Dipertemukan lagi (9)

4.4K 254 2
                                    

Tok..tok..tok...

"Pasti itu kak Ryan yang mengetuk pintu" gumam Wika yang tengah menyiapkan hidangan diatas meja makan.

"Sebentar!" teriak Wika dari dalam.

"Itu adek kamu yang sahut?" tanya Arya pada Ryan yang kembali mengetuk pintu.

"Iya" singkat Ryan.

"Emangnya adik kamu itu usianya berapa sih?" tanya Arya yang mulai penasaran.

"Dia baru 20 tahun, tetapi dia gak manja kayak gadis lainnya. Dia lebih suka cari uang sendiri daripada harus minta sama papah mamah." sahut Ryan yang tersenyum. Arya yang hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban sahabatnya itu.

Wika membuka pintu dengan senyuman hangatnya disambut dengan sebuah sapaan manis dari mulutnya.

"Selamat siang kakak, mari masuk.. Temannya man-" seketika Wika terdiam ketika melihat Arya yang muncul dari belakang tubuh Ryan.

"Wika?" dengan spontannya Arya menyebutkan nama itu.

"Lho? Kamu udah kenal sama adik aku?" tanya Ryan yang pandangannya mondar-mandir dari Arya ke Wika.

Wika hanya terdiam kaku melihat laki-laki itu. Matanya berlinang air mata, raut wajahnya berubah menunjukkan bahwa luka yang pernah menggores hatinya itu masih terasa dan belum sembuh.

"Dek! Kamu kenapa? Kok nangis?" tanya Ryan khawatir.

Ryan yang kebingungan mencari jawaban dari dua orang yang ada diantaranya yang hanya membuatnya semakin khawatir.

"Arya? Ini ada apa sih? Kalian udah pada kenal? Kok kalian malah diam begini?" tanya Ryan yang mencoba menyadarkan mereka dari pandangan yang kosong dan menyedihkan.

"Kakak, jelasin sama aku kenapa kakak bawa dia kesini?" tanya Wika sendu.

"Memangnya kenapa dek? Dia sahabat kakak yang kakak ceritain sama adek, dia letting kakak" pungkas Ryan mencoba menjelaskan. "Ini ada apa sih sebenarnya?" tanya Ryan lagi.

"Aku gak apa-apa!" sahut Wika sembari mengusap air matanya. Ia berfikir untuk apa dia menangisi seorang laki-laki yang bahkan tak perduli dengannya. Ia mencoba menenangkan hatinya dan mulai bersikap biasa. "Mari masuk!" ajak Wika pada dua orang laki-laki yang berada dihadapannya itu.

"Kamu beneran gak apa-apa?" tanya Ryan memastikan.

"Enggak kak, aku cuma ingat sama mamah aja kok, biasanya kalo kakak kedatangan tamu mamah yang suka masakin" sahut Wika yang mencoba memperlihatkan senyumannya walaupun senyuman itu terasa sangat menyakitkan.

"Yaudah kalo gitu, Ayo Ya, masuk" sahut Ryan dan mengajak Arya masuk. Arya yang hanya terdiam akhirnya menuruti apa kata Ryan.

Dimeja makan Arya dan Wika hanya diam saja, mereka sesekali saling memandang namun Wika selalu membuang pandangan itu seperti benci.

Drrrtttt... Drrrtttt

Ponsel Ryan bergetar dan ia segera melihat layar ponselnya.
"Eh komandanku! Aku angkat dulu ya" ucap Ryan yang pergi meninggalkan mereka berdua.

Kini hanya mereka berdua saja yang ada di ruang makan. Arya yang bingung ingin bicara apa akhirnya memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Masakan kamu enak juga ya!" Arya mencoba untuk menghilangkan rasa canggung yang sebelumnya juga pernah terjadi.

Wika tak menjawab pujian Arya, ia malah menatap Arya seraya berkata "kamu emangnya kenal aku?". Nada sinis Wika membuat Arya berhenti mengunyah makanannya. Ia benar-benar merasa bersalah karena telah membiarkan Wika menunggu tanpa alasan yang jelas. Terlebih karena tadi pagi ia pura-pura tidak mengenal Wika karena ia pikir Wika dan dirinya tidak akan bertemu lagi.

My Love Is Dangerous (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang