"Dek! Wika! Bangun, udah pagi!" Ryan mencoba membangunkan adiknya yang masih terlelap dikamarnya.
"Emh apa? Masih jam 5 pagi nih, aku masih ngantuk!" teriak Wika yang tak ingin membuka matanya.
Ryan menerobos kamar Wika dan membuka gordeng kamar Wika. "Hey, bangun! Jam 7 nih! Jam 5 dari mana?" gerutu kakaknya yang melihat Wika kembali tertidur pulas.
Wika bangun dan duduk di tempat tidurnya, ia membuka matanya sedikit demi sedikit, dan betapa terkejutnya ketika ia melihat kakaknya yang tengah duduk didepannya dengan seragam polisi lengkapnya. "Sejak kapan kakak disini?" tanya Wika yang agak melotot ke arah kakaknya.
"Emangnya kenapa?" tanya Ryan tertawa geli.
"Ih, tuh kan kakak senyum-senyum gitu! Kenapa?" Wika menyembunyikan wajahnya dibalik selimut tebalnya.
"Ternyata adikku yang selalu terlihat cantik dan rapih ini tidurnya ileran ya" Ryan menggoda adiknya yang baru bangun tidur.
"Ih,dasar tukang ngorok! Jangan salah gunain kemampuan intel kakak buat intai aku lagi tidur!" Wika menyilangkan kedua tangannya dan menarik hidung mancung kakaknya.
"Eh sakit!" kakaknya meringis. "Pede amat sih kamu mau diintai sama aku hahaha!" Ryan tertawa terbahak-bahak sambil memegangi hidungnya yang merah.
"Kakakku yang udah rapih mau ke kantor, kenapa belum berangkat? Udah siang!!" Wika mengingatkan kakaknya untuk segera pergi bekerja.
"Adikku yang baru bangun, kakak belum sarapan jadi tolong kamu buatin kakak sarapan ya" Ryan nyengir dengan lebar ke arah Wika.
"Oke aku masak." Wika beranjak dari tempat tidurnya menuju ke dapur.
*****
Wika mengantarkan kakaknya kedepan pintu rumah mereka.
"Dek, kamu hati-hati di rumah ya, kakak berangkat dulu! Assalamu'alaikum" Ryan menyodorkan tangannya.
"Iya, wa'alaikumsalam" jawab Wika yang mencium tangan kakaknya.
Rasanya begitu sepi ketika Wika harus ditinggal kerja kakaknya yang sekarang ia sendirian dirumah yang besar.
"Huh boring banget harus sendiri di rumah" gerutunya sambil mencuci piring sisa sarapan pagi.
"Eh, 2 hari lagi aku harus balik ke Bandung nih, terus kakak gimana disini?" pekiknya.
Ia mengingat masa lalunya bersama kakaknya.
Ketika Wika menangis sendiri di kamar yang selalu menenangkannya adalah kakaknya, dan yang selalu membelanya ketika teman sekolahnya menyalahkan Wika adalah kakaknya. Namun Ia merasa sangat kehilangan ketika kakaknya telah lulus SMA dan memutuskan untuk menjadi seorang taruna Akademi Kepolisian selama 4 tahun lamanya.
Ia melihat sosok yang berbeda saat acara praspa di Istana Merdeka, kakaknya yang dulu bertingkah sok gagah dan polos ini telah berubah menjadi seseorang yang tangguh, kuat, dan gagah dengan balok kuning yang bertengger dipundak kokohnya. Lengannya yang dulu kecil kini menjadi kekar dan badannya yang dulu kurus kini menjadi tegap berisi. Ia melihat perubahann 180 derajat dari kakaknya.
Ia teringat ketika kak Ryan mendapatkan gaji pertamanya, kakaknya itu langsung membelikannya sebuah hadiah dan mengajaknya makan di sebuah restoran. Kakaknya juga mengajak Wika pergi ke Dufan untuk menikmati hari liburnya bersama adik tercintanya.
Wika tersadar dari lamunan masa lalunya itu ketika ponselnya berdering dengan lagu salah satu soundtrack drama Korea yang pernah booming itu.
Ia segera menggeser layar ponselnya tanpa melihat siapa yang meleponnya. "Hallo, assalamu'alaikum"
Wa'alaikum salam, dek kamu lagi ngapain?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is Dangerous (Selesai)
AléatoireSeorang gadis yang menemukan takdirnya bersama pria TNI "Sebenarnya aku cinta sama kamu, tapi kenapa kamu sering banget pergi tanpa pamit, kamu sering lost contact, bahkan gak ngabarin aku berminggu minggu"-Wika "Maaf, aku sering buat kamu khawatir...