Chapter 3: Insident

247 20 2
                                    

(Juliette's)

"ZAYN, STOP!!" Aku berteriak histeris, kulihat pipi Harry yang lebam akibat tonjokan Zayn.

Harry mulai bangkit dan hendak membalas Zayn. Aku segera berlari melerai mereka berdua.

"Kalian berdua, hentikan kekonyolan ini!!"

Zayn menatapku seperti tak rela.

"Apa yang dia lakukan kepadamu?" Tanya Zayn sengit.

Aku tertegun. Bagaimana ini?

"Huh, buddy, memangnya kau siapa? Pacar? kakak? Cih," Harry mencibir sambil sesekali mengusap bibirnya yang berdarah.

Zayn terdiam. Apa dia merasa bersalah atau bagaimana? Aku pun bingung harus berpihak pada siapa.

Menurutku mereka berdua salah..

**

(Zayn's)

Aku berjalan di sekitar taman hanya sekedar mendapatkan inspirasi untuk laguku. Ehm, untuk lagu Juliette lebih tepatnya. Entahlah.. sebenarnya sudah lama aku..

Lamunanku terhenti melihat Juliette berciuman, maksudku mungkin di cium paksa oleh seseorang. Darahku mendidih melihat kejadian tersebut, tanpa pikir panjang aku segera menarik kerah orang itu dan menonjoknya.

"ZAYN, STOP!!" Teriakan Juliette memenuhi pendengaranku. Ia langsung melerai kami berdua.

Well, aku menanyakan apa yang dilakukan orang itu kepada Juliette,namun orang itu malah menanyakan hubungan antara aku dan Juliette.

Kami tidak memiliki hubungan apa-apa..

dan tak akan pernah memilikinya..

Aku hanya orang miskin, dan derajat kami berbeda. Aku menyadari itu..

bahkan dari dulu, saat pertama kali aku jatuh cinta padanya...

**

(Juliette's)

Baiklah, kuakui, suasana disini awkward sekali. Aku harus bilang apa pada Harry? Um..

"Dia..dia pacarku," kata-kata sialan itu spontan keluar dari mulutku. Oh god, aku melakukan hal yang fatal.

Mata Harry dan Zayn sama-sama terbelalak. Aku hanya tersenyum canggung dan dengan 'beraninya' aku menggandeng tangan Zayn.

"So, jangan harapkan aku lagi, 'cause i'm taken with him."

kata-kataku sukses membuat Harry berteriak kata "What!?" dengan nada frustasi.

Huh, bukankah dia masih punya seribu cadangan? Bodoh.

**

(Harry's)

Aku menaikkan kecepatan mobilku.

Apa benar cowok itu pacar Juliette? Kenapa aku ini? Apakah cemburu? Tidak mungkin! Aku tak perlu merasa kehilangan bukan? Toh, masih banyak gadis cantik yang mau denganku. Tapi.. ARGH!!

Aku mengacak rambutku frustasi. Segera ku ambil handphone ku. Dan menelpon salah satu pacarku yang paling cantik..

"Hey, baby. Apa kau ada acara malam ini? Yeah,aku mau mengadakan party. Oh, baiklah hun. See you later..

Kendall."

Aku tersenyum puas.

(Zayn's)

Aku duduk di kursi taman bersama Juliette. Ditemani dengan suasana canggung yang sukses ia berikan lewat kata-katanya.

Juliette menatapku tepat pada manik mataku. Membuat jantungku berdegup kencang..

"Zayn..I'm sorry. Aku minta maaf soal tadi. Aku kelepasan bicara tanpa pikir panjang.. Aku.. aku benar-benar menyesal, Zayn.."

Aku menghela nafas panjang..

Seandainya kau sebenarnya adalah gadisku..

Tapi itu hanyalah sebuah harapan yang hanya akan terwujud dalam mimpiku.

Aku tersenyum miris,

"No, it's okay. Aku akan mengikuti setiap drama yang kau perankan."

Seketika itu tersirat tatapan terluka darinya..

**
Keep voments ya guys, ehehe besok weekend,senengnyaa~ :3

Much, love..
-Author

Tears of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang