Day 14/13 April 2017/16.21pm[REVISED]

133 16 18
                                    

[New York Times Square/16.21 pm]

Asap hitam pekat terlihat membumbung tinggi dari sebuah tumpukan ban yang terbakar, dan di sekeliling nya terlihat para pihak berwenang seperti polisi, tentara dan warga biasa bentrok satu sama lain nya.

"Kembalikan listrik kepada kami...!!!"

"Pemerintah berbohong soal listrik, mereka hanya tak mau memberikan listrik lagi...!!!"

"Semua unit, siaga...Jangan biarkan massa mendekat ke Gedung Putih..."

Semua ini bermula ketika sekelompok massa yang mengadakan unjuk rasa di Times Square, mulai bertindak anarkis.

Padahal, sebelum nya aksi ini hanya di isi oleh orasi dan pidato oleh seorang pemimpin massa, namun ada seseorang yang mulai keributan ini dengan melemparkan sebuah bom molotov ke arah kumpulan polisi yang sedang berjaga di sekitar mereka.

"Wuusshhh...duarrrr...!!!"

Seketika, kerumunan polisi yang berjaga pun berhamburan menghindari rekan mereka yang terbakar oleh ledakan molotov tersebut.

"Siapa yang telah melempar bom itu? Tangkap siapapun yang melempar bom tersebut...!!!"

Langsung saja, polisi yang sudah terprovokasi karena lemparan molotov itu, menyerbu ke arah para demonstran yang ber-orasi itu.

Tak terelakan, bentrokan pun langsung pecah.
Polisi yang hanya menggunakan tameng dan baton itu, maju merangsek ke kerumunan massa, tepat nya ke arah lemparan bom molotov itu berasal.

Karena merasa terancam, para massa yang sedang unjuk rasa itu pun sontak mengeluarkan senjata.
Tongkat, pipa besi, pecahan botol
Yah, ciri khas massa demonstrasi.

"Buakk...!!!"
"Argghhh...!!!"
"Kurang ajar, jangan main pukul sembarangan...!!!"

Terdengar bunyi pukulan, umpatan bahkan ada orang yang tak ada hubungan nya juga ikut terlibat.

Ya, seorang pria mengenakan jas coklat dengan baju kantor khas karyawan swasta, mengenakan ID card bertuliskan "Sunshine Electricity ".

Riley Ward, pria kantoran itu yang ikut terjebak oleh arus keributan massa, terombang-ambing karena kerumunan itu semakin rusuh dan menjadi berbahaya, karena bisa saja ia kena pukul, entah oleh massa atau polisi yang sedang bentrok itu.

"Sial...harus nya aku diam saja dirumah, namun karena aku harus bertugas di kantor dan mengambil buku di perpustakaan nasional, aku terjebak di kerumunan sial ini".

Ia pun memperhatikan sekeliling nya, polisi dan pengunjuk rasa saling hantam dengan baton dan tongkat kayu milik masing-masing.

Sadar kalau ia harus secepatnya keluar dari kerumunan ini sebelum terkena pukulan, ia pun memcoba menyelinap sambil menunduk dan menutup kepala nya dengan tas kerja dsn buku yang ia bawa, namun...

"Buakkk...!!!"

Mendadak, pandangan nya memburam setelah ia menerima sebuah pukulan telak di kepala nya itu.

"Sial...apa aku akan mati di sini?"

Lalu, samar-samar terdengar suara seseorang, entah lelaki atau wanita yang jelas, sepertinya orang tersebut sedang berusaha untuk keluar dari kerumunan ini.

Powerless/A World Without LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang