16 | Rumit.

1.5K 163 63
                                    

Authors pov

Ia terbaring di kasurnya. Mencoba mencari posisi yang nyaman baginya. Yang ada dipikirannya saat ini, ia sangat senang, dan perasaan itu membuatnya tersenyum sendiri sedaritadi.

"Gila," Ia berbicara sendiri.

"Yaampun, gak nyangka." Ia menyambungkan kalimatnya.

"Gue gak nyangka gue satu-satunya orang yang ada buat dia di saat dia lagi nge-down." Ucapnya bangga.

Sekarang Calum sudah di rumahnya setelah Cezha menceritakan masalahnya tadi. Sebenarnya, Calum tadi masih belum mau pulang, tetapi Cezha sudah lebih dulu tertidur saat mereka terdiam. Hm, lagipula juga ini sudah malam hari. Lalu Calum pulang ke rumah setelah tadi ia izin pamit dengan kedua orang tua Cezha yang juga baru pulang dari urusan pekerjaannya.

Kemudian Calum terduduk dari tidurnya. Mengingat kembali masalah Cezha yang tadi diceritakan padanya.

"Kasian, Cezha. Gak bakal gue biarin dia digituin lagi buat yang ketiga kalinya."

"Udah cukup sama Jack brengsek, sekarang sama Vina. Kurang ajar." Ia mengerucutkan bibirnya mencoba untuk berpikir.

"Kalo Cezha ngga mutusin Ashton, Vina bilang Cezha bakal nerima hal yang lebih parah.."

"Gue seneng sih kalo mereka putus. Tapi gue tau banget Cezha tuh udah lama ngimpi-impiin bisa pacaran sama Ashton. Kasian, kalo belom ada seminggu udah diancem putus."

"Dan gue lagi-lagi harus pura-pura nge-support dia,"

"Pura-pura bahagia buat dia padahal disini posisi gue lebih sakit."

-

Cezha's pov

Cahaya matahari memasuki celah-celah tirai kamar dan menyilaukan mataku. Aku pun terbangun. Ya ampun, bahkan aku tidur masih memakai seragam. Mataku menyapu seluruh sisi kamar. Dimana Calum? Ah, ya.. Pasti ia sudah pulang tadi malam saat aku tertidur karena habis menangis.

'Tok tok tok.'

"Sayang, bangun udah pagi.." Mama membangunkanku.

"Iya, ma. Ini juga udah bangun." Sautku malas.

Saat berbicara tadi aku merasakan daguku masih terasa nyeri. Lalu aku mengusapnya pelan. Sialan.

Mama membuka pintu kamarku pelan kemudian duduk dipinggir kasur.

"Cezha, mama sama papa hari ini nggak pulang." Ucapnya sambil mengelus rambutku.

"Soalnya client hari ini di luar kota, jadi mungkin mama balik besok atau mungkin lusa." Lanjutnya.

Aku yang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini tidak bisa menolaknya. Aku juga tidak bisa menuntut banyak pada orang tua yang selalu sibuk dengan urusan bisnis mereka. Lagipula, ini semua kan mereka lakukan untukku. Jadi aku tidak terlalu ambil pusing masalah itu.

"Iya ma, gapapa." Jawabku seadanya.

"Huh? Ini kenapa?" Tanya mama mendongakkan daguku mencoba melihatnya lebih jelas.

Aku melepaskan tangannya dari daguku. 'Sakit banget bangsat.'

"Ah, itu.. hmm.. anu." Aku memikirkan alasan lain.

"Kamu kenapa ini?" Tanyanya ulang lalu mengusap-usapnya lagi.

"Aduh, sakit. Ini.. jatuh. Jatuh di tangga. Iya-iya bener, ini jatuh di tangga, Ma." Jawabku berbohong.

"Ya ampun. Kamu kaya anak kecil aja sih masih jatuh dari tangga. Makanya hati-hati dong." Ucap mama prihatin.

"Oh ya, mama nanti minta tolong sama Mike buat tidur disini nanti malem ngejagain kamu, ya."

Unexpected Classmate [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang