24 | The Past.

759 100 44
                                    

Calums pov

Saat itu aku masih duduk di sekolah menengah pertama. Bersama Michael, Ashton, Luke, Aleisha, dan Cezha tentunya.

Aku sudah mengenal mereka dekat, terkecuali Cezha.

Al menyukaiku sejak kelas satu. Namun Luke juga menyukainya, jadi aku lebih memilih sahabat saat itu.

Aku selalu berpura-pura mendukung Luke untuk mendekati Al, namun disisi lain aku tidak tega pada Al yang selalu berusaha bersikap lebih padaku.

Aku sudah berbicara pada Al kalau Luke menyukainya, namun Al sangat keras kepala dan tetap mengejarku.

Sampai suatu saat aku membuatnya berhenti mengharapkanku.

Aku berkata kalau aku tidak akan pernah menyukai wanita jelek sepertinya.

Itu bukan hal yang seharusnya kukatakan.

Ia sebenarnya cantik. Sangat cantik.

Aku benar-benar merasa bodoh saat itu. Namun disisi lain aku juga tidak mau kehilangan sahabatku.

Al sangat terkejut mendengar ucapanku, dan mungkin ia benar-benar kecewa kalau aku menilai seseorang hanya sekedar dari fisik.

Sejak itu Al menjauhiku.

Dan aku tidak menyangka kalau ternyata Luke juga menjauhiku.

Aku tidak mengerti hal bodoh apa yang baru saja aku lakukan.

Luke kecewa padaku atas apa yang baru saja aku lakukan terhadap wanita yang dicintainya.

Ia tidak sadar kalau aku melakukannya demi dirinya. Demi persahabatan. Tapi ternyata perbuatanku malah disalah artikan.

Keadaan tidak berubah. Al tetap tidak bisa menerima Luke.

Dan aku adalah orang yang selalu Luke tunjuk-tunjuk sebagai manusia yang tidak tahu diri karena sudah menyia-nyiakan cinta Al yang sama sekali tak bisa ia dapatkan.

Coba tolong sebutkan adakah hal yang lebih sulit dari ini?

-

Mendengar pertanyaan itu Aleisha memandangku terkejut.

"Hah? Ya enggalah." jawabnya kemudian.

"Hmm." Aku mengangguk.

"Lo satu sekolah sama Luke?" tanyanya.

Saat ini, kalau mendengar nama Luke rasanya kepalaku sangat panas.

Aku menatap Al yang sedang menunduk.

"Sori ya, Al," ucapku tiba-tiba.

"Buat?" tanyanya heran.

"Buat yang lalu-lalu." jawabku singkat lalu memalingkan wajahku darinya.

"Oh, ngga usah dipikirin. Udah gue lupa kok." ucapnya. Lalu aku hanya tersenyum.

Keadaan kembali hening. Pikiranku kembali pada Cezha.

Dan Luke. Dan Audrey. Semuanya.

Pada semua hal yang terjadi padaku akhir-akhir ini.

Dari ketika Luke memulai pergerakannya menikung Audrey dariku, mulai mendekati Cezha ketika di toko buku, meminjamkannya buku rumus, sampai mengantarkannya pulang.

Sebenarnya aku mengikuti Cezha saat itu. Aku tidak mengantar Audrey pulang.

Aku hanya ingin tahu apa yang Cezha lakukan ketika tak ada kami--aku, Michael, dan Ashton.

Dan ketika ia ke toko buku, aku melihat Luke yang pura-pura kebetulan bertemu dengannya. Aku tahu sebenarnya ia juga mengikuti Cezha sejak di dalam mall.

Unexpected Classmate [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang