5

3.2K 367 60
                                    

Enjoy the story. Dont forget to comment.....

"Apa ini milikmu?"

.

.

.

Jungkook menoleh ke belakang. Mendapati namja bersurai blonde yang tadi ditabraknya di tangga.

Mata Jungkook mengarah pada benda kecil yang dijepit jari jempol dan telunjuk namja tadi.

Matanya berbinar melihat benda itu. Penyelamatnya telah tiba....

"Ah! Flashdisk ku!" Pekik Jungkook sambil menepukkan tangannya di udara.

"Jadi benar punyamu. Ini-" Namja tadi memberikan flashdisk yang ia temukan pada Jungkook. Jungkookpun menerimanya dengan senang hati.

"Terimakasih banyak, Tuan-"

"Kuhn. Kau bisa memanggilku Kuhn."

"Ah. Terimakasih banyak Kuhn hyung. Aku berhutang padamu. Jika sampai flashdisk ini hilang..." Jungkook melirik kebelakang, tepat pada Chanyeol yang duduk dan memandangnya bingung.

"-pasti aku akan mati sekarang juga." Gumam Jungkook lirih.

"Dan kau-?"

"Ah. Nne. Nama saya Jungkook. Jeon Jungkook." Ucap Jungkook sambil tersenyum tanpa dosa. Dirinya tak menyadari tatapan membunuh dari Chanyeol. Beraninya dia mengabaikan dosennya.

Kuhn mengangguk-anggukkan kepalanya.

'Namanya berbeda. Tentu saja beda. Seon sudah mati.' Batin Kuhn.

"Ekhem.." itu suara Chanyeol. Dia bosan di abaikan.

Jungkook terjingkat karena deheman Chanyeol. Pasti dosennya marah besar.

Mati aku. Panik Jungkook.

"Ssaem. Perkenalkan ini Kuhn. Tadi saya menabraknya di tangga." Jungkook menggaruk pelan tengkuknya yang tak gatal.

"Perkenalkan. Saya Kuhn." Kuhn membungkuk singkat pada Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum tipis. Sudut bibirnya terangkat satu. Lebih seperti menyeringai mungkin.

Jungkook yang melihat gelagat yang tak menyenangkan dari dosennya pun segera beraksi. Dia segera mengusir-tidak memberikan kode agar Kuhn menjauh dulu. Dosennya dalam mode on.

"Ah. Kuhn-ssi. Terimakasih banyak atas bantuanmu. Jika flashdisk ini hilang, aku tak tau harus bagaimana. Aku akan mentraktirmu lain kali." Jungkook tersenyum hingga memperlihatkan gigi kelincinya.

'Benar-benar mirip.'

Kuhn tertawa renyah dan mengambil handphonenya.

"Kalau begitu beri aku nomormu. Aku akan menghubungimu nanti." Tangannya menyodorkan benda hitam persegi tadi.

Tanpa banyak berpikir Jungkook langsung mengambil handphone itu dan mengetikkan nomornya cepat. Dia hanya ingin Kuhn pergi cepat. Sebelum dosennya benar-benar marah.

"Ini dia."

"Oke. Jika aku lapar nanti kau harus mentraktirku." Kekeh Kuhn pelan.

"Oke hyung. Kau tenang saja."

"Kalau begitu aku pamit dulu. Aku harus menjenguk seseorang. Sampai ketemu lagi Jungkook-ssi."

Jungkook membungkuk singkat dan tersenyum. Hingga Kuhn menghilang di lorong rumah sakit.

Jungkook menarik nafas lega. Fokusnya beralih ke arah dosennya yang kini duduk bersandar pada kursi dan melipat tangannya. Matanya terpejam, bukan tidur tapi menahan emosi.

[Hiatus]Don't go! Don't leave me |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang