Chapter 9

2.4K 164 21
                                    


AAHHH!! TIDAKKK!!

     Cerberus menyerang wajahku, untungnya bibi segera menangkasnya dengan sihir ajaibnya. Aku tidak tahu itu sihir apa, yang pasti sihir itu membuat cerberus takut dan menghindar. Aku benar-benar tak percaya kalau cerberus berhasil keluar dari pintu gudang, padahal bibi telah menguncinya dengan gembok sihir.
     Cerberus ternyata sangat kuat dan arwah nya mampu membunuh kami. Aku sungguh ketakutan dan meringis kesakitan. Dari kejauhan, aku melihat seorang pria, tingginya cukup familiar bagiku. Aku tak begitu bisa melihatnya dengan jelas karena begitu gelap, namun saat pria itu berjalan melangkah mendekatiku. Mataku terbelalak karena pria yang mendekatiku adalah Jayden! Aku benar-benar tak percaya.. jadi selama ini bibi melarangku bermain dengannya karena dia adalah.., bibi menatap Jayden dengan tajam. "Hai nona!" Sapanya ketika melihatku. Aku tak dapat menahan emosi lagi dan ingin menamparnya, namun sayang, bibi mencegahku. Aku mendengus kesal dan menggerutu.
      Wajah Jayden seperti tidak bersalah atau apapun. Ia hanya menatap kami dengan datar, sesekali tersenyum karena perkataan bibiku yang dianggapnya konyol. Aku mendengus kesal sambil merintih kesakitan akibat di gigit cerberus. Jayden kemudian berkata, "memang kamu kira ini rumah kamu? Kamu tidak tahu dulu rumah ini milik siapa..". Mendengar perkataan Jayden, seketika aku tercengang dan aku merasa tubuhku membeku. Bibi hanya menunduk seperti merahasiakan sesuatu dariku, aku mengguncangkan tubuh bibiku yang terlihat sedih. Aku tak tahu kenapa, "memangnya rumah ini milik siapa, bi?". Pertanyaanku tak dijawab oleh bibi, bibi kemudian mendongak, dan menoleh ke arahku, "rumah ini dulu merupakan milik kakek Jayden" jawab bibi lirih. Aku masih tak mengerti, lalu apa hubungannya dengan aku dan bibi? Aku tak mengerti sama sekali. "Biar aku jelaskan.."ujar Bayern  pelan sambil berbalik dan naik menuju ruang utama. Bibi menoleh ke arahku dan menyuruhku untuk mengikuti Jayden. Aku hanya mengangguk dan memgikuti Jayden dari belakang, aku sedikit takut dan gugup, tapi aku berusaha tenang..
     Sesampainya di ruang utama, aku duduk di sofa, begitu pula dengan Jayden. Jayden mulai menceritakannya padaku, "Dulu, rumah ini adalah rumah kakekku, dimana keluarga besar yang harmonis berkumpul disini.., namun suatu hari keharmonisan itu direnggut oleh orang lain.." katanya sambil menatap mataku dengan lekat. Aku hanya terdiam dan fokus pada penjelasannya, "orang tersebut adalah kakekmu.., kakekmu mengutuk keluarga kami menjadi cerberus, namun aku tak sempat dikutuk olehnya karena aku telah kabur dan pergi jauh..". Sontak mataku terbelalak. "Salah satu cerberus terkunci disini, ya kan?" Tanyanya. "Ehmm.. aku tak tahu, tapi bibi berkata demikian" jawabku sambil menunduk. "Cerberus membunuh ayah dan ibumu untuk memberi mereka pelajaran.., tapi entah kenapa ayah dan ibuku merasa dendam pada keluarga ini dan ingin membunuh semua anggota keluarga tanpa sisa. Mungkin itu karena kakekmu telah mengutuk seluruh anggota keluargaku tanpa sisa.." jelas Jayden. Aku menunduk sedih, kenapa ayah dan ibu merahasiakannya? Pikirku. Jayden yang dapat membaca isi pikiranku kemudian berkata, "orangtuamu tak mau kamu membenci mereka" kata Jayden. Aku mendongak dan menatap matanya dengan lekat, aku benar-benar tak percaya..
     Bibi yang mendengar dari balik pintu hanya bisa menahan tangis yang selama ini ia pendam. Ia tak mau melihat aku semakin terpuruk dalam kesedihan, bibi menginginkan aku bahagia..

                     Bersambung......

Midnight (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang