dua puluh tiga

4.3K 498 29
                                    

Aku memacu mobil dengan kecepatan maksimal. Pikiranku masih tidak karuan. Menurutku, kedua pilihan yang diberikan oleh Nico sangatlah tidak masuk akal.

Pilihan kedua, yaitu tidak menikahi Daniel mungkin menjadi pilihan terbaik. Setidaknya itu tidak menyalahi rasa ketakutanku selama ini. Aku justru akan merasa aman tanpa menikahi Daniel. Tetapi masalahnya, tidak ada alasan tepat dari Nico mengenai mengapa aku tidak diperbolehkan menikah dengan Daniel.

Aku orang yang penuh dengan pemikiran, jadi bagiku semua hal harus ada alasan logis. Landasan yang tepat.

Handphone-ku berdering, nama Daniel Kimura muncul di layar. Secepatnya aku menekan headset bluetooth untuk menerima panggilannya.

"Kamu ada di mana?"

"Aku dalam perjalanan ke kantormu. Kamu masih di sana, kan?"

"Ya, aku akan menunggumu di ruanganku."

Lalu sambungan telpon dimatikan.

Aku perlu bertemu dengan Daniel. Entah untuk apa aku belum yakin. Hanya merasa kalau dia harus ditemui.

***

"Nona Margareth Kin, Pak Daniel sudah menunggu anda." Seorang perempuan dengan selera berpakaian yang baik, menyapaku dengan sedikit menunduk di depan pintu masuk gedung Kimura Investment.

"Apa aku mengenalmu?" tanyaku bingung. Ini pertama kalinya aku datang ke sini, tapi perempuan itu menyapaku seakan dia sudah mengenalku lama dengan hormat.

"Pak Daniel yang mengatakan kalau anda akan datang." Dia masih sedikit menunduk. "Saya akan antar anda ke ruangannya. Silahkan ikuti saya."

Perempuan itu berjalan di depan, dan secara otomatis aku mengikutinya.

Aku melihat sekeliling sepanjang perjalanan ke ruangan Daniel. Gedung kantornya didominasi warna putih. Benar-benar selera Daniel.

Tidak lama kami berhenti di sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih bertuliskan Group CEO di depannya. Ini ruangannya.

Perempuan itu mengetuknya tiga kali. Dan suara Daniel bergema dari dalam.

"Siapa?"

"Nona Margareth Kin sudah datang, Pak Daniel." Perempuan itu berbicara dengan lantang namun hormat.

"Suruh dia masuk," seru Daniel, "Dan Mia, terima kasih."

"Sama-sama Pak." Perempuan yang di panggil Mia itu membuka pintu untukku, dengan sedikit menunduk dia membukakan pintu dan mempersilahkanku masuk.

Aku melangkah masuk ke ruang kerja Daniel. Ruang itu berada di lantai tujuh gedung ini. Cukup besar dengan kaca besar yang ada di belakang meja kerja putihnya. Lalu ada sofa putih di tengah ruangan. Lemari, nakas dan semuanya serba putih. Ciri khas dari Daniel Kimura.

Daniel sendiri sedang duduk di kursi singgasananya di balik meja kerja. Mata birunya tajam mengawasiku yang sedang melangkah mendekat ke arahnya.

"Bagaimana dengan pemeriksaanmu sebagai saksi hari ini, Kin?" tanyanya ketika aku menghentikan langkahku dan memilih untuk duduk di atas sofa saja.

"Ya, begitulah," jawabku dengan sedikit enggan.

"Tidak berjalan baik, ya?" Daniel menarik kedua ujung bibirnya ke bawah, sepertinya berusaha menunjukkan rasa prihatin.

Aku tidak menjawab, hanya mengindikkan kedua bahu.

Melihatku yang nampak tidak bersemangat, Daniel bangkit dari duduknya dan menghampiriku. Dia memilih duduk di sampingku.

My Beautiful Alessandria (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang