Sudah berhari hari aku disini, berhari hari juga dia tak memperlihatkan perubahan apapun.
Tangannya terasa begitu lembut dan hangat, kim taeyeon ku. Dia masih terbaring tak mengatakan apapun, tak bergerak sedikitpun, hanya suara alat alat rumah sakit itu yang terdengar begitu mengerikan di telingaku.
Taeyeon-a, kembalilah. Kumohon kembalilah.
Hari ini aku menjadi lebih ketakutan dari kemarin, dan lebih ketakutan untuk menghadapi esok hari, apa dia akan kembali, atau dia memutuskan untuk pergi. Aku takut.
Mungkin taeyeon tersesat, mungkin dia tak ingat bahwa aku menunggunya disini, mungkin dia tak ingin kembali karena selama ini ia terlalu sakit. Aku mengusap jemarinya yang kemarin bergerak karena namaku, tapi kini kembali diam dan tak ada perubahan sama sekali.
Tapi tak apa, aku akan menggenggam tangannya sekarang, setidaknya dia tak akan merasa ditinggalkan.
Aku selalu berdoa, berdoa, dan lagi, berdoa, agar dia selalu dijaga, jadi harapanku bisa sampai padanya. Dan matanya akan perlahan terbuka. Aku akan berdoa supaya ditidurnya dia tak akan mengisi hatinya dengan luka, supaya dia tak merasa tersiksa karena rasa sakitnya, supaya dia tak tersesat dan mengambil keputusan yang tepat.
Ku harap dengan adanya genggaman tanganku, dia akan selalu merasa nyaman dan terhibur, jadi dia bisa kembali padaku. Hari ini, besok, lusa, sampai kapanpun, aku akan terus berdoa untuknya.
Kembalilah, taeyeon-a
****
"kami tak tahu apa ini artinya baik atau buruk, yang jelas dengan bergeraknya tangan nona taeyeon, itu berarti dia mengalami perubahan yang cukup significant, sambil menunggu hasil CT scan, ada baiknya kita terus mengontrol pergerakannya" jelas dokter begitu keluar dari ruangannya
Hanbin menatapnya bingung
"aku ingin kakakku sembuh,dok. Apa yang bisa kita lakukan?" tanya hanbin
"berharap? Mimpi dan harapan tak pernah berbohong kalau kita berusaha mencapainya" jawab dokter itu sambil menepuk pundak hanbin.
Hanbin berjalan kedalam ruangan taeyeon, dan menemukan jiyong yang sedang menatapnya penuh harap, ia ingin melihat taeyeon membuka matanya secepat mungkin.
"..hyung" panggil hanbin
"hanbin-a, apa kata dokter?" tanya jiyong
"mereka masih tak tahu apa itu pertanda baik atau buruk, karena noona tak sadar juga bahkan setelah pergerakan jarinya" jawab hanbin
"mungkin dia pikir dia adalah putri tidur, makanya dia tak bangun bangun" ucap jiyong
"noona, kau dengar itu? Cepat bangun noona" kata hanbin
"apa selama ini dia hanya tertidur disini? Dia pasti sangat bosan" ucap hanbin
"hyung, kau pasti lelah, istirahatlah dulu, atau cari makanan, kau sudah diam disini selama 3 hari, carilah angin segar di luar. noona akan ku temani disini" kata hanbin
"kalau begitu aku hanya akan mencari minuman sebentar" kata jiyong
Hanbin mengangguk.
Jiyong keluar dari ruangan itu meninggalkan hanbin dan taeyeon didalamnya.
Hanbin kembali mendekat pada kakak kesayangannya ia menggenggam erat tangan taeyeon yang terinfus. Ia menyimpan kepalanya diatas tangan taeyeon yang ia genggam.
"..aku harus bagaimana noona? Apa yang harus ku lakukan supaya kau bangun? Aku akan melakukan apapun, jadi ku mohon jangan seperti ini" hanbin menumpahkan tangisannya
KAMU SEDANG MEMBACA
NOW ✔GTAE ✔COMPLETE
FanfictionCinta pertama dan masalalu begitu mengikatnya, membuat dia tak pernah pulih dari luka yang diberikan oleh pria itu. Rasa benci yang mendekap erat tak membuatnya berhenti untuk mengingat memori indah bersama lelaki itu. Saat waktu dan takdir bersat...