4

20 7 4
                                    

Abel memasuki kelas. Suasana kelas masih seperti dulu. Tapi kali ini ada yang berbeda. Beberapa orang sedang berbisik. Tentang anak baru.

Abel menuju bangkunya. Urutan kedua dari depan. Abel melirik bangku belakangnya. Bangku yang telah kosong sejak bulan november 2007. Si pemilik bangku, Kanaya yang pergi entah kemana.

"Hei Bel!" sapa seseorang.

Abel menoleh. Bimo ternyata. Disamping Bimo terdapat Gilang. Kata orang, mereka memang sahabat sejak kecil dan sama-sama jahil.

"Udah ngerjain pe-er?" tanya Gilang.

Abel buru-buru membuka tas nya dan membuka buku tulis pelajaran Matematika. Dan..

Isinya kosong.

"Astaga gue belum ngerjain pe-er!! Gilang gue lihat dong punya lo. Lo kan rajin!!" Panik Abel. Gilang menggeleng. Tandanya belum.

Bel berbunyi. Suasa kelas masih sama. Pelajaran pertama Kimia dan sering jam kosong.

Tiba-tiba ada yang mendatangi kelas Abel. Bu Sri dan seseorang yang sepertinya murid baru. Laki-laki. Tinggi dan berkaca mata tebal.

"Tuh kan udah gue bilang. ada murid baru di kelas kita," bisik diantara mereka.

"Mohon perhatiannya... Kalian kedapatan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu nak," kata Bu Sri. Semua mata mengarah ke Bu Sri dan murid baru. Suasana kelas hening.

Murid baru berkaca mata tebal itu mulai memperkenalkan diri.

"Nama lengkap saya Bima Prasetyo. Nama panggilan saya Bima. Saya pindahan dari SMA Garuda. Salam kenal," kata murid baru itu memperkenalkan diri. Semua murid mengangguk.

Baku banget bahasanya. Najis dah. Napa gue dapat murid baru kek gini, hanya itu komentar dari Abel. Hanya dalam hati.

"Okey, Bima kamu duduk di bangku kosong. Barisan ke tiga dari depan. iya di depannya yang bernama Abella Wulandari," kata Bu Sri.

Mata Abel membulat dan melirik bangku dibelakangnya. Sekarang ada yang menepatinya.

Sial.

*Bersambung

Loba Lo LobuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang