Sejak malam itu hubungan Galang dan Lintang berangsur membaik. Sudah tidak ada lagi kesalahpahaman di antara mereka berdua. Kini keduanya memfokuskan diri untuk misi yang sedang mereka jalani. Selain melindungi Berlian, ada kemungkinan besar mereka bisa mengungkap benang merah antara misi ini dan kasus Sinar. Besar harapan mereka untuk bisa menangkap Mr.Jacob bersama sindikatnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan tanpa hati nurani yang telah mereka lakukan.
Malam berikutnya, setelah melapor, waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Galang dan Lintang harus keluar rumah untuk membeli kebutuhan rumah tangga mereka karena itu takkan bisa terlaksana saat siang hari. Pasokan bahan-bahan pokok seperti beras, minyak goreng dan sebagainya sudah semakin berkurang. Mereka berdua pun memutuskan untuk mengunjungi supermarket 24 jam.
Kondisi supermarket itu begitu sepi. Selain petugas, hanya ada satu-dua orang di tempat tersebut. Itu pun tak lama sebelum mereka berlalu karena waktu sudah menjelang dini hari. Senyum Galang mengembang melihat Lintang yang ceria berjalan di depannya mengambil barang-barang yang mereka butuhkan untuk dan memasukkannya ke dalam troli yang didorong oleh Galang. Kalau dilihat-lihat mereka seperti pasangan yang baru saja menikah.
Naluri belanja Lintang yang membara membuat langkahnya terus bergerak ke sana ke mari. Galang dengan sabar mengekor di belakangnya. Dari keantusiasannya, gadis itu bak anak kecil yang baru saja berkunjung ke tempat bermain.
Galang merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Diam-diam ia memotret Lintang yang sedang terlihat bingung di depan berbagai merek sabun mandi. Gadis itu sangat serius memandangi kandungan yang tertera pada belakang kemasan. Galang tertawa kecil saat Lintang menoleh padanya dengan bibir mencebik.
"Kalau mau foto tuh bilang dong, Lang," ujarnya seraya berjalan mendekat. Ia meraih ponsel Galang dan mulai mengaktifkan mode kamera depan. Lintang merapatkan tubuhnya ke arah Galang dan mereka mulai berfoto ria.
Setelah puas, keduanya tertawa melihat pose-pose yang telah diabadikan. Lalu pandangan mereka beadu. Galang dan Lintang lantas membeku saat menyadari jarak yang begitu dekat. Keduanya mundur secara bersamaan. Galang berdeham canggung dan mengajak Lintang untuk beranjak menuju kasir karena malam sudah semakin larut.
Akhirnya mereka pun pulang dengan banyaknya kantong belanja yang berdesakan di bagasi mobil. Selama perjalanan pulang Galang dan Lintang memperbincangkan tentang kenangan-kenangan indah di masa lalu. Ketika momen pertama kali bertemu dan peristiwa-peristiwa berkesan lainnya. Mereka juga membahas tentang kabar keluarga masing-masing.
Tiba-tiba Galang menginjak rem mobilnya di tengah perjalanan. Galang dan Lintang menyipitkan matanya dan membelalak kaget. Mereka berdua langsung menuruni mobil untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Lintang menutup mulutnya dengan tangan. Motor ringsek dan banyaknya darah di permukaan aspal membuatnya dilanda panik dan keterkejutan. Galang dan Lintang mempercepat langkah mereka menuju para korban dan semakin kaget saat mengenali dua sosok tersebut.
"Gina! Dion?!" Lintang dan Galang lantas berseru panik mendapati teman sekelas mereka itu dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Ada banyak darah yang merembes di badan jalan, berasal dari tubuh Dion yang tak sadarkan diri di atas pangkuan Gina.
Ekspresi tak percaya tergambar jelas pada wajah Gina melihat kedatangan Galang dan Lintang. Gadis itu tampak sangat terpukul dengan apa yang terjadi. Matanya bengkak karena terlalu banyak menangis.
"Gina?! Lo nggak apa-apa?" Lintang langsung memeriksa keadaan Gina. Ada banyak luka yang menghiasi tangan dan kakinya. "Dion kenap—"
"To ... tolongin Dion. G.. gue mohon," ucap Gina dengan terisak hebat.
Lintang kini beralih pada Dion.
"Dion! Lo denger gue?! Dion!" Lintang berseru sambil mengguncang tubuh Dion. Ia lalu mengecek pergelangan tangan Dion untuk memeriksa denyut nadinya sedangkan Galang sedang sibuk menelepon ambulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Police Love Line (Back to High School) [complete]
AksiyonCover by: nailayaa❤ Highest Rank: #3 in Action Kematian adik laki-lakinya yang secara tak wajar, membuat Binar Lintang Aninda memutuskan untuk menjalani profesi sebagai dokpol. Lintang tak menyangka bahwa misi besar yang akan ia jalani menyangkut ny...