Enjoy the story. Dont forget to comment.....
"Oke. Apa kau bisa langsung menemui Taehyung?"
Jedaarrrr...
Bumi gonjang-ganjing. Langit kelap-kelip.
.
.
.
Namja berambut blonde melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah berpagar coklat setinggi pinggang dengan taman kecil tepat di depan rumah itu.
Dibukanya pintu coklat besar yang sangat berdebu. Temboknya yang sudah lusuh dan tak terawat. Menciptakan kesan horor yang melekat di rumah tadi.
Tapi dirinya tak terganggu sama sekali. Bahkan seolah terbiasa memasuki rumah itu.
Derit pintu tua berbunyi nyaring seiring tangan namja tadi mendorong daun pintu. Suara ketukan sepatu menggema.
Ruangan gelap menyapa netra namja tadi. Dilangkahkannya kaki mendekati kusen jendela. Tangannya dengan sigap menarik korden. Seiring cahaya matahari bisa masuk ke rumah.
Kini semua terlihat. Jajaran sofa dan meja yang tertutup kain putih lengkap dengan selimut debu yang melapisi.
Serpihan-serpihan debu yang dibawa udara mulai nampak. Telapak namja tadi menutup hidung. Menangkal debu-debu agar tidak memasuki kerongkongannya.
Matanya berpedar di sepanjang tembok ruang tamu. Berhenti di suatu titik dan terfokus. Tepatnya dia menatap foto besar yang terpampang di sana.
Irisnya menangkap gambar keluarga, kemungkinan besar adalah keluarga yang tinggal di rumah ini.
Nampak gambar namja paruh baya dengan wajah tegas dan seorang namja lainnya yang sangat cantik untuk seukuran namja. Keduanya memangku masing-masing satu anak kecil.
Namja berambut blonde tadi tersenyum miring. Telapak tangannya dia selipkan ke saku. Kepalanya menunduk sebentar.
Tawa pelan terdengar dari bibir namja tadi. Lama kelamaan tawanya semakin keras. Siapapun yang mendengarnya pasti akan bergidik ngeri.
Sedetik kemudian dia terdiam dari tawanya. Matanya menatap kembali foto di dinding.
"Hyung. Aku menemukannya." Kekehan kecil kembali lepas.
"Yein sudah mati. Dan aku mendapatkan yang baru."
Matanya menajam. Terlihat emosi yang begitu tertahan. Wajahnya memerah. Kemarahan dirinya sudah sampai ubun-ubun.
"Boleh aku memilikinya hyung?? Kurasa akan asik untuk bermain dengannya."
Matanya berubah sendu. Menatap sedih foto tadi. Yang terpampang dalam figura besar.
"Ini semua salahmu hyung. Jika saja.. jika saja kau tak melakukan itu. Mungkin aku tak apa. Tapi semua terlanjur. Tak ada kata kembali."
.
.
.
Jimin masih setia duduk di samping Yoongi yang tertidur. Memandangi wajah Yoongi dalam damai. Matanya mengawasi kalau-kalau Yoongi bergerak dan jatuh dari kursi.
Jimin memainkan kakinya karena bosan. Dan kedua telapak tangannya menyangga tubuh.
Hampir satu setengah jam dan Yoongi belum bangun juga.
'Apa namja ini begitu suka tidur? Kenapa dari tadi tak bangun-bangun? Isshh.. menyebalkan.'
Jimin menendangkan kakinya di udara. Perutnya sudah keroncongan karena dia tidak sempat makan siang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hiatus]Don't go! Don't leave me |VK|
Não Ficção#16 dalam nonfiction {23072017} Kim Taehyung yang tiba-tiba bertemu seorang Jeon Jungkook yang mengingatkan pada masa lalunya, masa lalu paling kelam yang ingin dilupakannya, tapi justru terulang kembali dengan cara yang sama. Genre : romance, psiko...