Semua menunggu dengan perasaan campur aduk saat Chanyeol menelpon Rosè untuk mendoakan agar perangkap yang ia pasang berhasil. Mereka berharap big rat akan tertangkap dan Taeyong maupun Myungsoo bisa keluar dengan keadaan baik-baik saja.
Entah sudah keberapa gelas air putih yang diteguk Rosè untuk menenangkan perasaannya. Ya Rosè sangat menyayangi abangnya, ia hanya khawatir jika abangnya melakukan misi seperti ini.
Jisoo menggigiti kuku jemarinya, sembari melamun. Junhoe yang melihatnya kemudian menegurnya
"Jis, kalo lo kaya gitu terus jari lo bisa luka"
Jisoo menggeleng, matanya sudah sembab karena ia sudah lelah menangis. Dia merasa bodoh karena ia tidak tahu apapun
"Taeyong disana juga pasti terluka kan? Ini gaada apa-apanya"
Jaewon berdecih "Baru sadar kalo Taeyong sering terluka? Kemana aja lo saat hati taeyong luka gara gara lo tolak?"
"Won.." tegur Lisa, namun Jaewon hanya melengos.
Jaewon dan Jennie memang yang paling sensi pada Jisoo. Entah memang karena mereka peduli pada Taeyong, atau karena memang mereka diciptakan mempunyai karakter seperti itu.
"Iya aku tau kok, aku salah. Aku bodoh, gapaham sama perasaanku sendiri. Aku ga cuma peduli dan nyaman sama Taeyong, aku juga sayang sama dia. Aku gamau kehilangan dia"
Jisoo mulai menangis lagi "harusnya aku sadar pengorbanan apa aja yang dilakuin Taeyong buat aku, tapi aku apa? Berkorban buat selalu ada buat dia disituasi kaya gini aja aku gabisa, aku emang bodoh"
Jisoo mengusap ingusnya, sedangkan yang lain hanya bisa mendengarkannya. Sisanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Udah, ga ada manfaatnya kalo kamu nyeselin sekarang. Lebih baik kita berdoa biar semuanya baik-baik aja" ucap Jaehyun menenangkan.
*
"Abang !" Rosè berhambur memeluk Chanyeol kala laki-laki itu membuka pintu rumah.
Semuanya sudah berdiri, menyambut Chanyeol yang sudah pergi bertugas lima jam lamanya.
"Gimana bang?" Serbu Junhoe, Chanyeol tersenyum kemudian mengangguk dengan wajah tenang "semuanya beres, sesuai rencana dan kita bisa menangkap big rat"
"Terus yang lainnya?"
Tepat saat Jungkook bertanya, Myungsoo muncul dengan kondisi kumal tetapi masih dengan senyumannya yang menawan.
"Kita baik-baik aja, terimaksih doanya"
Semuanya bernafas lega, sementara Jisoo terus melihat ke belakang Myungsoo, berharap Taeyong akan muncul juga dari sana.
"Kak, Taeyong? Taeyong dimana?"
Myungsoo menepuk kepala Jisoo, kemudian menyuruh gadis itu keluar.
Jisoo keluar dengan perasaan campur aduk, mencari cari dimana Taeyong diantara mobil polisi yang terparkir.
Langkahnya berhenti ketika ia menemukan laki-laki itu berdiri membelakanginya karena sedang bicara dengan seorang polisi.
Jisoo berlahan tersenyum, merasa lega karena laki-laki dengan kaos putih yang sudah kotor itu dalam kondisi baik-baik saja. Setidaknya, Taeyong masih bisa berdiri tegak.
Usai menyelesaikannya pembicaraannya pada polisi tersebut. Taeyong meraba sakunya kemudian menyalakan rokoknya. Wajah tampannya masih tertutup oleh darah yang mengering, ia terlihat tidak masalah dengan itu.
"Taeyong" laki-laki itu berbalik mendapati Jisoo yang menatap nanar kearahnya, senyuman Jisoo tak kunjung hilang, ia hanya merasa kesempatannya bertemu Taeyong tidak akan hilang lagi.
Taeyong menghembuskan rokoknya, kemudian tersenyum dan menghampiri Jisoo. Kakinya sedikit pincang dan Jisoo mulai menatapnya khawatir. Lantas, gadis itu segera berhambur untuk mendekat, dan selanjutnya Taeyong memeluknya dengan sangat erat.
"Makasih,lo udah nunggu gue"
Bau anyir dan asap rokok tercium saat Jisoo berada didekapannya,namun itu segera hilang ditutupi perasaan bahagiannya.
"Aku minta maaf yong, aku harusnya gabikin kamu sakit hati, aku sadar aku gabisa kehilangan kamu. Aku sadar kamu bener-bener sayang sama aku, aku mau kita sama-sama terus. Aku bakal nerima kamu gimanapun keadaan kamu"
Taeyong mengangguk masih memeluknya, ia kemudian mengelus rambut Jisoo
"Gimanapun kondisi gue, gue gak akan biarin lo terlibat. Gue bakal selalu jagain lo. Gue cuma pengen lo ngerti kalo gue sayang sama lo"
Taeyong semakin mengeratkan pelukannya "Gue ga maksa lo buat nerima gue sebagai pacar lo jis, gue cuma minta lo ijinin gue buat terus cinta sama lo, dan biarin gue ngelindungin lo"
"Kamu boleh cinta sama aku, kamu boleh ngelindungin aku, kamu boleh jagain aku sebagai milik kamu. Karena aku juga mau ngelakuin hal yang sama ke kamu, aku mau disisi kamu terus apapun kondisi kamu"
Jisoo menarik dirinya dari pelukan Taeyong, kemudian menatap mata Taeyong dan memegang pipinya "Terimakasih, udah sabar sayangin aku. Terimakaih udah sabar nungguin aku. Terimakasih yong, aku sayang sama kamu"
Taeyong tersenyum,kemudian sedetik kemudian Jisoo menariknya mengikis jarak diantara mereka, menciumnya dengan lembut.
Taeyong merengkuh pinggang Jisoo, menikmati ciuman Jisoo yang menuntut. Disela sela ciumannya, Taeyong melirik jahil ke arah belakang Jisoo tepat Chanyeol,Myungsoo dan semua teman-temannya memandangnya dengan tatapan jengah.
"Emang beneran sialan tuh anak" celetuk Lisa dengan berkacak pinggang
"Harusnya abang tinggal aja Taeyong disana" sahut Rosè masih bergelayut dilengan Chanyeol
"Harusnya gue doain aja tuh anak koma lagi"
"Gue doain jahitan diperutnya biar lepas lima"
Mendengar celetukan Junhoe dan Jaewon, Myungsoo hanya terkekeh dan Chanyeol hanya menggeleng tak habis fikir.
"Udah-udah ayo masuk, kok malah nyibir orang disini sih" tegur Jaehyun kemudian mengajak semuanya untuk kembali kedalam rumah.
*
End-
Selain Jaeros, ada request cerita lagi? Kalo gaada ya gapapa sih heheh
Oh ya,
Just wait for epilogue ya!! See u!