12 | 'r u sure?'

1.4K 197 47
                                    

Cezha's pov

"Jadi mau yang mana?" tanya Ash padaku setelah memilih-milih cd&dvd yang sedaritadi kami pilah-pilah.

Kini aku sedang di music box pada salah satu mall. Awalnya Ash ingin mengajak menonton bioskop, tetapi setelah melihat jadwal yang terlalu sore dan aku khawatir nanti jadinya akan pulang malam, jadi kami memutuskan kesini. Sebenarnya bukan kami, tetapi hanya aku yang memutuskan.

"Sebenernya mau ini," jawabku sambil memegang kaset Don't Panic milik All Time Low.

"Terus?"

"Tapi yang ini gua juga belom punya." sambungku sambil memegang album Crazy World oleh Boys Like Girls.

"Kenapa ga ambil dua-duanya aja?" Tanya Ashton.

Lalu aku memasang ekspresi mau tapi malu-malu tai. Eh maksudnya, mau minta tapi malu, kan tai, gitu.

"Yaudah deh gua ambil yang ini dulu, ehe." Dengan cepat aku memutuskan hanya mengambil salah satunya saja, sambil menaruh album Crazy World kembali di tempatnya lalu bergegas ke kasir.

'Anjir, tapi gua mau crazy world juga..' batinku.

Saat selesai dari kasir aku berjalan keluar dari store tersebut dengan sangat kebetulan aku bertabrakan dengan seseorang.

"E-eh sorry." Kataku spontan sambil melihat orang yang kutabrak.

"Loh?" Ucapnya dengan nada agak kaget.

"Eh, kak.. Vina?" Ya, Vina. Aku bertabrakan dengan kakak kelas sekaligus mentorku saat mos dulu.

"Oh, hi. Ngapain disini dek?" Tanyanya ramah

"Oh itu kak, abis dari music box. Hehe." Jawabku sok asik.

"Sendirian aja?"

"Hmm. Sama kak Ashton." Jawabku sambil melihat ke arah Ashton yang ternyata masih asik memilih-milih kaset di dalam sana.

Entah kenapa, setelah ia melihat Ashton ia langsung menatapku seperti tatapan agak kaget, ku tebak ia mempunyai beberapa pertanyaan dibalik ekspresinya itu.

"O-oh. Yaudah bye."

Mungkin ini hanya perasaanku saja. Tapi, saat ia tahu aku sedang dengan Ashton, keramahannya padaku hilang. Ah, mungkin hanya karena ia tadi sedang terburu-buru.

Lalu tiba-tiba Ash keluar dari store dan menghampiriku.

"Ash, pulang yuk udah sore." Kataku.

"Hmm. Yaudah deh, ayok." Ucapnya dengan nada pasrah.

"Nanti kita bisa main lagi kok hehe." Aku merasa tidak enak dengannya. Karena yang pertama, ia mengajakku untuk menonton tetapi aku tidak bisa menurutinya karena jadwalnya yang terlalu sore, yang kedua belum apa-apa aku sudah mengajak pulang. Hm, habisnya aku masih belum terbiasa berkelayap kemana-mana setelah pulang sekolah. Padahal mungkin Mom mengijinkanku bila aku meminta ijin padanya. Lagipula, hitung-hitung agar Ash mengajakku lagi. Hehe.

-

Akhirnya kami sudah sampai depan rumahku.

"Huuhh. Makasih banyak ya Ash udah mau ajak main." Kataku padanya sambil membuka safety pin. Eh, maksudnya safetybelt.

Lalu aku membuka pintu mobil.

Ternyata- ia masih mengunci pintu mobilnya.

"A-ash?" Tanyaku heran sambil melihat ke arahnya.

"Cez.." Katanya masih melihat ke arah jalan dengan pandangan.. bingung, mungkin?

"Y-ya?" Tanyaku gugup.

Anjir gua malah jadi gugup gini.

"Cez, sebelumnya gue minta maaf kalo ini terlalu cepet buat lo. Tapi gue mau ngomong ini jujur dari hati gue."

Anjir apaan nih bawa-bawa hati.

"Tapi lo inget ga waktu awal banget kita ketemu? Waktu lo lagi baris pas upacara pembukaan mos, terus gue negor lu buat dengerin apa yang dibilangin pak johny? Inget ga?"
Katanya masih melihat ke depan.

"Y-ya.." Jawabku sambil menunggu kata selanjutnya.

"Pas gue liat lo, entah kenapa ada yang kerasa beda." Lanjutnya.

Sucks.

"Dan setelah itu gue diem-diem merhatiin lo, dan dengan keberanian gue, gue ngecoba buat deketin lo." Sambungnya lagi.

Aku masih terpaku mendengar apa yang ia katakan.

"Terus pas lu tiba-tiba ke rumah Calum berdua sama Mike, sumpah itu bener-bener gak gue sangka, ternyata lo sepupuan sama Mike, terus lu ikut main sama kita."

"Dan darisitu gue seneng ternyata banyak ruang yang bisa bikin kita deket. Hehe."

Wait,

"Hmm.. gue udah yakin sama keputusan yang gue ambil, dan maaf sekali lagi kalo menurut lu ini emang terlalu buru-buru."

To the point,

"Gue.. suka sama lo."

"Will you be my lover too?" Tanyanya sambil melihat kearahku pada akhirnya.

Bingo!

.

.

MAMPUS LU CEZ DI TEMBAK MAMPUS MATI LO

Demi dewa, demi deptunus, demi apapun. Aku benar-benar tidak yakin ia menanyakan ini.

Aku masih melihat sepasang bola mata Ash lekat bermaksud meyakinkan apa yang baru saja ia katakan.

Lalu ia malah menatapku lekat juga menunggu jawaban dariku.

Ya, aku akui aku memang suka dengan Ash, suka. Tapi, hm bagaimana ya, aku seperti merasakan hal yang lain dalam hatiku. Hal lain seperti, -he's not really my crush- hm ya ampun bahkan aku tidak bisa menjelaskannya. Duh, bagaimana ya, tapi aku suka dengannya. Apalagi akhir-akhir ini aku juga merasa ia memang selalu bersikap lebih padaku. Aku benar-benar bingung. Apa aku harus menjawabnya sekarang?

Mata itu, ugh.

"A-ash.." aku membuka suara setelah beberapa detik hening menegangkan ini.

"Hm?" Kali ini, mungkin mata kami yang berbicara.

"Yes, I will." Jawabku tanpa memikirkan semuanya.

Spontan ia sedikit membesarkan matanya, aku rasa ia juga kaget dengan jawabanku.

Lalu senyumannya mengembang diantara pipinya itu.

Tapi jauh dalam hatiku, aku ragu.

Lalu aku membalas senyumannya dengan senyuman kecilku.

'Ayo cezha, harusnya lo seneng dong jadian sama Ash. Kaka kelas yang dari awal lo masuk sekolah ini suka bikin lo senyum-senyum sendiri. Lo kenapa sih, cez..' Pikirku berkutik dengan batinku sendiri.

Lalu ia membuka tangannya seperti ingin memelukku. Dan aku membalas pelukannya. Ya, hari ini aku dan Ash lebih dari sekedar teman, ataupun sekedar kakel dan dekel, haha.

"Gue-- sayang sama lo Cez," Ucap Ash sambil memelukku.

"Hehe, iya-- Ash." Jawabku dalam pelukannya.

Kemudian ia melihat ke arah bawah ke arah wajahku. Dan aku menonggak ke atas untuk melihat wajahnya.

Lalu ia mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku semakin merasakan hembusan nafasnya. Kulihat ia memejamkan matanya. Aku masih terpaku tidak yakin. Lalu aku juga memejamkan mataku. Kemudian terasa sesuatu lembut agak basah di bibirku. Ia mengisapnya lembut. Dan aku kemudian membalas ciumannya. Sesekali ia menggigit bibirku gemas.

This kiss, was my first.

And it. Taken by. Ashton Irwin.

------------TBC

next ngga? :(

EH BTW MAAFKAN ASH YG DULU ITU DIMULMED.

Salam,
jigongnya calum.

udah gpp gua rela.

Unexpected Classmate [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang