Bagaimana pun masa lalu itu tidak akan terlupakan...
Tolong... Tolong...
Si berwarna merah dan bercampur berwarna hitan...
Dan tergores sedikit...
Bukan...
Tergores cukup banyak...
Layakkah aku bercerita?Sudah lebih satu bulan Bima berstatus murid baru.
Kertas yang dipegang Bima kali ini hanyalah namanya dan Nama depan bangkunya. Abella Wulandari. Tugas kelompok fisika dan harus dikumpulkan minggu depan.
"Dapat kelompoknya siapa? " tanya Gilang. Bima menyerahkan selembar kertas yang di pegangnya tadi.
"Galau banget sih bang.." ledek Gilang.
"Lo kok kalau dekat yang lain, iya in. Tapi kalau dekat Abel kok kek gimana gitu, " ledek Gilang lagi.
"Apa jangan-jangan lo suka? "ledek Gilang makin parah.
Bima tak menghiraukan. Ia segera bangkit dari bangkunya dan mendekati meja Abel. Kebetulan Abel sedang asik membaca novel.
Bima mengambil buku novel ditangan Abel. Abel kaget bukan main. Sama yang lain juga. Gilang menepuk kepalanya. Ada yang salah?
Bima menyerahkan selembar kertas tentang bahan yang akan di pakai buat tugas kelompok.
"Trus? " tanya Abel. Bukan Abel kalau bukan melawan.
"Besok ngerjain di rumah kamu jam empat sore, " jawab Bima dengan singkat dan padat.
"Eh? "
"Kenapa? " tanya Bima datar.
Abel bingung menjawab apa. Akhirnya Abel mengangguk. Ingin ia lawan tapi, susah.
Beberapa orang berbisik. Tentang tingkah laku Bima yang (cukup) kasar dengan Abel. Padahal Bima tidak pernah melakukan segalak itu.
"wedehh.. Keren lo Bim, " itu tanggapan dari Galang. Bima tidak merespon. Ia kembali ke kursinya karena guru bahasa datang. Bahkan buku novel Abel masih ia pegang.
Abel masih membeku dan terdiam. Ini tidak seperti biasanya.
Ya ini sungguh aneh.Sialan.
***
"Buku lo.. "kata Abel pelan ke Laura. Mereka sekarang berada di Kantin.
"Ada apa? " tanya Laura bingung.
"Besok gue kembaliin, " jawab Abel merunduk.
"Slow aja sama gue mah. Jangan takut gitu dong. Gue nggak gigit," kata Laura dengan santai.
Muka Abel masih membeku.
"Lo kenapa sih? Kok pucet banget" tanya Laura. Abel menggeleng. Tidak ada masalah.
"Pliss deh Bel. Gue ini teman lo. Sahabat lo. Lo mesti cerita ke gue," kata Laura.
Abel menggeleng kuat. Mana mungkin ia akan cerita seperti itu. "Nggak mau, "
"Itu mah terserah lo aja deh, " Nyerah Laura.
"Ra gue pingin pulang. Nanti lo antarin gue ke toko buku aja. Jangan ke rumah, " kata Abel.
Laura mengangguk dan berpikir keras. Sedang apa yang terjadi. Mengapa Abel begitu marah?
***
Bersambung...
*btw, makasihh ya yang sudah baca dari awal sampai akhir. Tenang ini belum selesai. Masih banyak lagi. Kalau ada yg coment terlalu dikit, maafkanlah. Karena aku ngk terbiasa nulis di hape. Dan..
Mohon dukungannya ya.. Trimss.. 😊
![](https://img.wattpad.com/cover/103114361-288-k862423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loba Lo Lobu
Fiksi RemajaAbel, Cewe yang selalu bikin rusuh sekolah. Langganan dipanggil guru BP. Tapi selalu menolak cinta. Menurutnya Ayah adalah cowo yang paling mengerti dia. Tapi Abel tidak akan menyangka bahwa ia akan merindukan pundak seseorang. Bima, Murid baru. Be...