Part 5: Deathbed

1K 139 4
                                    

Suara geraman rendah terdengar di belakangku. Aku berbalik dan menemukan seekor makhluk aneh. Makhluk raksasa dengan kepala anjing dengan tubuh serupa burung gagak raksasa. Kakinya bukan kaki burung, melainkan kaki seekor naga dengan ekor kalajengjing.


Aku mundur menjauh dari geramannya. Punggungku bersentuhan dengan jeruji besi.
Mata anjing itu begitu menakutkan. Bola matanya merah dengan gigi taring yang runcing bagai pedang yang berliur basah. Serta sayap hitam gagak itu memiliki tanduk runcing di sikutnya.
Makhluk itu bergerak mendekat secara perlahan..

Aku ketakutan.., apa pada akhirnya aku mati disini?

 

  Oh, Jimin...
Kumohon keluarkan aku dari sini...

..

  Makhluk itu mendekat. Menyeringai dan mengonggong nyaring dengan liur dimana-mana. Ekornya melayang-layang di atas ku.

  "Mundur..."
Aku memperingati makhluk itu walau aku tahu mungkin dia tidak mengerti apa yang aku katakan.

  "Kumohon menjauhlah dariku.." aku hampir menangis kala hidungnya mengendusi tubuhku.

Aku bergetar menyandar di jeruji. Beberapa titik di bajuku basah karena air liurnya. Aku menahan napas saat anjing itu menggeram. Secara tidak sengaja aku memukulnya karena terlalu kalut. Lalu detik berikutnya dia berdiri, menggeram marah dengan ekor yang melayang kepadaku.

  Aku tersentak.

  Merasakan tajamnya jarum pada ekor kalajengking yang berhasil menancap di dadaku. Begitu dalam dan beracun.

  Mataku terbelalak ketika makhluk itu menarik ekornya dan menancapkannya sekali lagi di bagian yang sama.

  Darah keluar dari lubang mengangga di dadaku. Aku tergeletak di lantai batu keras setelah ekor makhluk itu lepas dari tubuhku.

  Aku terbata-bata memanggil Jimin untuk meminta tolong.

  Si iblis tertawa-tawa. Dan si Anjing terus mengawasiku. Menungguku mati sebelum menyantapnya.

  Aku sekarat untuk sekali lagi.

  Kali ini rasa sakitnya beberapa kali lipat dari sebelum-sebelumnya. Tenggorokanku kering dan aku begitu haus akan air. Sementara air mataku keluar dan darah bergejolak keluar dari lubang mengangga di dadaku.

  Aku terbatuk. Mengeluarkan darah segar dari mulutku.

  Penglihatanku mengabur. Rasa sakit yang mencekik di tenggorokanku menjalar ke tubuhku yang lain.

  "Selamat menikmati ajalmu.."
Aku melihat si iblis berdiri di depanku dengan kilat petir yang mengumpal di tangan kanannya.

  Aku tidak bisa berpikir lagi. Yang aku inginkan hanya mati dalam damai, bukan dengan menyakitkan seperti ini.

  "Selamat datang di Neraka.."

  Yang aku lihat terakhir adalah kilat merah yang melayang ke arahku dari si Iblis. Lalu rasa terbakar yang membuatku mati rasa dan tertidur untuk selamanya.

Love & Enemy || Kim Taehyung (V) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang