12

2.9K 303 26
                                    

Enjoy the story. Dont forget to comment....

Denting garpu dan sendok yang beradu terdengar nyaring di ruang makan mansion yang memang selalu sepi. Walau ada tiga orang dewasa yang kini duduk di kursi sambil menyantap makan siang.

Setelah hampir 15 menit menyelesaikan makan. Satu namja dewasa disana meminum air putih dan menetralkan tenggorokannya. Tangannya dia tautkan di atas meja dan matanya terfokus pada sang putra yang masih ogah-ogahan menghabiskan makan siangnya.

"Yugyeom-ah." Panggil appanya dengan nada tegas. Tidak ada bantahan.

Yang dipanggil lalu menghentikan makannya dan minum sedikit air untuk persiapan pembelaan. Dia bisa tersedak jika masih ada makanan yang belum tertelan. Padahal dia sudah melambatkan kecepatan makannya menjadi minimum agar kedua algojo di depannya tak membicarakan apapun. Adat saat makan. Tidak ada yang boleh bersuara.

Tapi melihat algojonya yang dengan santainya memotong acara makan siang dengan terburu-buru, sepertinya akan terjadi keributan besar hari ini. Bahkan matanya menelisik ke sekitar mereka. Tidak ada satupun maid sekarang. Algojo-nya memang luar biasa.

"Ne." Jawab Yugyeom setelahnya. Mencoba sedatar mungkin. Dia tidak ingin menunjukkan emosi yang berlebihan jika tidak perlu.

"Kau sudah memertimbangkan apa yang appa katakan sebelumnya?"

Benar apa yang dipikirkan Yugyeom.

"Aku masih menolaknya appa. Aku tidak mau."

"IM YUGYEOM!" Appanya menyentak dengan nada yang lumayan tinggi.

Sang istri yang duduk di samping suaminya mengelus lengan namja miliknya pelan.

"Jangan keras kepala! Kau harus segera menikah dan meneruskan semuanya!" Tampak appa Yugyeom masih mencoba mengendalikan emosinya.

"Tapi aku tidak mau. Tuan Im Jaebum yang terhormat." Balas Yugyeom menatap nyalang Jaebum--appa Yugyeom.

"Sikapmu masih seperti anak kecil. Kapan kau dewasa, huh?!"

"Tapi aku tidak akan pernah mau dijodohkan dengan Nayeon sampai kapanpun appa."

Yugyeom benar-benar malas membahas topik ini. Hanya karena embel-embel pewaris perusahaan. Jodohnya pun harus diatur sedemikian rupa. Apa Jaebum tidak lelah terus mencoba menyatukan Yugyeom dengan Nayeon?

"Kenapa? Nayeon begitu baik dan cantik. Bahkan banyak anak rekan appa yang lain berebut ingin menjadikannya menantu. Tapi kau menolaknya begitu saja?! Kau bodoh atau buta?!" Jaebum tampak gemas sendiri dengan Yugyeom yang terus membangkang. Kesempatan untuk menjalin hubungan kekerabatan dengan perusahaan Nayeon hanya satu. Lewat pernikahan.

"Aku tidak mencintainya appa! Aku tidak suka Nayeon!" Yugyeom meletakkan gelasnya kasar hingga menimbulkan dentingan keras di meja.

"Cinta akan tumbuh setelah kalian bersama. Kalau kau memikirkan cintamu itu. Masa depanmu tidak akan secerah jika kau menuruti kemauan appa."

"Masa depan yang cerah? Masa depanku atau masa depan perusahaan appa?" Sindir Yugyeom telak. Jaebum benar-benar merasakan emosinya di ujung tanduk.

"Perusahaan itu akan bergulir padamu nanti. Anggap saja ini tanggung jawab yang harus kau lakukan untuk perusahaan!"

"Tapi aku sudah punya seseorang yang aku cintai appa."

Eomma Yugyeom langsung menatap tajam putranya setelah mendengar kata-kata yang tak lagi mengejutkan untuknya.

"Siapa? Jeon Jungkook? Teman namjamu itu?!" Komentar eomma Yugyeom--Im Jinyoung, yang seketika membuat Yugyeom diam.

[Hiatus]Don't go! Don't leave me |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang