"Apa kau yakin, Agen A?"
"Ya, Chief." Alvian menyahut singkat. Namun, tak ada sedikit pun keraguan dalam perkataannya.
Percakapan mengenai misi super rahasia tersebut membawa seorang Alvian Keenan Wijaya memasuki salah satu organisasi mafia narkoba terbesar yang ada di dunia. Menyusup ke dalam organisasi mafia yang punya sepak terjang begitu kelam itu memang tidaklah mudah. Alvian harus menceburkan diri pada dunia pelaku-pelaku kriminal dalam kurun waktu yang terhitung lama.
Alvian harus bekerja keras untuk membangun citra diri sebagai seseorang yang akan setia sampai mati pada organisasi mafia tersebut. Sebenarnya, secara diam-diam ia mengumpulkan berbagai jejak bukti kejahatan yang mereka lakukan.
Tugas pokok seorang intel ialah memperoleh informasi sebanyak-banyaknya secara rahasia. Hanya ia, pimpinan dan Tuhan yang tahu mengenai identitasnya.
Namun, hal itu telah berakhir sekarang.
DUAR!
Berlian kontan memekik kala Fred melepaskan peluru ke arah Alvian yang sedang berdiri di depan tubuhnya serupa tameng. Fred mengarahkan bidikannya tepat pada bagian jantung Alvian berada. Namun, Alvian dapat bergerak cepat sekaligus melindungi Berlian. Mereka menjatuhkan diri ke tanah untuk menghindari tembakan Fred.
Berlian terpaku. Lengan Alvian menyelamatkan kepalanya untuk tidak menghantam lantai.
"Jangan bergerak!" Suara gebrakan pintu yang terbuka secara paksa dan seruan itu menyadarkan Berlian dari keterpakuan. Juga membuat Fred mengurungkan niat untuk memuntahkan tembakan kedua.
"Lintang ... Galang ...?"
Belum cukup keterkejutan Berlian akan identitas Alvian yang sebenarnya, gadis itu kembali dibuat kaget dengan kehadiran Galang dan Lintang yang sedang menodongkan pistol ke arah Fred.
"Hello, Mr. and Ms. Police." Fred berbalik. Seringai jahat muncul pada wajah bengisnya.
Lintang berdecak. Ya, terakhir kali Fred yang menyamar sebagai Mang Ujang lah yang berada bersama ia dan Berlian.
"Buang senjata Anda!" Galang menggertak. Kedua matanya tajam mengintimidasi.
Fred mengeluarkan tawa dan mengabaikan perintah Galang. Satu tangan pria itu lalu bergerak untuk melepas rambut dan kumis palsu yang menjadi bagian dari penyamarannya ketika berada di sekolah. Pria yang menyamar sebagai petugas kebersihan itu memang selalu menggunakan sarung tangan untuk menutupi tato permanen berbentuk kalajengking yang sudah melekat sebagai identitasnya.
"Oho, aku bukanlah seseorang yang taat hukum, Inspektur," sahut Fred sembari memainkan pistol di tangan kanannya. Mendadak, pria itu kembali mengarahkan pistolnya ke arah Berlian dan Alvian.
Sebelum Fred berbalik dengan sempurna, Alvian telah melayangkan tendangan ke arah tangan Fred sampai pistol yang ada di genggamannya terlempar jauh. Memanfaatkan hal tersebut, Galang lantas menerjang Fred dan membuat pria picik itu terjerembab.
Buru-buru, Lintang berlari menuju Berlian dan memastikan kondisi gadis itu dengan cermat. Wajah Berlian pucat pasi, luka di tangannya juga masih menganga. Sedangkan Alvian kini bergabung bersama Galang. Kedua cowok itu bagaikan dua pahlawan super yang bersatu untuk menumpas kejahatan.
"Sialan," umpat Fred sembari bangkit dengan cepat. Kekuatan Fred juga tidak bisa diremehkan. Meski sempat dibuat kewalahan, pria itu bisa berkelit dari serangan Galang dan Alvian terhadap dirinya.
Lintang membawa Berlian untuk bersembunyi di tempat yang aman kala antek-antek Fred lainnya bergabung. Ia juga menangani luka Berlian. Usai itu, Lintang lantas memeluk Berlian yang terus menangis tertahan, dari sini mereka dapat melihat Galang dan Alvian yang sedang bertarung mati-matian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police Love Line (Back to High School) [complete]
AcciónCover by: nailayaa❤ Highest Rank: #3 in Action Kematian adik laki-lakinya yang secara tak wajar, membuat Binar Lintang Aninda memutuskan untuk menjalani profesi sebagai dokpol. Lintang tak menyangka bahwa misi besar yang akan ia jalani menyangkut ny...