Part 8

319 7 4
                                    

Alexa sedang istirahat makan siang dengan temannya ketika matanya menemukan seseorang yang ia kenal.

“Davin!” Seru Alexa seketika saat melihat Davin berada di kantornya.

Davin menoleh. Mencari-cari sumber suara yang memanggilnya barusan. Alexa melambaikan tangannya agar Davin melihatnya. Alexa menghampirinya dan langsung bertatap muka dengan wajah Davin yang tampan.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Davin tersenyum simpul. “Aku ada pemotretan disini. Oh ya? Kau bekerja disini ya?”

Alexa mengangguk.

“Kalau begitu. Kau bisa membantuku menemukan dimana studionya? Karena resepsionisnya tidak bisa membantuku sama sekali.”

Alexa tersenyum riang. “Baiklah. Dengan senang hati.”

****

Ketika Alexa sampai di studio. Steve sedang melakukan pemotretan. Saat itu Steve sedang melihat hasil foto yang barusan di ambil.

“Oh, Alexa.” Seru salah seorang kru ketika melihat kedatangan Alexa.

Steve menoleh dan tersenyum melihat kedatangan Alexa, namun senyumnya seketika itu hilang saat melihat seorang pria datang di belakang Alexa.

Alexa berbicara dengan salah seorang kru memperkenalkan pria yang berada di sampingnya dan sesekali wajahnya tersenyum. Steve memperhatikan pria itu. Wajahnya memang tampan, terlihat sekali kalau pria ini sangat menjaga tubuh dan wajahnya.

“Kau bisa tunggu disini mereka bilang sebentar lagi selesai.” Ujar Alexa kepada Davin.

Davin menghela nafas. Ia paling tidak suka menunggu. ia memutar pandangannya melihat studio tersebut. Pandangannya terkunci pada sosok pria yang sepertinya ia kenal.

“Itu Steve Gabriel?” Tanya Davin seraya menunjuk kepada sosok pria yang sedang membungkuk menatap layar computer.

Alexa mengangguk. “Dia adalah model untuk produk terbaru kami.”

Mulut Davin membentuk huruf O, kemudian kepalanya mengangguk. “Perusahaanmu keren sekali kalau begitu.”

Alexa hanya tersenyum meringis. Kalau saja dia tahu yang sebenarnya

“Sebaiknya kita menunggu di ruang make-up saja. Ayo, akan ku temani.” Alexa menarik lengan Davin dan membawanya ke ruang make-up

****

Steve dapat bernafas lega. Akhirnya pemotretan yang padat itu bisa selesai juga. Ingin rasanya ia cepat-cepat kembali ke hotel, mandi lalu beristirahat. Badannya pegal-pegal semua.

Wrong Or Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang