Laki-laki Hidung Belang (4)

5.6K 311 13
                                    

Suasana IGD menjadi sepi setelah seorang pasien lansia telah meninggal, kini hanya tersisa 1 pasien di IGD yaitu sersan Prama dan kini ia akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap.

Setelah mengurus pindahan sersan Prama, IGD kedatangan seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar, kebetulan malam ini para dokter sedang mengadakan rapat kedokteran, jadi mereka memberikan surat izin tindakan kepada perawat yang ditugaskan, termasuk dengan Wika

Ia diantar oleh seorang wanita yang menggunakan mini dress berwarna maroon.

"Permisi, saya suster Wika ingin meminta data pasien, dengan bapak siapa?...." Wika bertanya dengan rinci untuk mengisi data administrasi pasien.

"Kantinnya sebelah mana ya?" tanya perempuan itu.

"Anda lurus saja,belok kiri dan disana papan bertuliskan kantin sehat" jawab Wika seraya menunjukkan arah.

"Makasih"

"Iya, sama-sama"

Kini hanya tersisa 2 orang saja di dalam IGD, Wika yang tengah membereskan bekas pemasangan infus, menurut perempuan tadi bapak ini terjatuh dari tangga dan membuatnya selalu pusing, ungkap perempuan tadi.

Tiba-tiba tangannya menyentuh paha Wika.

"Eh, bapak,, kenapa?" Wika meliriknya sinis

"Maaf sus, tadi tangan saya gak sengaja" pungkasnya dengan wajah mesum.

"Oh gitu, lain kali jangan gitu pak, gak sopan!" tegur Wika.

"Susternya jangan galak dong, malah makin cantik deh,, saya godain ya" ucapnya menyeringai, tangannya yang memegang paha Wika membuatnya refleks menghempaskan tangan itu dengan kencang hingga membuat tangan pria itu terbentur ranjang, "Aw, sakit dong cantik,, gak boleh gitu"

"Bapak yang sopan ya! Atau saya teriak" dengan nada marah

"Jangan panggil bapak dong, Om aja" ucap pria itu sambil mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Tangannya kembali berulah dan kali ini menyentuh tangan Wika

"Pak yang sopan, saya gak suka!"
Wika menepis tangan pria itu hingga terbentur ke ranjang lagi.

"Wow, tenaganya oke juga, kamu mau yah sama om, nanti om bisa kasih apa aja buat ka-"

"PLAAAK"

Sebuah tamparan dari tangan Wika mendarat di muka pria itu,Wika tidak merasa bersalah tapi ia malah merasa puas

"Beraninya! Saya akan laporkan kamu ke direktur utama RS ini, supaya kamu segera dipecat!" teriak pria itu dengan geram

"Silahkan pak, lebih baik saya berhenti bekerja daripada saya harus melayani laki-laki hindung belang seperti bapak!"

Pria hidung belang itu terus menarik memaksa Wika berbuat hal yang keji, Wika meronta dan berteriak.

"Aaaa, tolong!!!"

Diwaktu yang sama, Arya yang tengah berjalan melewati IGD mendengar suara perempuan meminta tolong dan tangisan. Ia segera mencari sumber suara,, ternyata sumber suara tersebut dari ruang IGD, Ia langsung bergegas menuju tempat tersebut.

Ia melihat Wika yang tengah menangis meronta,lengannya dipegang dengan kuat oleh seorang pria bertubuh tambun tersebut.

"Hey, apa-apaan ini? Lepaskan dia sekarang!" tegas Arya yang seperti memarahi anak buahnya ketika berbuat salah.

"Siapa kamu berani-beraninya memerintah saya!" ucap pria itu yang beranjak dari tempat tidurnya.

"Anda tidak perlu tahu siapa saya, sekarang lepaskan dia!" gertak Arya.

"Argh banyak omong!" pria itu tiba-tiba mengepalkan tangannya dan hampir mengenai wajah Arya.

Arya tidak banyak berulah, ia haya menempeleng pria bejad itu dengan baret yang ia pegang

"Jangan pernah sentuh dia karena dia adalah istri saya! Sekarang kamu minta maaf kepada istri saya!" gertak Arya

"M-maaf, s-saya gak tau itu istri anda" ucap pria itu sambil terus memegangi pipinya yang terkena lencana baret.

Securty pun datang,"Ada apa? Kami mendengar keributan!"

"Jadi begini pak, pria ini memprilakukan suster Wika tidak senonoh, makanya saya datang" pungkas Arya.

"Bapak harus kami tahan!" tegas salah satu securuty tersebut.

"Sayakan lagi sakit pak"

"Kami tidak mau tahu, anda telah melanggar tata krama!" pungkas security tersebut

****

Wika masih menangis segukan, sudah 15 menit ia menangis.

"Sudahlah, kamu kan tidak apa-apa" Arya mencoba menangkan Wika, namun ia malah semakin keras menangis.

"A-aku takut" suaranya lirih.

Arya tak tega melihat seorang menangis seperti itu, Ia memeluk Wika dan mengusap-usap punggungnya.

"Sudah" pungkas Arya.

Kedua sahabat Wika datang dan menyaksikan pemandangan itu.

"Omg, roti sobeknya dapet!" ucap Risma tertawa geli.

"Yaampun gue gak percaya, asli bro!! Cepet banget si Wika dapetin tu cowok mana maco dipeluk-peluk lagi" ungkap Fika gak percaya.

Mereka berdua menghampiri Wika dan Arya.

"Wika!, kamu gak apa-apa?" tanya Fika cemas.

"Fika! Huhuhuhu,, aku takut" Wika memeluk erat Fika dan menagis lagi, Risma jadi ikutan meluk.

"Hmm,sekarangkan teman-temannya udah pada datang, jadi saya tinggal, kasihan teman saya nungguin dari tadi" ucap Arya.

"Iya, makasih ya mas tentara!" teriak Risma.

Arya pergi meninggalkan mereka bertiga menuju kamar sersan Prama.

Hari ini menjadi hari terberat bagi Wika, setelah diganggu oleh laki-laki hidung belang ia juga telat pulang karena menggantikan rekannya yang tidak masuk.

My Love Is Dangerous (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang