Chapter 6

2.9K 196 12
                                    

     Tengah malam kembali menghantui hidupku, kali ini peristiwa menyeramkan kembali bangkit di malam yang gelap gulita.
   Saat aku sedang membaca novel di perpustakaan dirumahku, aku mendengar suara ketukan keras dari arah pintu perpustakaan yang tepat berasa diseberangku. Jantungku berdebar kencang setelah ketukan itu semakin kencang, aku tak tahu harus apa, tubuhku gemetar dan bulu kudukku berdiri. Malam ini sungguh menyeramkan rasanya, aku segera bangkit dari kursiku dengan perlahan, aku mencoba bersembunyi di balik rak buku. Ketukan itu semakin keras dan berujung dobrakkan, aku membelalakkan mataku ketika arwah Cerberus menatap tajam ke arahku, aku segera berlari menuju ruang rahasia dibalik rak buku yang besar. Arwah Cerberus tiba-tiba menghilang setelah bibiku datang, bibiku memanggilku dan berkata, "Laila! Dimana kamu?". Aku cukup terkejut dan mengunci kembali pintu rahasiaku, aku bangkit berdiri dan berlari ke arah bibi. "Bibi! Arwah Cerberus mengejarku!" Seruku sambil mengeluarkan air mata yang terus berlinang di pipiku. Bibi memahami kesedihan ku dan memelukku, "Sudah.. jangan menangis, kamu akan baik-baik saja" hibur bibi. "Kalau tidak ada bibi, mungkin aku akan mati!" Seruku sambil menangis. "Tidak, cerberus tak akan melukaimu, itu hanyalah arwah.." jelas bibi sambil memeluk dengan erat tubuhku. Pelukan bibi yang hangat membuatku tenang, saat itu juga aku tertidur dalam pelukannya.
      Saat membuka mataku, aku sudah menyadari kalau sekarang aku berada di kamar. Kepalaku terasa berat, aku bangkit secara perlahan menuju meja riasku, tampak mataku bengkak, hidungku merah, wajahku juga pucat. Benar-benar kacau..
     Aku mengambil beberapa novel di mejaku dan membacanya, hari itu sungguh dingin dan lembap. Aku hanya membalik-balikkan novel dengan bosan, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku, ternyata itu adalah bibi. Bibi membawakanku sup jagung dan segelas air putih diatas nampan cokelat. Aku hanya tersenyum dan berterima kasih kepada bibiku, setelah memakan supnya, aku kembali membaca novel ku yang berada di laciku. Namun saat aku mencoba meraihnya, novel itu jatuh sehingga membuatku harus bangkit dari kasur untuk mengambilnya. Saat aku membungkuk untuk mengambilnya, aku menoleh ke samping, dan alangkah terkejutnya aku ketika melihat mayat yang menatap tajam kearahku dan bercucuran darah. Mayat itu tepat dibawah ranjangku, aku sungguh terkejut dan berteriak, "Bibi!!". Namun tak ada jawaban dari bibi, kumohon jangan katakan kalau mayat itu adalah bibiku.. pikirku dalam hati. Tiba-tiba mayat itu tertawa terbahak-bahak dengan suaranya yang nyaring, tidak.. itu pasti bukan bibi.. gumamku. Benar ssaja bibi datang dengan tergopoh-gopoh dan untuk yang kedua kalinya, mayat itu hilang dari pandanganku. Aku segera berlari ke arah bibi, "Bi! Ada mayat di bawah ranjangku, namun sekarang aku tak tahu mayat itu dimana, mayat itu hilang setelah bibi datang!" Pekikku. Akhirnya malam itu bibi tidur disampingku, aku sungguh ketakutan karena kejadian tadi, tapi aku mencoba melupakannya dan lama-kelamaan aku mulai tertidur. Ini adalah kali pertamanya aku tidur dengan nyenyak, bibi mampu mengurangi penyakit insomniaku! Tapi itu tak berlangsung lama, karena kejadian buruk kembali lagi menimpa aku dan bibiku...
   
              Bersambung..................

Midnight (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang