Jisoo daritadi intip intip lewat pager liatin anak anak udah pada apel. Daritadi ia juga sibuk pasang ponsel ditelinganya berharap Wonwoo angkat teleponnya. Iya, dia lagi telat. Dan buruknya ada pak Jokwon sama komdis jaga apel paling belakang. Jadi sekarang, ia hanya berharap pacarnya itu nyelamatin dia.
Tapi?
Nihil, nggak diangkat. Jisoo mau mati aja, dia cewek teladan yang hampir gapernah telat. Sekalinya telat ngapain pas kelas duabelas gini? Imej sucinya bisa hilang sekejap gara gara dihukum lari lapangan kalo ketauan.
Hukuman pelanggaran kelas 12 emang selalu lebih berat. Untuk itu Jisoo harus cari cara supaya namanya gapernah ada di list pelanggar.
"Telat ya?" Suara seseorang mengagetnya, buliran keringat Jisoo semakin mengucur kala yang ia dapati Taeyong dengan gaya tengilnya jongkok di trotoar depan gerbang sambil merokok.
"Ada Jokwon tuh" celetuknya lagi "kalo mau nunggu sampe apel selesai, nanti lo disuruh lari lapangan sepuluh kali"
Jisoo meneguk ludahnya, walaupun semua orang bilang jangan pernah bicara dan percaya pada seorang Taeyong. Tapi gadis itu setuju jika siapapun yang terlambat sepertinya bakal dihukum sepuluh kali lari lapangan yang nggak sempit itu.
Jisoo masih diam, tidak berani menyahuti Taeyong. Laki laki itu kemudian berdiri dan menginjak habis sisa rokoknya.
"Lewat gerbang belakang aja yuk" Taeyong mengulurkan tangannya, membuat Jisoo menggeleng cepat dan mundur teratur.
"Yakin? Masih ada sepuluh menit nih"
"Ng-nggak usah makasih"
Taeyong berdecak, membuat Jisoo lagi lagi waspada. Semua orang bilang, jangan pernah bikin Taeyong marah kalo kalian gamau celaka.
"Jis, nggak usah keras kepala deh. Fisik lo tuh lemah, gabakal kuat kalo dihukum lari lapangan" nada Taeyong sedikit naik, membuat jantung Jisoo berpacu lebih cepat.
"T-tapi gerbang belakang kan d-di t-tutup yong"
"Kata siapa? Udah ikut gue aja!"
Entah seberapa mengintimidasinya Taeyong tapi itu berhasil membuat Jisoo mengikutinya. Jisoo pasti sudah gila karena telah berurusan dengan Taeyong. Sesampainya di belakang gedung sekolahnya, Taeyong terlihat mencari cari sesuatu
"Tangganya dimana ya?"
"Tuhkan yong, lewat sini itu gak bisa! kamu ngeyel banget sih. Balik gerbang depan aja yuk" tanpa sadar Jisoo merengek, dan itu diluar kendalinya. Gadis itu mungkin sudah terlalu putus asa. Menyadari tingkahnya, Jisoo menutup mulut, takut takut jika Taeyong membentaknya karena berisik.
"Naik Jis" Jisoo ternganga saat Taeyong berjongkok didepannya.
"T-tapi"
"Udah, cepatan naik! Lima menit lagi Apel selasai. Komdis bakal operasi disekitar sini"
Dengan ragu Jisoo naik dipundak Taeyong, walaupun awalnya sedikit susah karena rok abu abunya terlalu pendek tapi akhirnya ia bisa duduk imbang di pundak Taeyong.
"Kalo udah turun disana, lo harus cepet ke UKS ya. Ntar kalo ditanya alasan sakit aja, terus masuk kelasnya barengan sama bubar Apel. Ngerti?" Jisoo mengangguk cepat karena instruksi Taeyong. Dan dengan gerakan hati hati Jisoo benar benar bisa menyebrangi tembok tinggi pemisah gedung sekolah dan Jalanan itu.
Saat sepatunya menginjakan halaman belakang sekolah, Jisoo melihat Taeyong berbalik.
"Taeyong!" Laki-laki itu menoleh "k-kamu kok nggak masuk juga?"
Taeyong menggeleng "nanti ajalah, gue masih ada urusan" ucapnya santai membuat Jisoo tidak berani bertanya lagi dan malah menatap Taeyong bingung, ia hanya ingin mengucapkan terimakasih tapi mulutnya tak kunjung terbuka.
"Udah ke UKS sana Jis, keburu ada Komdis"
"E-eh i-iya !" Dan sejurus kemudian gadis itu berlari sekuat tenaga, meninggalkan taeyong yang tersenyum tipis di sebrang sana.
Lanjut?
![](https://img.wattpad.com/cover/105410468-288-k337961.jpg)