Chapter 3

4.2K 293 5
                                    

     Dengan laptop dan hpku, aku mulai menggali informasi mengenai kematian mereka sampai-sampai aku tidak diperbolehkan melihat jasadnya. Pertama, aku mulai mencari informasi dari perusahaan ayahku dulu, disana ada beberapa rekan kerja ayahku yang kukenal. Aku mencari nomor teleponnya dari profilnya, kemudian aku meneleponnya untuk mencari tahu tentang kejadian semalam. Ternyata rekan kerja ayahku yang diketahui bernama Roby, mengajak ayahku menuju sebuah restoran bersama dengan ibu. Mereka melewati gang yang gelap dan lembap, aku rasa, disanalah mereka diserang. Namun aku heran, kenapa Roby tak diserang juga? Aku mulai menggali informasi mengenai gang dekat kantor ayahku, disana memang gelap dan penuh sampah, selain itu disana juga sepi dan lembap. Aku heran, kenapa kedua orangtuaku mau ikut dengan Roby? Apakah mereka ada urusan atau semacamnya?
       Hari sudah malam, dan aku memutuskan untuk tidur. Seperti biasa aku mengalami insomnia yang cukup akut, aku tak tahu harus bagaimana lagi. Dokter telah memberikanku beberapa obat agar aku bisa tidur dengan rileks, namun sayang, obat-obat itu tak ampuh dan malah bertambah parah. Malam itu aku benar-benar tak bisa tidur dan insomnia ku semakin parah. Untuk menghilangkan kebosanan ku malam itu, aku pergi menuju ruang perpustakaan ku yang tak jauh dari kamar. Sekarang aku dirawat oleh bibiku semenjak ayah dan ibuku meninggal, tentunya setelah mereka meninggal aku mendapatkan perawatan khusus dalam masalah kejiwaan untuk memastikan aku dalam batas normal. Bibiku ini sangat tahu betul mengenai sejarah rumah yang aku tinggali ini. Terdapat banyak ruangan dirumah ini karena rumahku sangatlah luas, namun kini rumah ku sangat sepi karena hanya aku dan bibi yang tinggal disini.
      Aku membuka pintu perpustakaan, alangkah terkejutnya aku ketika melihat bibi disana. Ia tampak membaca sebuah buku sejarah, "Bi, bibi tidak tidur?" Tanyaku. Bibi mendongak ke arahku dengan tatapan tajam dan dingin, "Tidak" jawaban yang sangat singkat, jelas dan padat tertuju padaku. Aku langsung mengambil beberapa buku kesukaanku dan duduk dekat bibiku, ia tampak dingin padaku, namun aku sayang padanya. Tengah malam yang sungguh mencekam, hanya ada suara tangan bibi yang membalik-balikkan lembaran kertas di bukunya. Tiba-tiba, entah kenapa aku merasa sedih, aku menangis terisak-isak ketika melihat selipan bukuku, terdapat foto aku dan kedua orangtuaku sewaktu kecil. Foto itu tampak usang dan terdapat bercak darah diujungnya, "Kedua orangtuamu di bunuh seekor anjing yang penuh roh jahat" kata bibi sambil menoleh kearahku dengan tatapan dingin. "A..apa? Lalu yang polisi itu katakan bohong?" Tanya ku sambil membelalakkan mataku. "Iya.., mereka masih belum mencari hewan tersebut. Intinya anjing itu berasal dari gang yang gelap itu" jelas bibi. Aku sungguh terkejut mendengarnya, sontak aku teringat mengenai mimpiku tentang diserang anjing yang menyeramkan. Aku menduga anjing itulah yang dimaksud bibiku, aku kehabisan akal.

                     Bersambung.........

Midnight (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang