😌32. Menjauh (maybe)

2.1K 105 14
                                    

Jika suatu hari kamu mendengar bukan lagi kamu yang kucinta, kuharap jangan mudah percaya.

KAMU KENAL BAIK DENGANKU KAN ?

* * * *

"Malam tadi, mungkin yang terakhir. Dari malam tadi aku akan mulai untuk belajar mengikhlaskan. Walau mungkin sulit. Memang, semua tak dapat ku kira. Dia, yang awalnya kukira akan kembali kepadaku. Justru ia malah pamit dengan cara yang istimewa. Biarlah malam itu akan ku jadikan kenangan."

Ucapnya dalam hati. Adel sedang duduk di kursi panjang yang ada di taman sekolahnya dulu. Acara pagi ini adalah senam pagi seluruh peserta dan panitia, tapi Adel lebih memilih ke taman. Entahlah ia suka dengan tempat ini. Tenang. Itulah yang ia rasa.

"Adellll !! Lu tuh ya resee tau gakk !!" Teriak Dila yang berjalan menuju ke arahnya.

"Engga." Jawabnya dengan muka datar bin dingin.

Dila menarik dagu Adel. Ia mengamati ekspresi wajah temannya itu. Matanya bengkak. Sembab. Efek semalam mungkin.

"Mata lu.." Ujarnya menggantung.

Adel mengalihkan wajahnya dari hadapan Dila. Ia tidak ingin Dila tau. Cukup tuhanlah yang menjadi saksi dari kejadian atau mungkin bisa dibilang kenangan di malam tadi.

"Semalem gua ga bisa tidur."

"Del lu gapapa kan ?" Tanya Dila yang masih memperhatikan wajah Adel yang masih sendu.

Adel hanya menganggukan kepalanya. Tanda ia tidak apa apa. Memang benar, nyatanya ia tidak berbohong, ia baik baik saja, tapi tidak dengan keadaan hatinya.

"Gilang ngapain lu lagi ? Dia nyak--?" Tanya Dila lagi dan lagi dengan memasang muka geramnya namun berhasil di potong oleh Adel.

"Engga." Jawabnya cepat. Memotong perkataan dari Dila.

"Atuh del. Lu kenapa ?"

"Gua gapapa Dila cempreng !" Jawabnya dengan senyum yang melengkung di bibir tipisnya sambil mencubit kedua pipi Dila.

"Ahh sakit del.." Dila beranjak dari duduknya. "Ehh ayo del kesana ihh. Kita sarapan dulu yukk." Sambil menarik narik tangan Adel.

"Ahh mager gua masih kenyang."

"Ihh apaan sih lu tuh del !! Kata GILANG lu belom makan ?!" Jawabnya dengan penuh penekanan di kata 'Gilang'.

"Dia lagi." Batin Adel.

"Udah ayo." Rengek Dila seperti anak kecil.

Begitulah Dila, ia selalu merengek seperti anak kecil yang tidak di belikan ice cream jika permintaannya tidak dituruti. Namun, itulah cara dia agar temannya mau menurutinya. Kekanak kanakan memang, tapi Adel suka dengan sikap temannya ini. Dila kadang selalu bertingkah bodoh sekedar membuat Adel tertawa lepas. Dan selalu berhasil.

"Iya udah ayo !" Jawab Adel pasrah.

Pada akhirnya Adel pun pasrah dan menuruti permintaan temannya itu. Mereka berjalan, menaiki anak tangga menuju ruang panitia yang ada di lantai 2.

"Del ayo sarapan. Lu makan sama gua." Perintah seorang pria yang berhasil membuatnya tersenyum dan menangis di selang waktu yang hanya hitungan jam.

"DAN GA ADA PENOLAKAN !" Ujarnya tegas. "Ayok nih punya lu di gua."

"Gua makan sama Dila." Jawab Adel datar tanpa ekspresi. "Mana sini punya gua."

Apa KITA Hanya TEMAN ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang