Enam

42 9 3
                                    

Sore ini Wira datang dengan senyuman khas yang masih jauh sekali dari senyum manis nan memikatnya si Kumara, yah, dia lagi lagi, dia lagi. Kalau dibandingkan sih ya faktanya jauh, Wira juga menawan di dunia ini, tapi masalahnya hatiku belum jedak jeduk didekat dia. Yasudalah.

Kulihat Wira membawakan sejumlah buku baru untuk perpustakaan dan juga makanan untuk anak anak panti. Dia adalah malaikat setelah Kumara, tapi kenangan yang Kumara torehkan lebih bermakna sampai saat ini mengalahkan berbagai kebaikan Wira.

Dimana kamu Kumara? Apa memang benar aku sudah tidak berarti sampai kamu menghilangkan jejak begini? Aku ini apa sih bagimu Kumara? Ah in sha Allah aku akan whatever.

Aku berusaha bahagia hari ini. Mengingat Wira Aditya adalah orang paling baik setelah teman teman sekelasku kecuali geng Ganggang Api. Saat aku melihatnya entah kenapa dalam mata Wira terpancar sinar kebahagiaan, apakah dia bahagia karena aku? Apakah benar aku sumber kebahagiaan dia? Cuek cuek begini aku bisa membedakan mana pandangan tulus dan tidak loh, jangan salah. Aku berdoa setiap hari agar cepat move on dari Kumara, tapi tampaknya Allah belum mengabulkan doaku, duh, miris sekali masih kelas 10 tapi hati sudah terenggut sama satu orang yang entah dimana keberadaannya dan seolah menghilang tanpa jejak.

Ditengah tengah lamunanku Wira menyapa "Kenapa Nya kok ngelamun? Aku udah disini hei, lama tidak ketemu, tidak adakah rasa kangen sedikit?"

" (tidak) ada Wir, tapi 0.00000001% hehehehe", jawabku nyengir lebar.

"Ah kamu, suka ngeselin, udah aku cape cape kesini, kamu malah bersikap seperti ngapain-sih-pake-kesini-segala-ini-orang"

"Bercanda ah Wir, aku (ga) kangen kok sama kamu, btw makasih ya semua ini, adik adik pasti senang, terutama Kak Fio, Kak Melinda, dan Kak Estri tidak usah repot repot membeli buku". Teman asal kalian tau, aku bilang kangen ke Wira saja pakai segala jurus jitu supaya tidak kikuk, mulutku saja yang bilang kangen, tapi hatiku? Tau sendirilah kangen dengan siapa. HAHA. PAHIT.

"Iya sama sama, Anya. Aku ikhlas kok ngeliat kalian senyum aja aku bahagia," Wira mengeluarkan sebuah kotak putih berpita merah diatasnya lalu menyodorkan kepadaku "nih aku ada sesuatu buat kamu"

"Apa Wir? Kamu ngasih ngasih aku terus ih, jadi ga enak, padahal aku jarang ngasih sesuatu ke kamu, terakhir aja cuma ngasih coklat sama kado jam tangan di ulang tahun kamu yang super gagal"

Hari ini Wira ulang tahun, aku mau kasih kado dia apa ya? Dia kan selama ini udah baik denganku, ga peduli seberapapun aku cuekin dia, tetap saja dia itu baik sekali ya Allah. Ehm aku tanya Kiara saja deh kado yang bagus buat cowo itu apa

"Ra, menurut kamu kado yang cocok buat cowo itu apa?"

"Ha? Cowo? Siapa Nya? Ah kamu sudah move on dari Kumara secepat ini sepertinya, siapa gerangan dia yang beruntung mendapatkan kamu , u u u" Kiara menjawab dengan nada mengejek.

If This Was A MovieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang