Sebab Lintang yang tak kunjung bangun dari tidurnya, Galang terpaksa harus menggendong gadis itu untuk menuruni mobil. Senyumnya terbit dan kadang terkekeh sendiri memandang gadis yang ada di dekapannya saat ini. Lintang bagaikan bayi mungil yang sedang terlelap. Tenang dan tak terusik sedikit pun.
Setelah meletakkan Lintang di atas tempat tidur, Galang lantas menyelimuti tubuh Lintang rapat-rapat hingga dingin tak memiliki kesempatan untuk menyapa. Galang berdiri di sisi tempat tidur Lintang tanpa suara. Masih dengan senyum manis yang entah mengapa tidak bisa luntur dari wajahnya.
Retina Galang kemudian menangkap sebuah boneka sapi yang berada di ujung tempat tidur Lintang. Ada raut keterkejutan yang timbul pada wajah tampannya. Cowok itu lalu beranjak untuk mengambil boneka tersebut dan langsung memeluk benda tak hidup itu erat-erat.
"Tanggal, kamu ada di sini, Nak?" Galang memandangi boneka sapi itu sejenak lalu memeluknya lagi.
"Maafin Bapak udah nggak pulang-pulang ya, Nak," oceh Galang sembari menggesekkan pipinya dengan pipi Tanggal yang teramat lembut dan menggemaskan.
Jika saja ada orang yang melihat tingkah Galang saat ini, mungkin orang itu akan mengira ia memiliki masalah kejiwaan. Galang terus menumpahkan segala kerinduannya pada Tanggal. Boneka sapi itu terlihat baik-baik saja. Ia bersyukur bahwa Lintang masih menyayangi Tanggal dan tak menelantarkannya. Gadis itu bahkan membawa Tanggal ke rumah yang menjadi markas rahasia mereka ini tanpa tahu bahwa ia akan bertemu kembali dengan Galang. Jadi, bisa disimpulkan Tanggal tentu juga sesuatu yang berharga bagi Lintang.
Galang menumpu dua lututnya di lantai dan memusatkan atensinya pada Lintang yang terlihat begitu nyenyak. Cowok itu tersenyum kian lebar dan melirik Tanggal yang ada di sampingnya. "Emak lo cantik ya, Tang." Galang kemudian menggerakkan kepala boneka sapi itu untuk mengangguk.
"We love you," ujar Galang sembari mengangkat Tanggal ke depan wajah Lintang. Detik selanjutnya, pipi Lintang dihujani ciuman bertubi-tubi oleh anak semata wayang mereka. Tanggal, spesies boneka sapi paling charming abad ini.
Jika dihitung sejak pertama kali mereka memiliki Tanggal. Andai manusia sungguhan, Tanggal itu bak bocah cilik yang sedang duduk dibangku TK. Bicaranya mungkin masih cadel, juga gigi yang bolong-bolong.
Galang menggigit bibirnya menahan tawa. Ia membaringkan Tanggal di sisi Lintang dan melangkah mundur untuk meninggalkan kamar itu. Namun, setelah tiba di ambang pintu, ia malah kembali melangkah maju menghampiri Lintang.
Tangan Galang terulur untuk mengusap puncak kepala Lintang dengan lembut. Ada serangkaian harapan dan doa yang ia utarakan dalam hati. Galang sama sekali tak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan. Tapi ia berharap, gadis ini akan selalu ada di sana. Di sampingnya.
***
Wanita beralis tebal itu memandang sebuah foto sepasang muda-mudi dengan seragam putih-biru. Foto itu diambil di sebuah taman bermain dekat panti asuhan. Tempat yang akan selalu menjadi kenangan dalam hidupnya. Dengan cepat gadis itu menyembunyikan foto yang ada di genggamannya saat mendengar suara derap langkah kaki seseorang.
"Kau tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat cantik, Aileen," puji seorang pria dengan senyum miring tatkala kakinya yang panjang memasuki ruangan itu.
Aroma alkohol yang begitu kuat menerpa indra penciuman Aileen. Wanita berpakaian serba hitam itu hanya diam dengan wajah datarnya di depan cermin. Ia menggulung rambut hitamnya yang panjang dan berbalik menatap pria bule tersebut.
"Anda mabuk, Sir," ujarnya pada bandar narkoba yang telah bekerja bersamanya selama lima tahun terakhir.
Pria itu terbahak. "Kau...." Jemari pria itu menari-nari pada permukaan wajah Aileen yang masih memasang raut datarnya. "Kau takkan mengkhianatiku, kan? Kau sudah aku anggap sebagai adikku sendiri. Oh, mungkin kau sudah seperti keponakanku? Mengingat usiamu yang begitu muda. Jika tidak bertemu denganku, yatim piatu sepertimu hanya akan menjadi gelandangan dan hidup terlunta-lunta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Police Love Line (Back to High School) [complete]
AksiCover by: nailayaa❤ Highest Rank: #3 in Action Kematian adik laki-lakinya yang secara tak wajar, membuat Binar Lintang Aninda memutuskan untuk menjalani profesi sebagai dokpol. Lintang tak menyangka bahwa misi besar yang akan ia jalani menyangkut ny...