Chapter Five

873 100 26
                                    

-
-
-

- Joseon -

* Luhan

Luhan terkejut, sebuah sinar tiba-tiba menyorot ke arahnya. Reflek ia menutupi matanya dengan lengan karena silau. Melirik pada Sehun juga melakukan hal yang sama dengannya. Kemudian, entah apa yang terjadi, seseorang tiba-tiba menabrak dan mendorongnya hingga ia terhuyung lalu jatuh ke sungai. Sempat menoleh ke arah Sehun untuk meminta tolong, tapi dilihatnya ada seseorang lagi yang juga menabrak Sehun.
Sebelum terjatuh, sekilas ia melihat siapa yang menabraknya. Ia yakin yang menabraknya adalah seorang gadis, walau keadaan cukup gelap karena gerhana, ia tetap dapat melihat kalau itu memang seorang gadis. Namun belum sempat ia memandang lebih jelas lagi, ia sudah terjatuh ke sungai bersama gadis itu. Sehun pun juga. Dan saat didalam air pun Luhan langsung mencari - cari gadis itu. Dilihatnya gadis itu akan tenggelam. Buru - buru ditariknya gadis itu ke atas.

Setelah berhasil naik, Luhan membopong gadis itu dan pandangan matanya tak lepas dari wajah si gadis dalam gendongannya. Gerhana telah usai, jadi ia bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas. Sedangkan si gadis terkejut mendapati dirinya digendong seorang pria asing. Bahkan pria itu menatap dirinya terus menerus, yang tanpa sadar ia pun balas menatap. Gadis itu adalah Xiumin.

Luhan tak bisa lebih kaget lagi saat ia melihat wajah Xiumin secara utuh. Menurutnya, Xiumin tidak hanya cantik, namun sempurna. Belum pernah dilihatnya gadis seperti yang ada digendongannya sekarang ini. Luhan berpikir pasti Xiumin itu bukan berasal dari sini, karena ia belum pernah melihatnya dimanapun selama ia berkelana ke berbagai desa secara diam - diam. Segala sesuatu yang dipakainya pun sangat aneh. Apalagi bentuk tas yang dibawanya, berbeda dengan yang biasa dipakai oleh para gadis dari desa manapun.

Luhan dan Xiumin masih terus saling menatap dengan berbagai pertanyaan muncul di pikiran masing-masing, tanpa ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka. Luhan memang sudah menurunkan Xiumin dari gendongannya tapi tangannya belum lepas dari pinggang Xiumin. Xiumin pun mulai ketakutan, ia berusaha melepaskan rangkulan tangan Luhan dipinggangnya karena mulai merasa tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini. Namun Luhan tak peduli, ia tak mau melepaskan rangkulannya dan malah menatap Xiumin dengan semakin intens.
Acara saling tatap itu terganggu oleh suara teriakan seorang gadis lain di belakangnya.

Luhan menoleh, seketika Xiumin melepaskan diri dari Luhan dan langsung berlari mendekati gadis lain itu, yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya, Kai. Luhan bingung dengan Xiumin yang tiba - tiba langsung berlari kepada gadis itu.
'Mungkin gadis disana itu temannya' pikir Luhan.

----------------------------------------------------------

* Sehun

Sehun memandangi gadis di hadapannya dengan ekspresi yang sama seperti Luhan. Sebelum jatuh ke sungai tadi, ia masih ingat dengan jelas, bagaimana kagetnya ia tiba - tiba didorong oleh seseorang hingga mereka terjatuh bersama. Ia pun melihat dengan jelas yang menabrak dirinya dan Luhan adalah seorang gadis. Yang lebih mengherankan adalah mereka berdua keluar dari dalam gua bercahaya itu. Ini sungguh aneh, pikir Sehun.

Sehun tak bisa berpikir lebih jernih lagi saat mereka berempat terjatuh ke sungai. Di dalam air, seakan sudah menjadi nalurinya, Sehun mencari - cari gadis itu. Matanya terbelalak melihat gadis itu ternyata tak bisa berenang, ia menggapai-gapai ke segala arah. Sehun segera mendekatinya dan menariknya keatas. Ia sampai lebih dulu ke pinggir sungai sepertinya, karena ia tidak melihat Luhan. Dilihatnya gadis itu rupanya pingsan, Sehun mau tak mau harus membopongnya, lalu membaringkan gadis itu dipinggir.
Sehun berusaha untuk tidak melirik wajah gadis itu, namun matanya tidak menurutinya dan malah menelusuri tiap inchi wajah dari gadis itu.
'Gadis ini manis juga' pikir Sehun.
Kulitnya memang tidak putih bersih seperti kebanyakan gadis lainnya, namun bagi Sehun, justru hal itulah yang membuat ia tertarik untuk terus menatapnya. Sehun telah terpesona, ia tanpa sadar mengembangkan senyumnya.
Gadis itu adalah Kai.

Two MoonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang