Enjoy the story. Dont forget to comment.....
Kini Taehyung dan Jungkook ada di cafe depan kampus mereka. Duduk bersisihan di dekat jendela dengan latte dan americano dingin di hadapan. Tidak ada yang berbicara hanya menatap jalanan lenggang di sana.
Taehyung yang tidak tahan dengan suasana dingin ini berniat membuka suara juga karena melihat kelincinya yang melamun setelah keluar dari ruang Chanyeol ssaem. Apa kelincinya di apa-apakan disana??
"Yak. Jeon Jungkook." Panggil Taehyung. "Apa paman Chanyeol melakukan sesuatu padamu??" Tanyanya.
"E-eh? Ti-dak hyung. Chanyeol ssaem tidak melakukan apapun. Hanya saja--" Jungkook menundukkan kepalanya kecil saat mengatakannya. Terlalu jelas memperlihatkan kegundah-gulanaannya.
"Hanya saja??" Taehyung menyesap americano yang ia pesan. Haus sendiri dari tadi menunggu dan gugup sendiri akan jawaban Jungkook.
"--hanya saja... arggggg.. aku bingung bagaimana mengatakannya hyung. Aku--aku tidak-- huweeeee." Jungkook malah menangis tak jelas. Membuat Taehyung gelagapan sendiri.
Kenapa buntalan kelinci semoknya tidak bisa ditebak?
Dan Taehyung segera menenangkan Jungkook saat melihat tatapan seisi cafe tepat mengarah pada mereka. Bahkan beberapa diantara mereka berbisik-bisik tentang Taehyung.
"Jangan menangis. Hei kuki!!! Kumohon. Kau tak melihat kita menjadi pusat perhatian?? Kita ada di tempat umum Kook. Ayolah." Taehyung menangkupkan tangannya. Memasang wajah mengenaskan agar Jungkook berhenti. Tapi bukannya diam Jungkook malah mengeraskan suara tangisnya. Membuat Taehyung makin kelabakan.
"Yak. Kuki. Kumohon. Kau tidak lihat tatapan mereka. Berhenti menangis dan aku akan mengabulkan semua permintaanmu." Taehyung menangkupkan tangannya di depan dada dan memasang ekspresi memelas. Sungguh tidak pernah Jungkook lihat ekspresi itu sebelumnya.
"Semuanya?" Tanya Jungkook sedikit sesegukan dan menghentikan tangisnya.
"Iya. Semuanya. Jadi berhenti menangis oke?"
Jungkook mengangukkan kepalanya.
"Hahh.. kenapa kau menangis tiba-tiba? Kita jadi bahan perhatian tau." Rajuk Taehyung yang kembali menyesap americano yang ia pesan tadi.
"Bagaimana rasanya? Tidak enak kan? Rasakan saja. Siapa suruh hyung dulu juga seperti itu ketika di rumah sakit. Wlekkk!" Jungkook malah balik mengejek Taehyung sambil memeletkan lidahnya keluar. *Kan jadi pengen di caplok itu lidah.
"Jadi ini balas dendam?" Tanya Taehyung. Dia hanya melirik kecil tapi Jungkook sudah bergidik ngeri sendiri.
"A-ani.. hanya saja hyung dulu juga begitu. Aku tidak berniat seperti itu. Hanya saja yaa begitu." Mata Jungkook kembali berkaca-kaca. Dan sebelum tangis tak jelas itu kembali pecah Taehyung cepat-cepat membekap mulut Jungkook.
"Oke. Jangan menangis lagi." Ucapnya.
"Hm." Jungkook menganggukkan kepalanya.
Jadi hening kembali setelah itu. Tidak ada yang berbicara. Tapi Jungkooklah yang kali ini membuka pembicaraan.
"Emm... hyung?" Panggilnya pelan. "Aku ingin bertanya sesuatu padamu hyung. Tapi hyung berjanji tidak boleh marah.."
"Iya. Aku tidak akan marah."
"Benar tidak akan marah ya~~"
"Iya Jeon Jungkook-ku tersayang. Hyung mu ini tidak akan marah. Oke?" Taehyung berucap dengan ringannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus]Don't go! Don't leave me |VK|
Non-Fiction#16 dalam nonfiction {23072017} Kim Taehyung yang tiba-tiba bertemu seorang Jeon Jungkook yang mengingatkan pada masa lalunya, masa lalu paling kelam yang ingin dilupakannya, tapi justru terulang kembali dengan cara yang sama. Genre : romance, psiko...