YEAY! UJIAN KENAIKAN KELAS SUDAH SELESAI! AKHIRNYA AKU BISA BEBAS!
Yah aku senang sekali kalau ujian sudah musnah, serasa beban pikiran ikutan menghilang. Hari Minggu ini aku sudah merencanakan refreshing sama Kiara dan Diana, kami bertiga akan jalan jalan entah kemana saja yang penting refreshing. Karena sejak saat Diana bertegur sapa dengan ku di perpustakaan kami jadi sangat akrab.
Dan aku sudah ijin pada ibu asuh panti, enak juga sebenarnya tinggal di panti Kasih Bunda karena aturannya tidak seketat panti panti yang lain asalkan masih dalam porsi yang wajar dan positif. Adik adik panti pun sering diijinkan ibu asuh ke kota mencari sesuatu yang baru dan membeli apapun sesuka mereka dengan uang tabungan dari jatah perbulan panti. Penghuni seluruhnya panti ini memang jagonya menghemat. Bulan lalu sudah ada 3 anak yang diadopsi dari panti Kasih Bunda, mereka tampak senang sekali bisa memiliki orangtua. Tidak seperti aku dan Kiara, belum ada yang mengadopsi sampai sekarang.Tin tin tin!! Aku mendengar bunyi klakson mobil Diana dan bergegas menghampirinya didepan bersama Kiara.
"Bu, kami pamit ya, assalamu'alaikum"
"Asaalamu'alaikum Bu", aku dan Kiara mencium tangan ibu ibu asuh.
"Waalaikumsalam, jangan sore sore nak hati hati, karna hari ini relawan tidak datang"
Yah memang benar kak Fio, kak Estri, dan kak Melinda tidak datang, mereka izin karena ada kondangan teman sepanti asuhan mereka yang menikah hari ini. Sungguh Allah begitu maha pemberi nikmat.
"Baik Bu" aku dan Kiara menjawab bersamaan lalu menghampiri Diana yang tampak menganggukkan kepala pada ibu ibu asuh.
"Aduh kalian ini anak anak panti yang lucu dan patuh ternyata, hehe"
"Apaan sih biasa aja lagi", Kiara menanggapi.
"Kita jadi kemana ini?" aku bertanya.
"Kita ke taman kota abis itu jajan jajan disana, aku yang traktir", Diana tampak begitu senang.
"Aduh Diana jangan ah, kamu sudah banyak membuat kami senang, sudah, kami bawa uang kok", aku merasa tidak enak dengan Diana, masa iya kita bertiga refreshing yang bayar bayarin dia, tidak ah, aku cukup tau bagaimana caranya tau diri.
"Gausah teman teman, gapapa"
"Tuh kan Diana aja gapapa, hehehe' Kiara selalu saja begitu, senang gratisan. Dasar.
Sesampainya ditaman kota, Diana membuka pembicaraan setelah membelikan kami eskrim.
"Ehm, aku sebenarnya sudah lama ingin cerita ke kalian tentang seseorang yang sangat aku sukai itu"
"Oh ya? Siapa sih dia Di? Aku pengen sekali tau seperti apa sosok dia", benar aku sangat penasaran bagaimana rupa cowo itu.
"Kan besuk Senin dia udah pindah ke sekolah kita, kamu lupa ya? Terus dia satu minggu bakal ikut kegiatan disekolah, kata mamanya dia udah ikut ujian semacam kenaikan kelas kaya di negara kita di sekolah nya lebih awal, jadi dia bisa lekas urus surat surat pindahan" ah iya, aku hampir saja lupa kalau besuk sudah Senin, hari berlalu sangatlah cepat.
"Dia itu pindah dari luar negeri?" Kiara tampak takjub.
"Iya, dia pindah keluar negeri sejak SMP, aku gatau tepatnya kelas berapa, soalnya aku kenal dia cuma karena dia anak kolega ayahku"
"Ah aku doakan deh semoga kalian berjodoh", aku tersenyum tulus.
Di taman kota kami bermain berbagai wahana yang ada disana dan kami pergi ke jembatan terkeren diujung kota. Sampai aku dikejutkan oleh bunyi ponselku. Ternyata isinya adalah whatsApp dari Wira"
"Anya, jangan lupa nanti sore aku mau ngenalin kamu ke mama dan tante Lea, sekarang kan sudah 2 minggu dari waktu aku bilang dan tante Lea, beliau bersedia kalo aku bawa kamu nanti sore"
KAMU SEDANG MEMBACA
If This Was A Movie
Romantizm-You dont need to regret how did the past happen, you just need to try to move on and make a new life-