(Juliette's)
Harry mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku menutup mataku rapat, keringat dinginku mulai bercucuran, oh god..
Tanpa disangka-sangka, Harry kembali menjauhkan kepalanya, ia tersenyum usil,
"Kidding,"
Aku mencubit pelan lengannya,
"That's not funny, Haz,"
Harry tertawa renyah,
"Oh, well. Kau mau yang betulan, rupanya?"
Aku terhenyak, masa iya aku mau dapat kiss betulan dari Harry. Eww, aku ini mikir apa sih?
Tiba-tiba Harry mencoba menggenggam tanganku, dengan segera aku menepis tangannya, dan bangkit dari tempat dudukku,
"Aku mau pulang."
Harry menahan lenganku,
"Okay, tapi kita belum pesan apa-apa,"
Aku melepaskan pegangan Harry dan meneruskan langkahku,
"Terima kasih tapi aku masih kenyang."
**
(Author's)
Laki-laki itu mengambil tasnya dan mengikat tali sepatunya. Ia bersiap menuju kampusnya, tempat dimana ia mendapatkan beasiswa dulu, dan bertemu dia...
Tekadnya sudah bulat, ia tidak ingin menjadi seorang pengecut. Apapun jawaban Juliette ia akan menerimanya. Ia sudah tidak dapat memendam perasaannya pada gadis itu lagi..
Suara langkah kakinya di koridor redup oleh suara-suara bising di sebuah kerumunan. Apa yang terjadi? batinnya.
Dia mencoba menerobos kerumunan itu, seketika, matanya menatap lekat dua orang yang sedang bergandengan tangan..
Harry dan... Juliette.
Ia segera berbalik badan sebelum rasa perih di hatinya menjalar lebih jauh.
Tiba-tiba seseorang mencekram lengannya..
(Juliette's)
Harry terus mengumumkan hubungan kami yang membuatku begitu dongkol. Ia juga menggenggam erat tanganku namun aku tak membalas genggamannya. Aku tertunduk sampai aku tersadar..
sepasang mata memandangku penuh rasa sakit..
Reflek, aku melepaskan dengan kasar tangan Harry dan menerobos kerumunan itu, aku berlari dan berhasil menahan orang itu sebelum ia terlalu jauh.
"ZAYN!" Aku menyerukan namanya.
Ia membalik setengah badannya dan menatapku lesu,
"Apa?" Tanyanya datar. Tersirat tatapan terluka dari kedua mata yang dulu selalu kukagumi, hingga sekarang..
"Ke..kenapa kau menghindariku, Zayn?"
Zayn memalingkan wajahnya, ia hanya menggeleng membuatku gundah,
"Nothing," ia tersenyum hampa, "but,..congrats for you,"
Entah kenapa, hatiku terasa sakit mendengar ucapan selamat dari Zayn.
Yang sebenarna kucintai adalah kau..
kau, Zayn.
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, mencoba membendung air mataku..
"Za..Zayn, a..aku," Aku mengusap kelopak mataku, air mataku mulai menetes.
Tuhan, aku menjadi gadis yang cengeng sekarang..
Cinta sungguh kejam..
Tiba-tiba seseorang mendorongku kebelakang dan menarik kerah Zayn.
**
(Harry's)
Kulihat Juliette menangis di hadapan seorang laki-laki.
Bukankah itu Zayn? Orang yang mengaku-ngaku sebagai pacar Juliette? Cih, berani sekali dia!
Dengan cepat aku menerobos kerumunan yang sedang menonton kami, mendorong Juliette kebelakangku dan menarik kerah Zayn.
"Apa yang kau lakukan!? Berani sekali kau membuat pacarku menangis!?" Emosiku meluap-luap.
Zayn hanya memalingkan wajahnya,
"None of your business, dude."
Ketika aku hendak melayangkan tinjuku ke wajahnya, Juliette menahan tanganku.
"Stop it, Harry!!"
Aku mendelik menatap Juliette kesal.
"Bukankah sudah jelas, laki-laki kurang ajar ini membuatmu menangis!? Dan kau.." Aku menarik nafas menahan emosiku, "Dan kau lebih membelanya, Juliette!! Selalu membelanya!! Kenapa kau...."
"KARENA AKU MENCINTAINYA!"
**
Keep vomment for the next chapter guysss, aku bukan dukun tapi aku bisa liat banyak bgt silent readers loh.. -_- :p
Much love,
-Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears of First Love
FanfictionBagaimana cinta kita dapat bertemu.. Lalu terikat seperti dua buah kapal yang tak akan pernah terlepas meskipun diterjang badai Hanya dengan sepatah kata 'takdir'? Dan bagaimana pula sepatah kata 'karma' dapat menjungkir balikkan segalanya? Only god...