Chapter Four

887 102 13
                                        

*
*
*

- Seoul -

Xiumin dan Kai keluar dari rumah mereka bersama pagi ini. Tak seperti hari - hari biasanya, Kai yang sudah berangkat ke sekolah lebih dahulu, Xiumin tidak pergi kuliah, melainkan ke kafe. Kali ini ia mendapat jatah masuk pagi.
Dan kebetulan pula hari ini jadwal kuliahnya tidak terlalu banyak, jadi dia bisa meminta ijin libur.

Bosnya menelpon pagi tadi, meminta tolong padanya untuk menjaga kafenya karena istrinya sedang sakit. Bosnya juga bilang Xiumin boleh menutup kafenya kapan saja jika ia merasa kelelahan atau ada kepentingan mendadak.
Xiumin senang sekali bisa masuk pagi sebenarnya. Selain ia merasa tidak enak jika harus menolak permintaan bosnya yang sudah sangat baik padanya, ia bisa menghindari kelompok geng yang selalu mengganggunya setiap ia akan berangkat kerja sepulang kuliah di siang harinya.

Kai? Malah ia yang sebenarnya sedang merasa malas berangkat ke sekolah. Itu karena dia benci harus berurusan dengan Krystal. Dan entah kenapa, setelah kejadian di ruang latihan dance beberapa hari yang lalu, Krystal malah makin gencar mengganggunya. Kai merasa kesabarannya di uji terus menerus.

* *

Kai membereskan buku - bukunya setelah mengerjakan tugas diperpustakaan. Ia lapar dan berpikir sehabis ini akan membeli makan siang favoritnya di kantin. Sesampainya di kantin, para siswa berbisik - bisik sambil menunjuk kearah dirinya. Dia bingung sambil menatap heran bercampur bingung pada seluruh siswa yang ada disana.
Awalnya ia mencoba tak peduli, namun saat ia mencari tempat duduk untuk dirinya, tiba-tiba kakinya dijegal oleh siapa lagi kalau bukan Krystal.

Tak ayal ia pun terjatuh dan semua makanan yang dibawanya tumpah mengotori bagian depan seragamnya. Ia mengerling pada Krystal dengan penuh amarah. Sementara Krystal sendiri hanya melirik Kai, disertai seringai, menertawakan Kai yang kini nampak konyol dilantai.
Emosi Kai sudah naik sekarang ini, ia bangkit dan membanting dengan keras nampan bekas makanan miliknya di hadapan Krystal, sambil menatap Krystal dengan mata berapi-api.

Krystal mendengus, namun matanya sempat bergetar saat melihat Kai dikuasai amarah.
"Kau mau apa, hah? Kau mau protes? Kau ingin membalasku? Lakukan saja dan akan aku pastikan kau dikeluarkan dari sekolah ini, bahkan kalau perlu melenyapkanmu dari muka bumi ini," tantang Krystal.

Kai masih terdiam, matanya melirik kearah gelas plastik yang berisi jus jeruk. Tanpa pikir panjang, tangannya langsung meraih gelas itu dan menyiramkannya ke rambut Krystal sampai habis. Tak hanya itu, ia pun membanting gelas plastik itu dengan keras nyaris mengenai kaki Krystal.
Mata Kai terus terpaku pada Krystal yang terkejut bukan kepalang.

"Kau! Kau pikir selama ini aku takut dengan ancamanmu, hah?! Aku sudah mencoba bersabar padamu karena kita dulu adalah teman baik. Tapi kali ini, aku sudah tak bisa lagi menahan kesabaranku padamu, Krystal Jung!!" Kai berteriak marah.

Suasana kantin yang tadinya penuh bisik - bisik, mendadak sepi.
Mereka baru pertama kali ini melihat Kai mengamuk.

"Sebenarnya apa masalahmu denganku, hah? Dasar pengecut! Seharusnya kau bilang saja apa salahku padamu dan bukan dengan membuat lelucon konyol kepadaku. Ini terakhir kalinya aku peringatkan dirimu Krystal Jung. Jika kau berani macam-macam lagi denganku, akan aku pastikan kau mati disini, dihadapan mereka semua kalau perlu!" kemudian Kai berbalik pergi.

Krystal yang sedari tadi hanya menatap Kai dengan kemarahan yang sama, tak terima dipermalukan oleh Kai di depan seluruh siswa lain. Tanpa pikir panjang, ia mengambil salah satu sumpitnya dan mencoba menusuk Kai dari belakang. Semua berteriak pada Kai untuk awas.

Tepat saat Kai berbalik, saat itu juga Krystal mencoba menghujamkan sumpitnya ke dada Kai.
Reflek Kai menahan hunjaman sumpit itu dengan tangannya. Darah segar mengalir kelengan Kai. Rupanya Kai menahan sumpit itu dengan tangannya.

Two MoonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang