4

147 14 2
                                    

"Nggak ada ucapan terima kasih nih?"

Nana memutar bola matanya kesal. Ia mengeluarkan kunci cadangan apartemen Davian yang diberikan kepadanya beberapa hari lalu, agar adiknya itu bisa dengan mudah keluar-masuk apartemen walaupun Davian sedang pergi.

"Thanks," ucap Nana malas.

"Thanks doang nggak cukup, Zan." Ares menyandarkan tubuhnya di dinding samping Nana sambil bersedekap.

Nana memutar kuncinya. Setelah pintu terbuka, ia berlalu masuk tanpa mempedulikan Ares yang mengekornya.

Nana melemparkan ranselnya ke dalam kamar dan melangkah menuju dapur yang terletak di samping kamar. Sedangkan Ares menjatuhkan dirinya di sofa dan menghidupkan tivi.

"Gue mau numpang makan, Zan!" teriak Ares dari sofa.

Nana yang sedang meneguk segelas air putih pun seketika tersedak. "Ya udah, bawa aja makanan lo ke sini. Repot amat," jawabnya enteng.

Gadis itu berjalan kembali menuju kamarnya dan menutup pintu, tapi ia sisakan celah agar bisa mendengar suara Ares.

"Di apart gue nggak ada makanan, Tarzan Dodol!"

Nana mengganti seragamnya dengan kaos oblong dan celana pendek, lalu menguncir rambutnya.

"Lo kira disini ada makanan?!" teriak Nana dari dalam kamar.

"Loh, gue kira setelah ada penghuni cewek di apartemennya Davian---walaupun jelmaan Tarzan---bakal swasembada pangan," gerutu Ares yang dibalas dengan sabetan seragam bekas keringat.

"Lo kira gue dateng ke sini buat jadi pembokat lo?!" seru Nana.

"Ayo makan di bawah kalau gitu," ajak Ares.

Nana melemparkan seragam ke ranjang cucian di dekatnya, lalu duduk di sofa sambil mengeluarkan HPnya.

"Ogah! Nggak sudi gue makan barengan sama lo. Keluar sana! Bisa gila gue ngeliat tampang monyet mesum lo," usir Nana sambil mendorong Ares yang duduk di sebelahnya supaya berdiri.

Ares berdecak sebal. "Heh, Zan! Kalau Davian nggak nitipin lo ke gue, mana sudi gue nongki di sini berdua Tarzan!" rutuk Ares.

"Lah, dia kira gue anak kecil segala dititipin ke Tiga M macam elo?"

Ares tertawa mengejek. "Nggak cuma anak kecil doang yang perlu dititipin. Tarzan kayak elo juga perlu, biar nggak mengacau," katanya.

Nana berdiri dari duduknya dan menyeret lengan seragam Ares keluar. Ares lempeng-lempeng aja waktu diseret, malah dia menunjukkan wajah ceria.

"Syukurlah, gue nggak perlu bikin alesan. Tinggal bilang kalau elo-nya ngusir gue. Takut khilaf," ucap Ares sambil mengedipkan sebelah matanya saat sudah mencapai pintu.

"BODO AMAT, M, PERGI SONO JAUH-JAUH!"

BLAM!

Nana membanting pintu dengan geram. Lalu, ia segera mengirimi chat Davian.

Nana: Dave -_-

Davian: Ya?
Davian: Nanaku kenapa? Dave masih kuliah nih

Nana: Gak usah alay nitip2in nana ke tiga m!
Nana: Gak suka

Davian: tiga m sape?????

Nana: monyet lu!

Davian: si ares? Maksud gue tuh kl lo ada perlu apa2 nanti minta tolong aja ke dia

Nana: menjatuhkan harga diri gue

Davian: yailah sensi amat sama mangki kesayangan gue
Davian: eh
Davian: gakdeng gue sayangnya sama nanaku seorang<3

Ares & AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang