5

1.9K 119 11
                                    

Diharapkan bagi yang dibawah 18 tahun menyingkir, karena ada adegan diatas 18+.

Ellen mengganti baju kerjanya dengan kaos longgar dan celana jins, dia membungkus tubuhnya dengan hoodie. Dia berencana pergi ke club malam ini tanpa sepengetahuan Prisca. Dia hanya ingin sendiri malam ini.

Baru satu jam Ellen ada disana sudah banyak yang mendekatinya bahkan terang-terangan menggodanya, tapi Ellen tidak bergeming dia masih menikmati minumannya. Dia belum mabuk, hanya saja dia merasa tidak mood dengan sekitarnya. Sudah beberapa kali wanita datang mendekatinya, bahkan dengan terang-terangan menyentuhnya, tapi Ellen tidak menanggapi mereka.

"Sepertinya kau baru disini?" bartender itu bertanya pada Ellen yang dijawab dengan senyum tipis darinya.

"Ya, aku baru. Apakah wanita disini bisa menemani wanita sepertiku?" tanyanya, hal itu sontak saja membuat bartender itu terkejut.

"Kau wanita? Tapi wajahmu terlalu tampan untuk disebut wanita." Ucapnya.

"Aku sudah sering mendengar itu. jadi bagaimana?" Ellen terkekeh.

"Eum, kau bisa menyewa mereka. Aku sarankan kau memilih dia, dia adalah wanita tercantik yang ada disini namanya Lavenia." Sarannya menunjuk salah satu wanita yang memakai dress seksi berwarna hitam. Dia hanya berdiri bersandar pada dinding dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Raut wajahnya terlihat tenang dan seperti tengah mengamati keadaan sekitar, mungkin dia tengah mencari mangsa, pikir Ellen.

"Dia terlihat lumayan." Ellen masih betah memperhatikan wanita itu.

"Tentu saja, dia juga selalu menjadi yang terbaik disini. Banyak orang yang berlomba menyewanya, tapi sepertinya malam ini dia free. Dia tidak mungkin terlihat disana kalau dia ada pelanggan." Jelas bartender itu, wanita yang disebut bartender itu berjalan kearahnya, bukan lebih tepatnya kearah bar. Ellen kembali menyesap minumannya, kini pandangannya tidak lagi mengarah ke wanita itu. dia menatap sekumpulan orang yang menari diiringi musik dari DJ malam ini.

"Daritadi aku lihat kau memperhatikanku, apa kau mau bermain denganku malam ini?" bisikan lembut itu membuat bulu kuduk Ellen meremang. Reflek tubuhnya menjauhi orang yang membisikinya. Walaupun sempat terkejut, saat melihat siapa yang melakukannya tubuhnya seketika rileks lagi.

"Ah ya, aku tadi bertanya wanita mana yang bisa menemaniku dan dia menyebutkan dirimu." Ellen menjelaskan dengan wajah polos, wajah tampannya sangat imut membuat wanita itu menggigit bibirnya menahan diri untuk tidak melumat bibir itu.

"Jadi kau mau aku menemanimu malam ini?" wanita itu masih menggunakan nada yang seksi, membuat sekujur tubuh Ellen meremang.

"Tapi aku tidak melayani bocah." Sambung wanita itu.

"Kau pikir aku masih bocah?" Ellen mengangkat sebelah alisnya, seolah bertanya 'apakah wajahku semuda itu untuk dikatakan bocah?'.

"Kau terlalu muda untuk bisa masuk ke bar ini." Ellen memutar matanya jengah.

"Aku sudah cukup umur untuk minum alkohol dan juga masuk ke bar. Dan aku bukanlah bocah." Ellen menegak minumannya dalam sekali minum, wanita itu tertawa melihat kekesalan Ellen.

"Aku Lavenia. Siapa namamu?" wanita itu mengulurkan tangannya di depan Ellen dan Ellen menyambutnya meski dengan sedikit kesal.

"Ellen." Balasnya singkat.

"Aku free malam ini, apa kau mau menemaniku?" wanita itu meraba paha Ellen, menggodanya untuk segera melakukan segala hal yang 'iya-iya'.

"Boleh juga, aku akan memesan hotel untuk kita berdua." Ellen mengeluarkan ponselnya, tapi langsung ditahan wanita itu.

Blood Red 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang