3

2.5K 119 16
                                    


            Abel membuka matanya yang terasa berat sekali, dia berusaha bangun dari tidur nyenyaknya. Hari ini dia ada syuting jadi dia harus bangun pagi, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk digerakkan dia semalam harus rela menjadi bulan-bulanan artis jalang itu. Abel menggerakkan badannya dan pergi ke kamar mandi. Dia memang vampire, tapi sekarang dia sudah hampir tidak pernah menggunakan kekuatan vampirenya. Dia lebih sering menyembunyikan jati dirinya saat ada vampire didepannya dan lebih memilih menyewa jasa bodyguard untuk melindunginya.

Abel masuk kedalam kamar mandi dia harus membersihkan tubuhnya dan saat melihat jam yang menunjukkan bahwa dia masih sempat untuk berendam di bathup. Dia butuh merilekskan tubuhnya, dia lelah karena pekerjaan dan juga seseorang yang selama ini menyita pikiran dan juga hatinya. Padahal sudah cukup lama dia tidak bertemu dengan orang itu. orang yang menyita seluruh hati dan pikiran itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ellen. Meski sudah puluhan wanita dan pria yang berkencan dengannya dia tidak pernah puas karena hanya ada satu orang yang bisa memuaskannya. Ellen. Satu nama yang menyita seluruh hal yang ada di dunianya.

Abel keluar dari bathup dan membilas tubuhnya. Tubuhnya terasa lebih rileks setelah keluar dari bathup, kini Abel melilitkan handuk ke tubuhnya dan keluar dari kamar untuk memakai baju. Tapi panggilan telpon membuatnya berhenti untuk membuka lemarinya, dia lebih memilih mengangkat telponnya dulu.

"Ya?"

"Kau tidak lupa kalau kau ada jadwal pembuatan video clip kan?"

"Tidak, aku sudah siap. Aku akan ada dilokasi sekitar 1 jam dari sekarang. Apa aku terlambat?"

"Tidak tidak, aku suka dengan ketepat waktuanmu. Kau memang model yang profesional, tapi apa tidurmu cukup kemarin?"

"Tentu saja tidak, aku butuh tidur lebih lama. Tapi ini sudah pekerjaanku bukan?"

"Apa perlu aku ijinkan kau? Kau pasti kelelahan."

"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini." Abel memilih-milih baju yang akan dipakainya.

"Baiklah, aku tunggu kau dilokasi apa kau mau sarapan dulu?"

"Eum, siapkan saja aku sandwich sayur. Sepertinya aku butuh sarapan juga."

"Baiklah."

Abel memang artis yang bermasalah dengan teman-teman artisnya, tapi dia bukan orang yang selalu membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan dia selalu profesional. Itulah Abel, dan hal itu juga yang disuka para para produser sehingga ingin selalu menjadikan Abel sebagai artisnya, dan hal itu pula yang membuat banyak yang iri padanya.

Abel memilih menggunakan kemeja putih dan celana jins, dia juga melengkapinya dengan high heels putih. Kasual tapi tetap cantik itulah tampilan Abel, tidak lupa dia menggunakan soft lens, sekarang dia sudah sangat jarang menggunakan kacamata tebalnya. Dia hanya menggunakannya kalau dia tengah ada dirumah atau sedang ke makam kedua orang tuanya.

***

"Kalian yakin? Dia ada disana?" tanya salah seseorang.

"Kami yakin Nona, dia mirip sekali dengan nona Abel yang dulu, hanya saja dia terlihat lebih cantik dari sebelumnya." Lapor para bawahan orang itu.

"Kalau begitu, habisi dia. Kalian tau hadiah yang akan kalian dapat kalau berhasil menghabisinya." Jelas orang itu membuat para bawahannya mengangguk.

"Kalian boleh pergi." Usirnya tegas.

"Akhirnya kutemukan kau."

