Siapa dia? (16)

4.3K 200 2
                                    

Akhir-akhir ini Wika selalu merasa dibuntuti oleh seseorang yang berpakaian serba hitam lengkap dengan topi. Perasaan gelisahnya tidak dapat dipungkiri lagi hingga ia selalu meminta untuk diantar pulang oleh Adrian saat pulang bekerja.

"Kamu gak biasanya minta dianterin pulang?" Tanya Adrian senang.

"Yaaaa, aku cuma pengen dianterin aja! Emang kenapa?" Sahutnya kecut.

Adrian hanya tertawa renyah mendengar jawaban dari gadis yang ia cintai itu. Ia memutar sebuah lagu untuk menghilangkan rasa bosan ketika didalam mobil bersama Wika yang hanya cemberut.

Tidak.. pernah terbayangkan

Secepat inikah semua menghilang

Kumohon izinkanku memelukmu sekali lagi

Biar jadi kenangan indahku terakhir kali..

Biarkan.. biarkan meski hatiku pilu...

(Pilu, 'ost I leave my heart in Lebanon' Sarah Saputri)

Tiba-tiba Wika menangis tersedu-sedu. Ia meminta lagu tersebut dimatikan karena ia kembali teringat Arya, ia teringat dimana mereka bersama-sama menonton film 'I Leave My Heart In Lebanon' di bioskop dengan ost lagu tersbut. Adrian mematikan musik itu dan meminta maaf telah membuatnya kembali terisak.

Setiap kali seseorang itu membuntutinya, ia selalu merasa merinding dan merasa ada yang janggal dari dirinya. 'Apa aku diikuti hantu?' Batinnya ketakutan. Ia selalu melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an saat ia mulai ketakutan.

Ia merasa hidupnya menjadi tidak tenang dan selalu dirundung dalam ketakutan.

"Akhir-akhir ini aku merasa selalu diikuti seseorang lho" ucap Wika pada Una yang sedang memotong kukunya didepan rumah kos.

"Masa sih?" Tanya Una.

"Iya Na! Aku takut banget, gimana kalo dia orang jahat yang berniat buruk sama aku?" Sahut Wika dengan nada gemetar.

"Mungkin itu cuma halusinasi kamu aja!"

"Enggak! Aku gak halusinasi Na! Ini nyata! Tapi setiap aku mencoba mencari orang itu dia selalu gak ada, gak tau sembunyi atau ngilang"

"Kamu jangan negative thinking gitu dong! Siapa tahu orang itu cuma kebetulan jalan dibelakang kamu aja"

"Iya juga sih, tapi masa kebetulannya sering banget sih?
Aah lupain aja deh!" Perkataan Wika membuat Una tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa?" Tanya Wika kebingungan.

"Lucu aja! Hari gini masih percaya gituan, hahahaha"

Wika hanya tersenyum mendengarnya.

Malam itu Wika kembali merasakan kehadiran seseorang itu. Ia memojokkan dirinya ditempat tidur dan menutupi seluruh bagian tubuhnya dengan selimut. Ia menggigil ketakutan ketika sesosok bayangan seseorang melintas dijendela kamarnya.

"Astagfirulloh ya Allah, lindungi hamba ya Allah, hamba takut sekali" guman Wika yang mulutnya tidak berhenti melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Malam mencekam ini terasa sangat panjang baginya. Ia menceritakan apa yang ia alami semalam kepada sahabat-sahabatnya dan tentu juga pada Adrian.

Adrian menjadi khawatir akan cerita dari Wika tersebut. Ia takut orang itu berniat jahat pada Wika.

"Kamu tidur dirumah aku aja ya! Biar orang itu gak bisa ganggu kamu!" Seru Adrian.

"Enggak, aku gak mau.."

"Kenapa? Toh nanti juga rumahku akan jadi rumah kamu juga kan!"

"Ya, aku gak mau aja"

"Kamu jangan keras kepala! Aku lakuin semuanya karena aku khawatir sama kamu"

"Aku gak mau!"

"Dirumah juga kan ada mamah sama papah aku, jadi kamu gak usah khawatir aku ngapa-ngapain kamu"

"Pokoknya aku gak mau! Titik!"

Wika memanyunkan bibirnya dan hanya terdiam tidak mau melemparkan sepatah katapun pada Adrian.

"Kalau kamu cemberut tambah cantik lho!" Canda Adrian untuk membuyarkan suasana dingin.

"Kalau begitu kamu tidurnya minta ditemani Una aja" tambahnya lagi.

"Iya juga"

******

"Una, please ya malam ini tidur di kosan aku" Wika mencoba merayu Una untuk tidur bersamanya malam ini.

"Tumben?"

"Please! Aku ketakutan banget, malem ada orang lewat jendela"

"Iya udah deh, nanti aku nginep dikosan kamu. Jangan kasih tahu kakak kamu ya hehe"

"Iya, pokoknya beres!" Cengir Wika yang terlihat lega.

Memang Kakak Wika alias Ryan menyukai tetangganya itu yaitu Una atau Aluna. Sejak saat kakaknya hampir menabrak Una, ia menjadi lebih sering bertemu karena Una bekerja disebuah kantor kejaksaan. Bahkan sekarang, Una dan Ryan telah bertunangan dan akan melaksanakan pernikahan tahun depan.

Malam itu mereka tidur dengan tenang, orang yang selalu membuntuti tidak ada. Namun Wika bermimpi bertemu dengan Arya ditaman setelah sekian lama ia tidak pernah memimpikan Arya. Ia terbangun dengan napas tersenggal-senggal.

Wika meneguk segelas air dan kembali tidur.

Adrian dan Wika terus bertengkar hingga membuat dada Wika terasa sesak.

"Bisa gak kamu hargai aku sedikit aja? Dan berhenti memanggilku dokter! Aku calon suamimu bukan doktermu!" Tegas Adrian yang mengacak rambutnya.

"Kamu mau dihargai?" Tanya Wika tidak mau kalah.

"Kamu kenapa berubah kayak gini sih? Dulu kamu orang baik dan lembut"

"Kamu tanya aku kenapa? Hmm, kalo kamu gak suka udah! Kita sampai disini aja!" Wika menaikkan sudut bibir sebelah kanannya.

"Kamu jangan gitu! Kita bisa perbaiki ini semua"

"Maksud kamu apa?"

"Selama ini aku memang memiliki ragamu, namun hatimu hanya untuk satu orang, yaitu Arya! Cobalah lakukan apa kata Arya dalam surat wasiat itu"

"Kamu mau aku lupain Mas Arya?" Teriak Wika.

"Lupakan dia! Dan belajarlah untuk mencintai orang yang ada disampingmu!" Tegas Adrian dengan penuh kekecewaan.

"Sampai kapanpun aku gak akan pernah bisa lupain Mas Arya! Aku gak pernah cinta sama kamu!"

Wika menangis dan berlari meninggalkan Adrian sendiri dengan wajah penuh penyesalan. Ia mencoba untuk mengejar Wika namun niatnya kembali diurungkan. 'Biarkan dia sendiri' batinnya. Selama ini ia mencoba untuk bersabar saat bersama Wika. Entah apa yang dapat membuatnya bertahan.

My Love Is Dangerous (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang