(Zayn's)
Aku menyalakan sebatang rokok dan bersandar di sebuah dinding.
Tanganku meronggoh sebuah kertas dari kantongku, kutatap lekat-lekat kertas tersebut. Beberapa saat kemudian bibirku menyunggingkan senyum kepuasan. Mataku menerawang sekitarku,
Sampai aku menangkap seorang gadis berlari kecil keluar dari toko pakaian pengantin.
Seketika, aku langsung mengeluarkan puntung rokok dari mulutku dan menjepitnya dengan jariku, kulipat dan kumasukkan kertas itu ke kantongku, dan bersiap menghampiri gadis itu.
Gadis yang menghantuiku setiap malam..
Gadis yang selalu menempel di pikiranku..
Gadis yang kadang mematahkan hatiku tanpa ia sadari..
Gadis yang memperkenalkanku dengan cinta..
Satu nama, Juliette Ashlyn.
Langkahku terhenti saat kulihat seorang laki-laki berlari menyusulnya..
Merangkulnya..
Mereka tertawa bersama..
Seketika itu, kujatuhkan puntung rokokku yang masih berasap dan menginjaknya hingga redup.
**
Malam itu, ayah Juliette terlihat sibuk di mejanya,namun ia tidak bekerja seperti biasa.
Terlihat ia sedang sibuk dengan secarik kertas berisi nama-nama tamu yang akan menghadiri pesta pernikahan putrinya.
"Tuan Payne dan sekeluarga," ia bergumam dan menulisnya di kertas itu
Bradley (a.k.a juliette's daddy) memikirkan siapa lagi yang akan hadir ke pernikahan yang pastinya akan meriah itu.
Sejenak matanya menerawang memandang foto putrinya yang tergantung di dinding.
Beberapa saat kemudian tersungging senyum licik di wajahnya,
"Mari kita buat ini jadi menarik.." Ia bergumam lagi dan mengambil bolpoint nya,
"Tuan Malik dan sekeluarga."
**
-Monday's morning-
(Juliette's)
Aku membenamkan diriku di dalam selimut. Terdengar suara pintu di buka.
"Morning.." Suara berat itu merasuki telingaku, terdengar kembali langkah kaki mendekat, Ia menyingkirkan perlahan selimut yang menutupi tubuhku, lalu menyisipkan rambutku ke belakang telinga, "Kebo.." Bisiknya.
Aku meringis pelan, sialan umpatku dalam hati.
Ia, alias Harry, duduk di tempat tidurku lalu mengguncang tubuhku pelan,
"Hey, kau tidak mau pergi?"
Aku mengerjapkan mataku,
"Ng?" Tanyaku tidak tahu.
"Kita harus beli cincin loh, Juliette," Ucapnya lembut. Argh
Aku tak menjawabnya.
"Kau tidak ingin menikah denganku?"
Aku meliriknya kesal, "Tidak,"
Harry berdecak pelan, lalu mencoba menyingkirkan selimutku, aku segera menahannya,
"Harry, please.." Ucapku parau yang dibuat-buat, "Badanku tidak enak."
Harry kini menatapku, "Are you sure?"
"Yes, i'm sure."
Kini Harry memegang keningku,
"Kau tidak demam, Ashlyn,"
"Asal kau tahu, tidak enak badan tidak mesti demam, stupid Styles,"
Harry terkekeh pelan.
"Baiklah, lain kali saja. Kau mau aku temani?"
Aku langsung melotot,
"BIG NO!!"
Harry terkekeh lagi,
"Aku tahu kau pasti akan menjawab begitu," Ia mencium keningku, "Get well really soon, honey." Ia mengambil jaketnya yang tadi ia gantungkan.
Perlahan ia melangkah keluar,
"I love you," Dan akhirnya pintu tertutup.
Aku memutar bola mataku dan loncat dari kasurku. Sebenarnya aku tidak sakit, hari ini aku hanya ingin bertemu Zayn.
Sesungguhnya aku kangen sekali dengan Bad boy itu, walaupun aku sedang dalam proses move on dari dia. Dengan kata lain, aku tidak bisa jauh-jauh dari dia.
**
(Still J.'s)
Mataku mencari-cari sosok laki-laki itu. Sebentar saja aku tidak ketemu, hatiku terasa hampa.
Mungkin aku memang sudah jatuh cinta terlalu dalam dengan Zayn, ya?
Aku mencari Zayn di emperan toko, dan benar saja. Dia ada di sana.
Seperti biasa, ia sedang duduk bersandar di tembok di temani gitar tuanya. Aku diam-diam mendekatinya dan mendengarkan apa yang akan dia nyanyikan.
Aku memperhatikan satu benda, matanya. Entah kenapa kali ini sinar mata yang biasa dipancarkan dari kedua mata indah itu kini redup. Ia terus memandang ke bawah dan tetap fokus kepada gitarnya,
Jari-jarinya mulai memetik senar gitar..
“You told me you love me, why did you leave, all alone?"
Aku menelan ludah, Zayn..
He has an angel voice.
"Now you tell me you need me, when you call me, on the phone,"
Zayn terus memetik senar gitarnya,
"Girl I refuse, you must have me confused, with some other guy,"
Kali ini aku terpaku ditempatku,
lagu ini..
"Your bridges were burned, and now it’s your turn, to cry, cry me a river."
Zayn akhirnya berhenti memainkan gitarnya.
Seketika ia menoleh ke arahku dan..
Mata kami saling bertemu..
**
Haii, entah kenapa aku suka bgt gantung2in cerita. Kayaknya lebih gereget gtu._. Tapi klo udh digantungin kaga tau kelanjutannya apaan.__. Ok lupakan. Aku masih bingung masa nanti si j ini sama H atau Z cocoknya, hahaha
Saranin yeaa
keep vomments for the next chapter!
votes 70+ k? k.
Much love,
-Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of First Love
FanfictionBagaimana cinta kita dapat bertemu.. Lalu terikat seperti dua buah kapal yang tak akan pernah terlepas meskipun diterjang badai Hanya dengan sepatah kata 'takdir'? Dan bagaimana pula sepatah kata 'karma' dapat menjungkir balikkan segalanya? Only god...