Hari ini Aspasia nampak kurang bersemangat. Dia melangkah lesu memasuki kelasnya. Kelas masih sepi. Karena memang ini baru jam 7 pagi. Ia meletakkan tasnya di laci meja kemudian membenamkan seluruh wajahnya diatas lipatan tangannya.
Felix sudah tidak masuk selama 4 hari. Aspasia takut terjadi sesuatu dengan Felix. Semenjak kejadian di Taman belakang beberapa hari yang lalu, ia menghilang. Dari keterangan yang ia dapat, Felix sedang sakit. Entah sakit apa.
Sempat terbesit di dalam pikiran Aspasia untuk datang ke rumah Felix dan membawakannya buah. Tapi, sebuah perjanjian telah mengikatnya untuk menjaga jarak dengan Felix. Berada dalam kurungan perjanjian memang sakit, tapi bila hanya melangkahkan kaki sejengkal bisa membuat orang yang berarti di hidup kita merasakan penderitaan, siapapun akan lebih memilih terkurung didalamnya.
Kelas mulai ramai. Pasti siswa siswi sudah mulai berdatangan. Aspasia menghembuskan nafas sebal. Masih dalam posisi yang sama.
Pagi pagi udah ribut aja, huh.
Ia mengangkat wajahnya, berencana untuk pergi ke perpustakaan, menenangkan pikiran. Saat ia ingin keluar dari bangkunya, ia dibuat heran. Pasalnya selama ini ia selalu duduk sendiri. Meskipun bangkunya muat untuk 2 siswa.
Awalnya Aspasia mengira itu adalah Ricky, pentolan kelasnya. Dia memang suka mengganggu siswa siswi di kelas dan derah sekitarnya.
Tumben ini anak. Biasanya kalo sedang usil dia akan menjahili aku habis habisan. Tapi ini kok dia cuma diem sambil nunduk? Pake hoodie segala lagi. Apa dia sakit?
"Em, Ricky? Are you okay?"
Aspasia mengerutkan dahinya. Lawan bicaranya hanya diam. Ia mulai menyadari kalau ini bukan Ricky. Ia seperti mengenali postur tubuhnya. Sangat tidak mungkin Ricky yang kemarin kurus kering kini menjadi lebih berisi dan bisa dibilang sangat proporsional dalam waktu yang singkat.
Terlintas satu nama di pikirannya.
Gak mungkin itu dia. Tapi aku kenal betul aroma parfum ini.
Jantung Aspasia seketika berdegup tak karuan. Keadaan yang selalu ia alami ketika berada di sekitar Felix.
Aspasia merasakan pergerakan dari sosok lelaki yang berada di depannya. Lelaki itu membuka hoodie jaketnya.
Sreet...
Mata Aspasia terbelalak kaget melihat sosok didepannya. Ia membungkam mulutnya yang hampir saja berteriak. Ia mengedipkan matanya berkali kali untuk meyakinkan kalau Felix benar-benar ada di hadapannya. Sekarang.
"Gua tunggu di rooftop nanti pas pulang sekolah."
Setelah mengatakan itu, Felix langsung pergi tanpa sepatah kata. Aspasia hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Felix yang selalu to the point dan tak ingin dibantah.
Karenanya Aspasia jadi batal untuk ke perpustakaan. Aspasia juga baru sadar tentang satu kenyataan.
Jadi Felix sudah masuk sekolah? Huh, apapun yang berkaitan dengan Felix selalu membuat aku linglung.
***
