Makin banyak yang nge-like atau komen, makin semangat nerusinnya. So, jangan pelit bagi VOTE dan KOMEN yaaa...
Happy reading.
=============
Niatnya untuk memberitahu keadaan dirinya yang tengah berbadan dua pada kedua orangtuanya kembali membuatnya ragu. Sudah lebih dari satu jam ia berjalan tanpa arah. Tubuhnya mulai lemas, ia yakin matanya sekarang sudah kembali bengkak karena tanpa sadar tadi ia terus menangis.
Bagaimana mungkin ia pulang dengan wajah pucat, mata bengkak dan tubuh lemas seperti ini? Kedua orangtuanya akan menaruh curiga.
Tanpa sengaja mata Kiara melihat anak-anak yang berlari ke sana kemari, bermain bersama teman-teman sebayanya. Apa ia tega membuang janin yang bahkan belum berbentuk namun sudah mempunyai nyawa tersebut? Kiara menghela nafas, mengelus perutnya yang masih rata. Tidak. Ia takkan tega. Calon bayinya itu tidak bersalah sama sekali. Yang salah adalah keteledorannya yang sudah membiarkan hal itu terjadi.
Ya, kehamilan itu ia anggap sebagai salah satu keteledorannya. Harusnya ia bisa menjaga diri, harusnya ia bisa berpikir kalau apa yang terjadi satu bulan yang lalu bisa saja ia hindari kalau ia dapat berpikir dengan jernih.
'Nasi sudah menjadi bubur.' Perumpamaan itu sangat cocok untuknya. Biar bagaimanapun, Kiara harus bertanggungjawab dengan keadaannya sendiri. Kiara kembali berjalan menuju halte bis untuk segera pulang ke rumahnya.
*****
Michael memukul setirnya berkali-kali. Terlihat sangat kesal karena tidak bisa menemukan taksi yang membawa gadis itu. Kembali mengusap wajahnya dengan kasar lalu menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. Matanya terpejam, ingatannya kembali pada kejadian di mana ia merenggut kesucian seorang gadis.
Michael menatap wajah polos di sampingnya yang masih tertidur dengan lelap. Hanya dengan menatap wajah polos itu saja sudah membuatnya merasa tentram. Ini bukan pertama kalinya ia meminta asistennya mencarikan wanita untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Tapi ini pertama kalinya ia mencoba 'barang baru' yang masih 'tersegel' dan dia lah orang yang pertama kali membuka segel itu. Bibirnya kembali tersenyum.
Michael menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik 'gadisnya'. Sosok polos gadis itu mampu menggetarkan hatinya.
'Kenapa gadis ini mau bekerja seperti ini? Memberikan keperawanannya hanya untuk sejumlah uang? Tapi gadis ini juga sempat mengatakan kalau ia bukan seperti yang aku kira. Apa itu benar?' Berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran Michael.
Michael berjanji, jika gadis ini menuntut, ia akan bertanggungjawab. Bahkan jika perlu ia akan menikahinya. Ia memerhatikan sekali lagi paras cantik yang terlihat kelelahan. Apa ia semalam terlalu bersemangat hingga membuat gadis itu kelelahan?
Ah mengingat kejadian semalam membuat bagian tubuhnya yang lain kembali menegang. Ia sudah memutuskan akan menjadikan gadis ini miliknya. Dengan atau tanpa persetujuan dari gadis itu sendiri.
Michael kembali memerhatikan wajah pucat berhidung mancung itu. Tangannya bergerak untuk mengelus pipi tirusnya. Dilihat dari parasnya, ia yakin gadis ini masih belia. Matanya turun pada bahu telanjang dan ia dapat melihat tulang selangka gadis itu.
'Apa gadis ini tidak makan hingga tubuhnya sekurus ini? Namun kenapa tubuh kurus itu justru yang membuatku sangat bergairah?' Batin Michael.
Michael mengecup keningnya membuat gadis itu bergerak. Ketika mata cokelat itu terbuka, hal pertama yang ia lihat adalah wajah pria yang sudah merenggut kesuciannya. Tubuh gadis itu menegang, detik berikutnya ia menendang tubuh Michael menyebabkan dirinya hampir terjengkang ke lantai kalau saja pria itu tidak sigap menangkap tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YOURS (SELESAI)
ChickLit{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILMKAN } Menjadi single parent di usia muda menuntut Kiara bekerja keras demi memenuhi kebutuhan si buah hati. Sampai ia bertemu dengan Sean, mantan playboy yang berniat melamarnya. Di saat kehidupan baru sudah ada d...