Aku memeluk Daniel dengan bergetar. Aku rasa aku akan jatuh kalau sampai melepaskan pelukanku.
"Kau kenapa?" tanyanya panik.
"Dokter itu, dia menganggapku gila." Aku menunjuk ke arah Nico tanpa menatap ke arahnya.
Aku bisa mendengar langkah kaki Nico mendekat, membuatku semakin membenamkan wajah ke dada Daniel. Mengharapkan pertolongan.
"Aku tidak mengatakan kau gila, Kin." Nico mendesah ketika dia sudah tiba di dekatku. Daniel mengalungkan lengannya ke tubuhku erat, protektif. Aku merasa aman.
"Aku tidak mengatakan dia gila, Pak." Kali ini sepertinya dia berbicara kepada Daniel. "Aku mengatakan aku akan menolongnya, membantunya mengatasi depresi dan traumanya." Nico berusaha menjelaskan.
"Aku tidak mau!" ketusku.
"Dia tidak mau." Daniel mengulang ucapanku datar.
"Tapi Pak," Nico sepertinya tidak suka dengan ucapanku dan Daniel, "Kin butuh bantuan.".
Aku memejamkan mata kencang, berusaha menulikan telinga. Aku tidak ingin mendengar perkataan Nico lagi. Namun percuma, suaranya seakan bergema terlalu jelas.
Tiba-tiba aku merasakan ujung bajuku ditarik. Merunduk, kutemukan Alessandria sedang tersenyum sambil mempermainkan baju bagian bawah yang kukenakan.
"Mommy, ayo kita pulang," ajaknya dengan mata berbinarnya yang menggemaskan.
"Alessandria!" Aku berseru nyaris melompat kegirangan melihatnya ada di sini.
Aku bermaksud melepaskan pelukan, tapi Daniel menahanku. Dia mengurungku dalam pelukannya.
"Tidak ada Alessandria di sini," bisiknya.
"Apa maksudmu?" tanyaku heran. Jelas-jelas Alessandria ada di sini, di sampingku, di hadapan Daniel. Dia sedang mempermainkan ujung bajuku, dia mengenakan piyama pink favoritnya. Dan Daniel bilang dia tidak ada?
"Siapa Alessandria?" Nico bertanya lembut. "Apa dia ada di sini?".
"Dia tidak mengatakan apa pun!" Daniel membalik tubuh sehingga saat ini posisinya membelakangi Nico. "Kami akan datang kembali, ketika kami membutuhkanmu."
Kemudian Daniel menarik tanganku menjauhi Nico. Aku bisa mendengar Nico mengatakan kalau dia akan sangat menunggu kehadiranku, tapi aku rasa aku tidak akan datang kembali padanya. Percuma.
Alessandria mengikuti langkahku dan Daniel. Dia bersenandung. Lagu yang sangat kuingat. Dulu aku dan Ibu sering menyanyikan lagu itu bersama. Twinkle twinkle little star. Gadis kecil itu berjalan dengan cepat, mengimbangi kami. Langkahku yang terseok, mengikuti langkah lebar Daniel.
Dan kami melewati sebuah kamar, kamar yang pintunya sedikit terbuka. Tanpa sengaja aku melihat ke dalamnya. Sekilas melihat sosok Annisa yang sedang berdiri di sisi tempat tidur, yang kuyakini Ryu ada di atasnya. Annisa tampak sedang tertawa mengikik saking gelinya. Sangat kontras dengan perasaan gelisahnya yang terdengar saat dia bicara dengan Daniel tadi.
Daniel terus menarikku sampai ke taman di halaman rumah sakit, dan berhenti ketika kami berada di tempat yang lumayan sepi.
"Jadi apa keputusanmu?" tanyanya sambil menatap ke arahku tajam.
"Keputusan apa?" tanyaku bingung.
"Apa kamu akan menikah denganku?" tanyanya lagi, nada bicaranya mendesak.
Aku mematung. Bimbang.
"Aku hanya bisa melindungimu, kalau kamu memang milikku. Dan aku berjanji, tidak akan menyakitimu sedikit pun." Daniel berusaha meyakinkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Alessandria (completed)
General FictionRepublished. Bakal tayang tiap Rabu. #46 in GenFic (8 ags 2017) #82 in GenFic (5 ags 2017) #84 in GenFic (6 apr 2017) #81 in GenFic (14 apr 2017) Bagi Kin, kebebasan adalah yang utama. Dia ingin hidup yang bebas sebebas-bebasnya. Bahkan kata menikah...