Chapter 12: Broken Hearted

167 14 0
                                    

'Cause I got three little words

That I've always been dying to tell you..'

(Juliette's)

Mata kami saling bertemu..

Tatapan kami saling terkunci.

"Z..Zayn," gumamku pelan.

Zayn berjalan mendekatiku, namun ia tidak menghiraukanku,

Ia melewatiku begitu saja, tanpa sepatah kata, tanpa senyuman.

Sepertinya aku tidak dianggap lagi olehnya..

Apa lebih baik begini?

**

(Zayn's)

Aku berjalan melewati Juliette yang terpaku menatapku. Aku berusaha tidak meliriknya sedikitpun.

Oh tuhan..

Jantungku terus berdegup kencang,

Kenapa aku malah melewatinya?

'When you walk by, i try to say it..'

Aku memang bodoh, aku ini pengecut,

'But then i freeze, and never do it,

My tongue gets tied the words get trapped..'

Alunan musik terdengar sepanjang jalan,

'I hear the beat of my heart getting louder whenever I'm near you..'

Aku melirik kebelakang, namun Juliette sudah tidak ada. Ku edarkan pandangan ku ke arah lain, hingga kulihat dia bersama laki-laki itu lagi..

'But i see you, with him slow dancing..

Tearing me apart cause you don't see..

Whenever you, kiss him, i'm breaking..'

Aku menghela nafas, kuikuti lirik lagu itu perlahan,

'Oh, how i wish that was me.'

**

(Juliette's)

Harry menemukanku sedang terisak. Ia segera membawaku memasuki mobilnya.

"What happened,Julie?" Tanyanya khawatir.

Aku diam, dan tetap terisak.

Hatiku sakit, sakit sekali..

Tahukah dia betapa ku mencintainya?

Tahukah dia bahwa dia telah melukaiku?

He'll never know, and he'll never cares.

Harry membelai rambutku lembut,

"Bukankah kau sedang sakit, hm?" Tanyanya sambil tersenyum.

Aku menatapnya dengan mataku yang masih basah, tatapan bersalah.

"Oh, baiklah. Aku akan mengantarmu pulang," Harry beranjak dan bersiap menghidupkan mobilnya.

"A..aku tidak ingin pulang," Selaku pelan.

Harry kini menatapku bingung, namun dengan cepat ia menyeringai khas playboynya,

"Okay, kita akan pergi ke suatu tempat yang akan membuatmu tenang."

**

(Still j.'s)

Mobil kami berhenti di sebuah tempat. Harry segera membukakan pintu mobilku, ia juga mengulurkan tangannya,

walaupun sempat keberatan, namun akhirnya aku menyambut uluran tangannya.

Namun, tiba-tiba Harry menutup mataku,

"Harry!! Apa yang kau lakukan!?"

"Diamlah, aku akan menuntunmu.."

Kami berdua berjalan yang mungkin semakin jauh dari tempat mobil Harry berhenti tadi. Ada perasaan gugup yang kurasakan.

Perlahan Harry membuka tangannya, dan terlihatlah pemandangan yang begitu indah..

Sebuah danau.

Namun di mataku, ini adalah..

Nostalgia.

"Ng..Juliette, kau lihat? Ini danau yang biasa sering kudatangi," Ucap Zayn.

Aku terpesona dengan pemandangan itu.

"Kalau aku sedang ingin melepaskan masalahku, biasanya aku kesini. Sangat tenang kan? Apalagi.." Ia terdiam.

Aku menggigit bibir bawahku gugup,

"Apalagi tadi siang, masalah di kampus itu,.. ngg.." Zayn menggaruk tengkuknya canggung.

"Ah sudahlah, Zayn tidak usah di bahas lagi," Aku tersenyum canggung.

Pikiranku terus melayang mengingat kejadian di danau ini..

Sunset.

Pujian.

Zayn..

"Juliette?" Harry menepuk pipiku pelan, "You okay?" Aku mengangguk.

"Lihat, isn't it beautiful? Biasanya kalau aku sedang banyak pikiran aku kesini,"

Aku tertegun, aku merasa déja vu.

"Memangnya kau pernah banyak pikiran? hehe," Aku tertawa sumbang.

"Pikiranku dipenuhi oleh namamu," Ia tersenyum manis ke arahku, sukses membuat jantungku berdetak tiga kali lebih cepat.

Tak terasa, langit sudah berubah menjadi kemerahan. Sudah senja..

"Mau lihat sunset tidak?" Tanya Harry kemudian, ia melirik arlojinya, "Tinggal sebentar lagi.."

Aku terdiam,

Harry ingin menepuk pundakku, namun, reflek aku menghindari tangganya,

"Tidak."

Kini mata Harry menatapku intens, tepat di manik mataku. Tersirat tatapan terluka dari mata hijaunya..

Oh maafkan aku Harry aku tidak bermaksud menyakitimu..

"Baiklah, aku mengerti," Harry beranjak meninggalkanku.

Hatiku di penuhi perasaan bersalah,

"Kau kan tidak nyaman bersamaku, kau tidak suka dekat-dekat denganku, bahkan kau sepertinya jijik terhadapku,"

"Tidak, Harry aku tidak..." seketika lidahku terasa kelu.

Harry mengacak rambutnya dan menghadapku,

"Oh ya, aku baru ingat, dari dulu.." tatapannya seakan menyayat hatiku, "Kau kan membenciku,"

Ia tersenyum miris,

"Itu berlaku selamanya, kan?"

**

Hii~ masing2 jadi sakit hati kann, cuma gara2 salah paham hehe;33

keep voments dude~

Much love,

-Author

Tears of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang