Pagi ini cuaca cukup mendung jadi bibi membawakanku payung kecil di tasku, aku tak menyadarinya dan langsung membawa tasku. Dalam perjalanan menuju kampusku, perasaanku sungguh senang. Entah kenapa setiap pergi ke kampus aku selalu senang dan melupakan kejadian tragis yang terus menghantui hidupku, kali ini aku bertemu kembali dengan Jayden. Dia tersenyum padaku dan berjalan berdampingan denganku melewati koridor kampus. Hari itu kampus tidak begitu ramai, setelah menaruh tas di loker, aku langsung pergi ke perpustakaan, siapa sangka, si flower boy mengikutiku dari belakang. Aku menoleh padanya, dia hanya tersenyum dan menghampiriku, "Mau kemana nona?" Tanyanya dengan nada menggoda. Aku hanya tersenyum tipis dan berkata dengan dingin, "perpustakaan". Jayden mengikutiku lagi ke perpustakaan, entah kenapa, setiap ia mengikutiku, aku selalu senang dan ceria. "Mengapa kamu sering ngikutin aku?" Tanyaku ditengah perjalanan menuju perpus. "Suka aja.." jawabnya tanpa menoleh ke arahku. Perpustakaan tampak sepi dan hening, hanya ada satu atau dua orang di sana. Padahal perpustakaan di kampusku cukup luas dan fasilitas yang sangat memadai. Yap, bisa dibilang kampusku sangat perfect! Tapi entah kenapa kejadian aneh terus mengiringi dan menyelimuti kampus ini.. dan juga aku sendiri.
Setelah mengambil beberapa buku untuk dipinjam, aku pun beranjak dari kursi untuk menandatangani buku perpus. Jayden kelihatan tidak bosan ketika menemaniku. Baguslah. Setelah kembali dari perpus, Jayden menarik tanganku dengan lembut, "Mau kemana lagi nona? Sepertinya tenaga anda tidak habis-habis ya.." katanya sambil nyengir. Akhirnya si Jayden bisa juga bosan jalan denganku. Aku hanya tersenyum tipis dan menepiskan tangannya dari lenganku, "Duh.. jual mahal banget nih.." goda Jayden ketika aku menghempiskan tangannya. "Iya dong.." jawabku sambil tersenyum tipis.
Sepulang dari kampus, aku bertemu dengan masalah lagi, kali ini lebih besar dari yang aku alami. Bibiku masuk rumah sakit! Entah sakit apa, tetanggaku meneleponku saat dalam perjalanan menuju rumah. Aku sungguh terkejut dan hampir menangis, namun aku menguatkan hatiku dan yakin bahwa bibi akan baik-baik saja. Aku langsung mengatakan kepada supirku agar langsung ke rumah sakit, aku tak mau bibi menunggu lama. Selang 15 menit perjalanan, aku sudah sampai di rumah sakit yang tetanggaku katakan. Aku menelepon bibiku, namun tak diangkat, aku jadi memiliki firasat yang kurang baik.
Aku langsung berlari menuju meja resepsionis, resepsionis itu mengarahkanku ke kamar bibiku. Alangkah terkejut nya aku ketika melihat bibiku pingsan disana dan tak sadarkan diri sejak aku berangkat ke kampus. Aku mengeluarkan air mata sedikit demi sedikit, aku sungguh sedih dan tak tahu lagi apa yang harus ku perbuat. Aku duduk disampingnya dan memegang tangan bibiku yang dingin dengan erat. Saat itu juga bibi membuka matanya dan tersenyum padaku, aku sungguh terkejut sekaligus bahagia bibi bisa membuka matanya dan melihat diriku yang penuh kegelapan. "Tenang saja, bibi tak kan mati.. bibi mencoba melindungimu dari arwah cerberus yang saat itu ingin menguntit mu di kampus" ujar bibi sambil tersenyum. "Oh ya, bibi juga sudah bilang kan kalau kamu tak boleh mendekati Jayden lagi.. lalu kenapa kamu berduaan terus di kampus?" Tanya bibi sambil memasang wajah curiga. "Dia hanya menemaniku ke perpus bi.. tolong jangan pikir yang aneh.."ujarku sambil mengerucutkan bibirku.Bersambung...............

KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight (COMPLETE)
Horror• M Y S T E R Y • Namaku Laila, sejak ayah dan ibuku meninggal, aku hidup sendiri di rumah besar nan tua tempat aku bernaung kini. Tidak ada lagi pelukan dari kedua orang tua ku, sejak mereka meninggalkanku. Setiap tengah malam, aku selalu me...