Chapter 7: Dinner

213 16 4
                                    

Juliette menerawang dengan sayu foto ibunya yang sudah tiada, pembicaraan tadi membuat kepalanya pening.

Harry menundukkan kepalanya,

"Karena aku sudah terlanjur mencintaimu.."

Juliette tidak menjawab, atau mungkin tidak dapat membalasnya dengan bentakan lagi. Kali ini hatinya terasa berdesir..

Entah kenapa, ia cukup senang jika Harry memang tulus mencintainya..

"Aku tak akan memaksamu, bagaimana jika kita pacaran dulu,oke? kupastikan kau akan jatuh cinta padaku lalu kita akan menikah dan aku jamin perusahaan ayahmu akan meningkat drastis," Ia lalu berdehem dan menegaskan sorot matanya, "Atau tidak sama sekali."

Juliette terhenyak, ia sejenak berpikir untuk mengambil keputusan yang terbaik.

Apa ia akan menolong keluarganya,

atau mengorbankan perasaannya?

Juliette menutup matanya sejenak,

"Aku setuju."

**

(Juliette's)

Yah..

Aku resmi jadian dengan Harry sekarang, setelah Harry mengetahui bahwa aku dan Zayn tidak benar-benar pacaran. Mataku mencari-cari Zayn di depan emperan toko, juga taman yang biasa ia kunjungi.

Namun hasilnya nihil..

dimana Zayn? Batinku.

Seketika hatiku terasa begitu hampa..

**

(Zayn's)

Aku menatap langit yang mulai merubah warnanya..

langit senja, aku suka sekali dengan warna langit di waktu senja.

Kutatap kertas laguku yang masih kosong, semilir angin menerpa wajahku..

Mungkin lebih baik aku tidak bertemu dengan Juliette dulu..

Jika ia tahu kondisiku sekarang..

Apakah ia akan menerimaku seperti pertama kali ia melihatku?

Aku tersenyum pedih,

Juliette..

biasanya sore-sore begini ia mencariku di depan emperan toko, namun aku sedang di atas pohon, mencari inspirasi lagu yang akan kunyanyikan sepenuh hati untuk gadis yang aku cintai..

Sekeras apapun perjuanganku untuk mendapatkanmu..

Apalah artinya jika takdir tak mengizinkan kita untuk bersatu..

Aku memejamkan mataku,

perih mulai merambat di dalam lubuk hatiku.

**

(Juliette's)

Aku membanting tubuhku ke atas kasur. Aku ingin bertemu Zayn..

Zayn..

Zayn..

Zayn..

Nama itu terus terngiang-ngiang di kepalaku, seketika handphoneku berbunyi, senyumku mulai mengembang, Zayn?

Babe, kita akan melakukan first dating kita. Bagaimana jika dinner?

i'll pick you at 7:00 PM

i love you

Yours, Harry.

(nb: kau harus menjawab i love you too atau kau tau apa yang akan terjadi)

Aku mendengus kesal, juga kecewa. Mengapa mengucapkan 'love you too' harus dengan paksaan? Maksudku, kata-kata tersebut mestinya keluar dengan alami kan?

K. ily2

from: J.A

Aku melemparkan handphone ku ke kasur dan segera bersiap.

**

(Harry's)

Pesan macam apa ini!? Tidak penuh keromantisan dan kemesraan sebagai pacar. Huh. Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 7, aku segera melajukan mobilku.

Mobilku berhenti tepat di depan rumah Juliette. Aku menunggu Juliette dengan sabar, mungkin ia sedang berdandan? Aku tersenyum kecil mengingat kalau Juliette lama berdandan demi tampil cantik di depanku.

Cklek..

Pintu rumah Juliette terbuka, mataku lurus menatap siapa yang keluar..

Great, dugaanku salah. Ia hanya menggunakan gaun biasa dan tidak memakai make-up. Rambutnya pun sepertinya hanya disisir asal-asalan.

Aku segera keluar dan membukakkan pintu mobil.

**

(Juliette's)

Setelah perjalanan yang membosankan bersama Harry dan aku memilih pura-pura tidur, kami sampai di sebuah restoran bintang lima.

Harry dengan perlahan merangkulku lembut, aku tak dapat melawannya karena jujur saja..

Aku nyaman dengan perlakuannya..

Oh, wait, aku ini berpikir apa sih?

kami duduk di sebuah kursi paling pojok. Harry berdehem pelan,

"My sweetheart," ujarnya basa-basi yang membuatku muak, "Aku ingin mengatakan yang sejujurnya,"

Aku menunggunya sambil memasang senyum yang sangat dibuat-buat.

"Kau mungkin hanya menganggapku seorang playboy yang hanya bisa memainkan hati wanita, yang menganggap semua wanita itu adalah mainannya. Namun.. kau tau? Dari begitu banyak gadis yang kukencani, aku merasakan sesuatu yang berbeda darimu," Ia tersenyum lembut.

Aku menautkan kedua alisku,

"Apa?"

Ia kembali tersenyum sumringah hingga menampakkan lesung pipinya

"Aku merasakan cinta yang baru kurasakan sekali seumur hidupku. Apa kau percaya?"

Sejujurnya aku kaget. Bagaimana ia baru merasakan cinta padahal sudah begitu banyak gadis yang ia pacari?

Entah kenapa, seperti sejuta kupu-kupu di perutku, aku,.. entah kenapa  jika ia memang  benar-benar mencintaiku,.. aku senang. Dan aku percaya pada Harry. Sungguh..

"Terima kasih," aku tersenyum tulus kepada Harry yang disambut dengan tatapan kaget.

Namun Harry membalas senyumku dan mengelus pipiku lembut, ia mendekatkan wajahnya ke wajahku..

DEG!!

**

Bentar lagi UTS oh nooo...:"(

Tapi gapapa deh , kalo mau lanjuttt,

Keep vomment! hehe

Much love,

-Author

Tears of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang