mewah itu. Aku sebenarnya sudah menebak jika itu adalah gebetan Diana, aku pun antusias ingin mengetahui bagaimana wajahnya dan seberapa tampan dia, paling juga cuma mirip mirip Wira kerennya. HAHAHA.
Tak lama kemudian ada seorang siswa yang turun dari mobil, bukan main, sungguh, sepatunya adalah sepatu bermerk yang bisa aku pastikan harganya paling mahal diseantero Maju Jaya. Kacamata hitamnya menambah pesona dan membekukan wanita wanita seksi dari sekolahku yang langsung tampil di deretan nomor satu untuk menyambut anak itu.
Sebentar, dia tampan, tetapi brengsek.
Ya, entah kenapa melihat sosok laki laki itu membuat dadaku sesak, belum terlihat jelas mukanya tetapi sungguh dadaku sakit sekali, apakah aku sudah gila? Belum kenal dan belum pernah bertemu saja aku begini, kenapa aku? Siapa dia?
Kesan tampan tapi brengsek sudah muncul saat melihat langkah lelaki berkacamata hitam itu. Mataku berair, reaksi apakah ini?"Anjir, sumpah keren banget itu cowo"
"Gila gila gila, gue rela mati demi dia dah"
"What the fuck, gue harus mutusin cowo gue sekarang juga!"
"Denger denger dia masuk kelasnya ipa 2, dan dia udah ujian semacam kenaikan tingkat di negera tempat dia sekolah makanya abis dia ujian laporan hasil belajarnya langsung jadi dan dia bisa pindah ke Indonesia, masuknya ke 10 ipa 2 calon 11 ipa 2"
Teriakan teriakan cewe centil itu terngiang ngiang di kepalaku, aku tak habis pikir maksud mereka, bikin pusing saja.
Hatiku mendadak sesak kali ini, dan aku tak tau aku terjangkit virus apa, aku lihat Diana melambai ke arahku dan Kiara. Dia langsung bergabung, dengan kami dan tersenyum tak henti hentinya.Dia pasti senang karena pangerannya sudah tiba.
Laki laki murid baru tadi tidak melangkah ke kerumunan melainkan langsung menuju ke kantor guru ditemani dengan asisten yang tampak membawakan berkas berkasnya. Dia terlihat keren dan berwibawa, aku akui itu, lebih berwibawa dari Wira malah. Dan karena magnet ke-kerenannya sudah menjangkiti seluruh siswi, jadilah mereka memotret anak baru itu terus. Haduh.

KAMU SEDANG MEMBACA
If This Was A Movie
Romance-You dont need to regret how did the past happen, you just need to try to move on and make a new life-