Harry Styles..
Satu nama yang memberikan berjuta rasa untukku, seorang playboy berwajah tampan, atau hanya seorang yang brengsek dan kuharap ia mati saja.
dan satu nama lagi,
Zayn Malik..
Nama yang membuat hatiku bergetar begitu mendengar namanya. Sikapnya yang dingin namun hatinya bahkan tatapannya begitu lembut. Dan hangat...
ya, aku telah jatuh cinta padanya..
**
(Juliette POV)
"Hey, babe, i'll pick you at 8:00 PM,"
Suara berat yang terdengar 'seksi' tersebut memenuhi pendengaranku.
Aku mencibir. Dasar playboy, menjijikan sekali sikapnya. Aku penasaran apa yang membuat gadis-gadis tergila-gila padanya. Huh.
Dialah Harry, playboy kaya raya berwajah rupawan yang membuat gadis-gadis fangirling sekali dengannya, walaupun itu konyol menurutku.
Lamunanku buyar, seseorang mengelus pipiku lembut,aku terkesiap.
"Darling, kau mau pulang, hm?" ia menatapku dengan senyuman khasnya yang menjijikan.
Aku segera menepis tangannya,
"Don't touch me!"
"Oh, why? I'll take you home."
aku memutar mataku, entahlah tapi aku benci sekali cowok ini.
"Harry, please. Terima kasih tapi aku bisa pulang sendiri," aku cepat-cepat melangkahkan kakiku. Namun sialnya sebuah tangan kokoh merangkulku kedalam pelukannya dan menghentikan langkahku.
"Biarkan aku mengantarmu pulang, Juliette,"
aku mulai emosi, kuhentakkan kakiku, kalau itu zayn sih, tidak masalah.
"Kau ini ngotot sekali sih!? Kalau kubilang tidak ya tidak! Kau tuli ya!?"
Setelah aku bentak, bukannya dia pergi , malahan dia memasang senyum smirk nya.
"Wow, kau liar sekali, babe. Attractive," Ia berdiri menghadapku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Shit, bulu kudukku merinding.
Dengan cepat aku menendang Harry, dan berlari menjauhinya.
"Dasar playboy gila!" Teriakku.
Harry menatapku dari kejauhan dengan senyum nakal yang masih melekat di bibirnya.
Yah, walaupun aku menyadari banyak tatapan sinis 'gadis-gadis' Harry mengarah kepadaku. Persetan dengan itu.
Kepalaku tertunduk karena kesal. Kuayunkan kakiku dengan cepat, tanpa meyadari ada seseorang didepanku. Tiba-tiba...
BRUK!!
Aku terjatuh ke lantai, sakit? tentu saja.
"Oh,sorry," Sebuah tangan menyentuh lembut pundakku. Tubuhku bergetar, astaga dia..
"Kau tidak apa-apa kan? Sini kutolong, pegang tanganku," ia berjongkongkok dan mengulurkan tangannya.
astaga dia..
**
Hi guys, ini cerita pertama lohh, aslinya ga pertama jg sih tapi yasudahlah. Tapi kayaknya bakalan slow updates tpi gajuga sih. walaupun chapter ini pendek bgt biar geregett. Okelah pokoknya wait for the next chapter aja yahh love u :**
-Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of First Love
FanfictionBagaimana cinta kita dapat bertemu.. Lalu terikat seperti dua buah kapal yang tak akan pernah terlepas meskipun diterjang badai Hanya dengan sepatah kata 'takdir'? Dan bagaimana pula sepatah kata 'karma' dapat menjungkir balikkan segalanya? Only god...