Let Me Know

10. Just One Day

Panduan Membaca yg baik dan benar

Jangan lupa voment, aku seneng deh kalo kalian spam, bikin semangat!!. Kalian komen apa kek yg penting komen😂

Jika aku hanya memiliki satu hari , itu mungkin". Hanya satu hari , jika aku bisa bersamamu
Hanya satu hari , jika saya bisa memegang tanganmu
Hanya satu hari , jika aku bisa bersamamu
Hanya satu hari ( Just One Day )

　　"Jari mu". Yoongi menunjuk luka di jari Yerin yang belum sempat ia obati karena mendengar kabar buruk tadi, membuat Yerin kalang kabut ingin segera menghampiri Taehyung di rumah sakit.

　　"Ah ini tadi aku tidak hati-hati saat sedang memasak jajangmyun bersama dengan Seokjin. Sekarang mungkin dia sedang menyelesaikan nya karena tadi sudah hampir selesai, karena kabar ini aku jadi tidak menyelesaikan nya".

　　Yoongi menghela napasnya, bukan karena lega atau sesak napas. Yoongi merasa kasihan padanya. "Ayo aku obati". Yoongi menarik tangan Yerin. Tapi dia menahannya.

　　"Tidak usah Yoongi, ini hanya luka kecil..".

　　"Luka kecil? Jangan meremehkan luka kecil ini nona. Kalau ada bakteri berbahaya masuk kedalam tubuh mu melalui luka di jari mu ini, bisa jadi masalah besar".

　　Yerin menggaruk tengkuknya malu, ia merasa sangat beruntung bisa mengenal teman-teman Taehyung yang baik dan perduli pada nya dan pada Taehyung.

　　"Sudah ikut aku, tidak lebih dari lima menit untuk membalut jari mu ini".
　　
　　

　　***

　　
　　Pusing, itu lah yang di rasakan oleh tuan dan nyonya kim, saat mendengar kabar buruk tentang Taehyung dan perginya Jungkook dari rumah dengan meninggalkan secarik kertas dengan pesan singkat 'jangan mencari dan mengkhawatirkan aku!".

Nyonya kim mendesah frustasi, membuat Tuan kim menoleh menatap istrinya yang tengah memijat pelipisnya. Mereka sedang berada di mobil untuk pergi ke rumah sakit.

　　"Jungkook tidak akan pergi jauh, mungkin sedang bertengkar dengan Taehyung. Dia juga pasti masih pergi ke kampus, kita temui saja dia di sana besok". Tuan kim bersikap tenang walaupun dirinya juga sangat khwatir dengan kedua putra nya itu.

　　"Kedua anakku bermusuhan, sampai kapan ini akan terus berlangsung? Sampai salah satu dari mereka ada yang mati?". Nyonya kim menoleh menatap kedua manik suaminya itu dengan berkaca-kaca. Tuan Kim menarik bahu nyonya kim untu bersandar di dada nya, berharap istirnya itu bisa sedikit tenang.

　　"Aku ingin sekali bisa membawa kedua putra ku yang tampan dan sangat aku banggakan, ke depan teman-teman ku. Kedua anak kita pintar dan patuh, aku ingin sekali melihat keduanya bercanda, saling mengucap selamat akan keberhasilan mereka yang telah tercapai. Aku tau, aku yang salah hiksss....". Nyonya kim menangis, dan tuan kim semakin mengeratkan dekapan nya pada istrinya itu.

　　"Tidak, kau tidak salah istriku".
　　"Aku salah yang telah mengotori hati Taehyung dengan hasutan-hasutan ku, aku gagal menumbuhkan naluri ke-kakak-an nya".

　　"Suatu saat nanti, pasti hal itu bisa terjadi, percaya padaku". Tuan Kim menatap istirnya lekat, lalu mengecup kening istrinya dengan lembut...
　

　
　　
　　***
　　
　

　
　　Ramai, hangat, kebersamaan, dan saling menyayangi. Jungkook bisa merasakan hawa itu semua ketika memasuki rumah panti asuhan di Seoul. Ramai, Penuh tawa, bahagia dalam rumah sederhana bercat putih itu.