***

Abel baru saja selesaikan satu scene dan hari sudah berganti malam, Lina selaku manager dan juga kakak yang sudah merawatnya selama ini memberinya jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Udara malam sudah semakin berubah menjadi dingin dan Abel masih harus menyelesaikan satu scene lagi sebelum pulang ke rumahnya. Hanya saja dia sudah terlalu lelah untuk menyetir sendirian pulang kerumahnya.

"Lin, aku pulang sama kamu aja ya." Ucapnya saat managernya sudah ada disampingnya membawakan segelas teh hangat.

"Kenapa? Apa kau tidak mau pulang kerumah?" tanyanya.

"Aku terlalu lelah untuk bisa sampai rumah sekarang. Bisakan?" Abel menatap Lina dengan tatapan memelas.

"Tanpa kamu minta pun aku bakal tetep nyediain tempat tinggal buat kamu Bel. Sekarang istirahat saja, masih ada waktu setengah jam." Lina pergi meninggalkan Abel sendirian dibawah pohon. Abel menyandarkan kepalanya ke pohon, dia sangat lelah dia ingin sekali mengambil hari libur disela-sela jadwalnya yang padat.

"Hai nona, apa Anda tengah sibuk sekarang? Kami ingin Anda ikut dengan kami sebentar?" sapa sebuah suara membuat Abel membuka matanya dan melihat ke depan ada 2 orang pria berdiri didepannya.

"Siapa kalian?" tanya Abel panik melihat dua orang itu.

"Kami disuruh untuk bernegosiasi dengan Anda, jadi jika Anda ingin ikut kami dengan baik-baik maka tidak akan terjadi apa-apa. Sebaliknya jika Anda menolak kami tidak ada pilihan lain selain membawa Anda dengan paksa dan sedikit kekerasan. Bagaimana?" tawar mereka.

"Maaf, saya masih harus menyelesaikan syuting saya. Jadi saya tidak bisa, jika kalian ingin bertemu saya kalian bisa menghubungi manager saya terlebih dahulu." Abel hendak berdiri meninggalkan kedua orang itu tapi kembali kedua orang itu menghalanginya.

"Kami tidak ada urusan dengan manager Anda, kami hanya ingin Anda ikut dengan kami sekarang." Abel melirik kesegala arah mencari bodyguardnya.

"Jika Anda mencari pengawal Anda, sudah dipastikan Anda tidak akan menemukannya. Mereka sudah mati baru saja." Ucap mereka santai. Kini Abel benar-benar panik dia tidak bisa melindungi dirinya.

"Baiklah, saya akan meminta ijin kepada sutradara saya untuk berbicara dengan Anda sebentar." Ucap Abel, dia berlalu meninggalkan kedua orang itu untuk menemui sutradaranya, bukan untuk meminta ijin melainkan meminta perlindungan. Tapi diluar dugaan bukannya mendapat perlindungan sutrada menyuruhnya untuk menyelesaikan urusannya dengan kedua orang itu membuat Abel mau tidak mau mengikuti kedua orang itu.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Abel.

"Nona Abel Quincy salah satu keturunan vampire terkuat. Yang ingin kami bicarakan adalah kami ingin memusnahkanmu sekarang juga." Abel membelalakan matanya tidak menyangka identitasnya akan terbongkar secepat itu.

Kedua orang itu menunjukkan taringnya dan baru hendak menyerang Abel, tapi sebuah pukulan kuat melayang dari belakang tubuh Abel. Abel memekik kaget melihat hal itu.

"Siapa kau?" tanya mereka.

"Tidak perlu kalian tau siapa aku, cukup dengan ini kalian akan berhenti mengganggu." Orang itu mengeluarkan sebuah senjata dan langsung menembakkan ketubuh kedua vampre itu.

"Apa kau baik-ba....." Orang itu tidak menyelesaikan kalimatnya saat melihat siapa yang sudah ditolongnya.

TBC

Blood Red 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang