Rumah Del-grand luas dan besar. Totalnya ada 11 ruangan di rumah tersebut. Yaitu ruang kerja Del-grand yang juga berfungsi sebagai tempat pertemuan Del-grand dengan bawahannya; ruang tamu yang ditengah-tengahnya berdiri tungku raksasa; ruang makan yang berhiaskan patung-patung angsa; dapur yang sangat bersih; gudang yang pintunya selalu terkunci; lima kamar tidur yang salah satunya akan ditempati Willy; dan sebuah ruangan dengan ukiran aneh di lantainya.
Del-grand selama ini tinggal bersama tiga kerabatnya. Tacekri, laki-laki separuh baya dengan anak perempuannya yang berumur 8 tahun, Tacela. Keduanya tidak menyukai Willy. Untungnya kerabat yang lain, Avragento, sangat menyukai Willy. Pertama kali bertemu, Avragento langsung mengangkat tubuh Willy. Sesuatu yang sangat mudah dilakukan oleh pria yang luar biasa besar seperti dia.
Pagi itu, Willy terbangun dengan tubuh segar. Merasa asing sebentar pada kamar barunya, baru mandi secepat mungkin. Malam tadi Del-grand berjanji akan mengantarkan Willy dan teman-temannya bertemu seseorang yang kemungkinan tahu cara untuk mengembalikan mereka ke Gaist. Bumi. Dia hampir lupa pada tempat itu, karena Taltarin begitu menarik. Penuh hal baru untuknya.
Suara ketukan di pintu membuatnya bergegas memakai pakaian. Pakaian baru. Avragento membelikannya kemarin sore. Agak kebesaran, tapi Avragento bilang nanti pasti muat.
Ketukan semakin cepat dan keras. Rupanya orang yang mengetuk sudah tidak sabar.
“Sebentar.” Willy membuka pintu.
Tacela berdiri dengan wajah mengkerut. “Lama sekali!”
“Ma-maaf a-aku sedang berpakaian.”
Tacela berpaling, berjalan menuju ruang makan. “Nenek menunggu di ruang kerjanya,” katanya sambil lalu.
“I-iya, terima kasih Tacela.” Willy menutup pintunya. Berjalan dengan tenang. Del-grand tak suka suara ribut. Bahkan Avragento pun apabila dihadapan Del-grand selalu lebih tenang dari kebiasaannya yang hampir selalu ingin berteriak. Diketuk Willy pintu ruang kerja Del-grand.
“Silahkan masuk.”
“Permisi.”
Del-grand sedang duduk di kursinya. Meja di depan nenek itu penuh kertas-kertas yang berisi angka-angka serta grafik-grafik aneh. Faratzi juga berada di ruangan itu, mengepit sebuah tas yang kelihatannya sangat berat. Dia mengangguk saat melihat Willy. Yang dibalas Willy dengan anggukan pula, diam-diam dia mencuri pandang meneliti telinga Faratzi yang penuh tindikan.
“Mendekatlah,” seru Del-grand.
Faratzi agak menepi. Jubahnya bergemerincing, membuat Willy bertanya-tanya benda apa yang disembunyikan orang itu di baliknya.
Del-grand mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas yang dipelajarinya tadi. Matanya tampak lelah.
“Willy. Aku tahu aku sudah berjanji akan mengantarkanmu hari ini ke tempat itu. Tapi…”
Willy mendapat firasat buruk.
“Tapi ada yang segera harus kudiskusikan dengan Faratzi soal keuangan kami. Jadi maaf, Nak, aku tak bisa mengantarmu.”
Faratzi menambahkan, “Sayang sekali, Willy. Kuakui ini salahku. Tapi masalah keuangan ini harus segera diatasi.”
“Tak apa, Tu-tuan Faratzi, Ray Del-grand, saya bisa mengerti. Ka-kalau begitu tidak jadi ha-hari ini?”
“Tak harus begitu. Kalian bisa pergi tanpaku. Aku sudah menyuruh seseorang untuk menggantikanku.” Del-grand membuka lacinya. “Ini, ambillah.”
Willy menerima gulungan kertas yang diberikan Del-grand. Dibukanya. Sebuah peta.
“Itu peta kota ini. Sebaiknya kalian punya satu. Karena Bartez, Vivian dan Yoray-ion apalagi Guan tidak akan terpikir sampai ke situ. Kau lihat segitiga hijau kecil, letaknya dekat hutan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The World
AdventureGaist, Taltarin, Votran dan Jiljaron. Keempat dunia ini memiliki kesamaan yaitu 'berada diambang kehancuran'. Lima anak ditakdirkan memiliki pilihan, sebagai 'penerus penghancuran' atau sebagai 'pelahiran kembali'. Takdir yang akan menuntun mereka p...