4

2.1K 112 11
                                    


Kenapa susah sekali untuk menemukanmu? Apa kau tak tau betapa tersiksanya diriku tanpamu, aku hanya menginginkanmu meski kau sudah menyakitiku berkali-kali aku tetap mencintaimu. Anggap saja aku bodoh, tapi itulah yang terjadi padaku. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.

Jonathan duduk dengan gelisah diruangan itu sementara Abel tengah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Dia tidak sengaja melihat seorang wanita yang dikelilingi sekelompok vampire, secara naluri dia menolong perempuan itu dan betapa terkejutnya dia saat tahu kalau wanita yang ditolongnya adalah orang yang dulu selalu dibully disekolahnya dan salah satu pewaris atau vampire keturunan darah murni.

"Sepertinya keputusanku salah karena sudah menolong wanita ini. bagaimana kalau dia membunuhku, bukannya aku yang sudah membuat mereka jadi musuhan sekarang." Jonathan semakin gelisah mengingat kenangan itu. Abel keluar dari kamar dan melihat Jonathan yang gelisah dalam duduknya.

"Kau ingin minum apa? Aku punya beberapa kantong darah kalau kau mau?" tawar Abel diselingi dengan tawanya. Sebenarnya dia bukan tidak tau kenapa Jonthan jadi gelisah seperti itu, hanya saja dia merasa terhibur melihat kegugupannya.

"Aku bercana Jo. Ini minumlah, ini bukan darah yang pasti." Abel memberikan sekaleng jus jeruk dan dia sendiri lebih memilih meminum wine.

"Aku tidak tau kalau kau sekarang sudah berubah sekali. Ap-apa kau sudah ada mendengar kabar dari Ellen?" tanya Jo dia masih gugup.

"Aku tidak tau dia ada dimana sekarang. Aku sudah berusaha mencarinya." Abel bergumam lemah.

"Dia juga tidak pernah muncul lagi sebagai pewaris terakhir klan Terrance. Semua menanyakan keperadaannya, karena hanya dia yang bisa memimpin klan pemburu vampire. Pemimpin sekarang bukan sosok yang bisa memimpin. Kau kenal dengan Lea kan? Dialah pemimpin sekarang, banyak hal yang disembunyikan dari kami, aku tidak tau apa, tapi yang pasti sepertinya itu berbahaya bagi kita semua." Jonathan meminum jusnya, tenggorokkannya terasa sangat kering saat ini.

"Vampire-vampire itu, mereka menyerangku karena ingin memusnahkanku yang pemegang kekuatan terkuat di klan vampire. Seharusnya mereka tunduk kepadaku, aku sempat menatap mereka, seharusnya aku bisa mengendalikan mereka. Tapi seperti ada yang aneh pada tubuh mereka, mereka seperti bukan vampire biasa." Abel meletakkan gelas wine-nya dan berpikir keras.

"Aneh, apa menurutmu ini ulah Lea? Aku tidak pernah berhasil sedikitpun untuk menyelidiknya, dan setiap orang yang aku kirim untuk mengikuti kegiatan Lea semua lenyap begitu saja." Jonathan menghela nafas beratnya.

"Jadi kau salah satu keturunan pemburu vampire juga Jo? Kenapa kau tidak membunuhku sekarang? Kurasa kau cukup kuat untuk membunuhku." Abel menunjukkan smirknya menatap Jonathan yang gugup.

"Aku tidak berada dipihak manapun, aku tidak ingin membunuh orang yang menurutku sejalan denganku. Lagi pula para vampire itu ingin memusnahkanmu meski mereka tau kau keturunan terakhir dari Quincy. Aneh melihat mereka yang nyatanya vampire tidak bisa kau kendalikan."

"Kurasa, aku sudah sebaiknya mulai menyelidiki apa yang terjadi disini. Apa kau mau bekerja sama denganku?"

"Apa kau bercanda? Menyelidiki hal itu akanlah sangat sulit dan kau sekarang seorang model ditambah kau juga seorang vampire." Jonathan menatap Abel dengan tatapan tidak percaya.

"Apa salahnya kalau aku seorang model? Apakah itu akan mengubah keadaan?" Abel menatap tajam Jonathan. Jonathan tidak bisa menjawab pertanyaan Abel, dia bingung, apakah dia harus menerima permintaan Abel atau tidak.

"Aku akan menghubungi besok." Jonathan baru saja ingin pergi meninggalkan Abel, tapi Abel memanggilnya kembali.

"Bagaimana caramu menghubungiku kalau kau sendiri saja tidak memiliki nomerku?" Abel menyerahkan kartu namanya kepada Jonathan sebagai pengingat.

Blood Red 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang