Rajin update kan?
Iya, mumpung rajin. Besok-besok belum tentu serajin ini hahaha...
Betewe, mampir dong ke story mini seri aq yang judulnya 'In The Name of Love'
Pendek kok, cuma 5 bab. Jangan lupa tinggalkan jejak di sana juga ya.
Ok, langsung aja
Happy reading
====
Dua minggu belakangan Kiara disibukkan dengan berbagai macam persiapan pernikahan. Di mulai dari gaun pengantin yang akan ia kenakan. Untuk pemesanan gaun pengantin saja, baik Emma ataupun Helena sempat berbeda pendapat. Akhirnya Kiara mengambil jalan tengah. Siang hari ia akan mengenakan gaun yang dipilih oleh calon mertuanya dan malam harinya akan mengenakan gaun pilihan calon adik iparnya.
Michael sudah mengatakan kepada mereka untuk tidak terlalu pusing memikirkan gaun yang Kiara pakai, bukan karena Michael tidak peduli dengan penampilan calon istrinya. Tapi apapun yang dipakai Kiara nanti, baginya Kiara tetap paling cantik.
Apalagi saat wanita itu tidak mengenakan apa-apa dan berada di bawahnya. Hanya dengan memikirkan hal itu saja, bagian lain tubuhnya menegang.
Di samping itu juga, perdebatan kembali terjadi saat pemilihan tempat di mana acara diselenggarakan. Michael sangat ingin menggunakan fasilitas hotel miliknya, sementara William tidak setuju. Baginya hotel milik putranya masih tidak bisa menampung jumlah tamu yang ia undang. William membutuhkan tempat yang lebih besar. Pada akhirnya Michael terpaksa mengalah. Ia menuruti perintah ayahnya. Hanya saja untuk urusan kamar pengantin, mereka sepakat menggunakan penthouse milik Michael yang ada di lantai teratas hotelnya.
Bukan tanpa sebab, Michael ingin menghilangkan rasa trauma Kiara. Di tempat itulah semuanya bermula. Dan ia ingin menghapus trauma wanita itu dan menggantinya dengan kenangan indah mereka. Michael harap semuanya berjalan lancar.
Untuk urusan makanan, pihak keluarga mempercayai sepenuhnya pada Megan. Ia merupakan dokter handal, jadi mengetahui apa saja makanan yang sehat dan baik bagi tubuh.
Luthfi? Wanita paruh baya itu tinggal terima beres. Baik Michael ataupun keluarga Henderson yang lain sudah sepakat untuk tidak membebani Luthfi dengan pekerjaan yang berat. Bukan karena mereka tidak percaya, tapi ini sebagai permintaan maaf dan penebusan dosa selama ini. Walaupun demikian, pendapat Luthfi selalu diutamakan dan sejauh ini yang dilakukan oleh keluarga Henderson mendapat sambutan baik darinya.
"Bagaimana dengan gaunnya, Kiara? Apa semuanya sudah beres?" Tanya Luthfi. Kiara baru saja tiba di rumah, ia memijit kakinya yang terasa pegal.
"Sudah sembilan puluh persen, Bu. Hanya menambah sedikit ornamen di sana sini."
Luthfi duduk di samping Kiara, "Kau sangat beruntung, Kiara. Jika saja Ayahmu masih hidup..." Luthfi menghapus airmatanya yang tiba-tiba saja menetes.
Mendengar ucapan ibunya, Kiara menghentikan pijatan pada kakinya. Rasa bersalah itu kembali menyeruak. Ia menoleh pada sang ibu dan memeluknya erat. "Maafkan aku, Bu."
Sampai detik ini, Kiara tidak bisa melupakan kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah. Ia merasa sangat bersalah. Kejadian itu menjadi momok menakutkan baginya. Demi menyelamatkan dirinya dan juga Max, ayahnya rela menjadi korban.
Masih terekam jelas bagaimana kejadian itu terjadi di depan matanya. Saat itu Max dalam kondisi sakit dan dengan ditemani sang ayah, mereka berencana pergi ke dokter. Tiba-tiba saja taksi yang membawa mereka oleng ke sisi badan jalan untuk menghindari truk yang mengebut. Sopir taksi tewas seketika, sementara Kiara dan Max yang berada di posisi belakang, terjepit.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YOURS (SELESAI)
ChickLit{ BELUM DITERBITKAN, APALAGI DI FILMKAN } Menjadi single parent di usia muda menuntut Kiara bekerja keras demi memenuhi kebutuhan si buah hati. Sampai ia bertemu dengan Sean, mantan playboy yang berniat melamarnya. Di saat kehidupan baru sudah ada d...